Hati adalah tempat lahirnya niat atau hasrat untuk bertindak, tempatnya taqwa juga di hati.
Dalam haditsnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata : "Attaqwa Haahunaa".
Artinya, Taqwa itu disini, seraya Rasulullah menunjuk dadanya.
Orang kerap mengatakan, menilai orang yang terpenting adalah hatinya.
Itu Bisa Benar, karena Allah Subhaanahu wa ta'ala memang tidak menilai apapun dari kita kecuali hati dan amal.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" sesungguhnya Allah tidak menilai bentuk tubuhmu, suaramu, tidak juga rupamu, tapi ia menilai hati dan amalmu."
Hati yang bersih , terhindar dari semua penyakit hati, yang paling berbahaya adalah dengki.
Yang dimaksud dengki disini, adalah sifat menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain, dan tak ingin oleh orang lain memiliki hal tersebut.
Ini termasuk sikap yang curang.
Sikap seperti itu kerap di istilahkan hasad, dan Rasulullah sangat melarang ummatnya memendam hasad.
Hati adalah tempat atau pusat segala perasaaan (emosi) :
Rasa sedih, senang, marah, benci, dendam dengki, cinta dan sebagainya ada dalam hati.
Kondisi hati berpengaruh kuat pada kondisi badan atau anggota tubuh yang lain.
Maka dengan itu diupayakan agar jangan sampai hati kita menjadi sakit.
Beberapa penyakit hati selain dengki adalah takabur (sombong), riya (pamer), bakhil (pelit, kikir), serta wahn (cinta dunia dan takut mati) yang membuat kita menghindari atau lari dari jalan Allah.
Hasad digambarkan Nabi ibarat api yang memakan kayu bakar. Kebaikan itulah yang diandaikan kayu bakar, saat kita dengki, maka semua kebaikan kita akan habis, terbakar seperti kayu bakar.
Sungguh sayang jika kebaikan tersebut itu hilang dan tak berarti.
Cara yang paling mudah keluar dari lilitan kedengkian semacam ini, salah satunya dengan selalu berprasangka baik / mengharapkan selalu dalam kebaikan bagi orang lain.
Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri.
Dengan begitu kita tidak akan menyakitinya.
Nabi pernah mengatakan :
"Tidak sempurna keimanan seseorang di antara kalian, sebelum ia mencintai sesuatu pada saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri."
Rasul juga menegaskan orang-orang Muslim itu satu tubuh, salah satunya sakit yang lain ikut sakit.
Dalam keseharian, sifat dengki memuncak manakala kita selalu iri dengan orang lain, sementara diri tidak punya daya meraih apa yang diperoleh orang tersebut.
Misalnya, sempatkan mengunjungi rumah sakit, rumah- rumah kumuh, dan di beberapa tempat banyak orang miskin terkumpul.
Niscaya, hati bisa ikut tersiram dan tergugah.
Perlahan-lahan kesombongan dan dengki itu akan terkikis.
Lain halnya dengan sifat iri meraih ilmu setingi- tinginya , ini iri satu-satunya yang baik.
Tapi, jangan pernah mengharapkan orang lain menjadi bodoh.
Hilangkan dengki, agar amalan tidak berkurang.
Dan selalu mengharapkan yang terbaik buat orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar