Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh _monggo pinarak ingkang sekeco_

Sabtu, 30 April 2011

Pojok Ngaji Terjemah Al-Hikam karya Syaikh Ibnu Aththoillah oleh Ustadz Salim Bahreisy – Hikmah no 4

Pojok Ngaji Terjemah Al-Hikam karya Syaikh Ibnu Aththoillah oleh Ustadz Salim Bahreisy – Hikmah no 4

Sahabats, Setelah kita mulai belajar merenungkan dan berjuang mengamalkannya setahap demi setahap hikmah-hikmah yang penuh kedalaman makna dari seorang shiddiqin, yaitu Syaikh Ibnu Aththoillah ra.marilah kita melanjutkannya ke hikmah berikutnya.
Dengan membaca Bismillahirrahmannirahim, serta kalau sahabat-sahabat tidak berkeberatan mengirimkan fadhillah/keutamaan bacaan QS. Al-Fatihah kepada Sang Syaikh Ibnu Aththoillah dan Ustadz Salim Bahreisy, mari kita awali kajian dan renungan kita
______________________________________________________________________________________
Hikmah no 4"Istirahatkan dirimu dari at-tadbir(kerisauan mengatur kebutuhan), sebab apa yang sudah dijaminkan/diselesaikan oleh selainmu, tidak perlu engkau sibuk memikirkannya."

Ustadz Salim Bahreisy menambahan dalam buku terjemahannya di hal 14:
Sebagai seorang hamba, kita wajib dan harus melulu mengenal kewajiban, sedang jaminan upah/balasan ada di tangan majikan, maka tidak usah merisaukan pikiran maupun perasaan untuk mengatur (tadbir), karena mengkhawatirkan apa yang telah dijaminkan itu tidak tiba, atau terlambat.
Sebab ragu terhadap jaminan Allah adalah tanda kurangnya iman kita.
_____________________________________________________________________________________
Sahabats, Marilah kita menyadari bahwa kalimat hikmah tersebut keluar dari seorang yang pengenalannya (ma'rifat) kepada Allah beserta Af'al, Shifat dan Asma-Nya telah mencapai maqam/tingkat yang jauh di atas maqam kita, yaitu kesempurnaan atas seizin Allah.
Beliau yang telah mengenal bahwa Allah adalah Rabb yang sempurna Pemeliharaan serta Pemberian Rezeki-Nya kepada makhluk-makhluknya, menasihatkan kepada kita yang seringkali kelalaian kita menyebabkan kurang yakinnya kita atas Pemeliharaan serta Penjaminan rezeki kita oleh Allah.
Hendaknya kesibukan kita lebih berfokus pada penyempurnaan penunaian kewajiban-kewajiban kita kepada Allah, sebab Dia, Rabb yang sekaligus Ar-Raazak pasti akan membalas penunaian kewajiban tersebut dengan anugrah-Nya yang akan mencukupi kebutuhan kita.
Di antara kewajiban kita yang telah Allah firmankan dalam Al-Quran antara lain,"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."(QS. ThaaHa [20]:14)"

…Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada Nya", (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."(QS. Ar-Ra'ad [13]:28)"
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."(QS. Al-A'raaf [7]:172)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik".Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."(QS. Al-An'am [6]:161-162)"
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."(QS. Al-Baqarah [2]: 45-46)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang lubb-nya aktif (ulilalbab), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."(QS. Ali Imran [3]: 190-191)
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."(QS. ThaaHaa [20]:132)

Laa haula wa laa quwwata illa billahil 'Aliyyul 'Adhim.

Wa Allahu A'lam bi shawwab.[]


Pojok Ngaji Terjemah Al-Hikam karya Syaikh Ibnu Aththoillah oleh Ustadz Salim Bahreisy – Hikmah no 4 | Serambi Tashawwuf

http://serambitashawuf.wordpress.com/2011/04/08/pojok-ngaji-terjemah-al-hikam-karya-syaikh-ibnu-aththoillah-oleh-ustadz-salim-bahreisy-hikmah-no-4/

Jumat, 29 April 2011

Kisah Khalifah Umar Bin Khattab yang Melayani Rakyat-nya 


Kisah ini merupakan kisah inspiratif dari khalifah Umar Bin Khattab yang senantiasa melayani rakyatnya , bahkan beliau secara diam - diam melakukan perjalanan keluar masuk kampung untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
 Beliau tidak ingin satu pun rakyatnya tidak terlayani , hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada rakyatnya yang dilalaikan. 

Suatu malam , bersama salah seorang pembantunya, Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil. 

Dari sebuah rumah yang tak layak huni, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan.

 Umar bin khattab dan pembantunya bergegas mendekati rumah itu.
 Setelah mendekat, Umar melihat seorang perempuan tengah memasak di atas tungku api.
 Asap mengepul dari panci, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang. 

“Assalamu’alaikum,” Khalifah Umar m

Kisah Khalifah Umar Bin Khattab yang Melayani Rakyat-nya


Kisah ini merupakan kisah inspiratif dari khalifah Umar Bin Khattab yang senantiasa melayani rakyatnya , bahkan beliau secara diam - diam melakukan perjalanan keluar masuk kampung untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
Beliau tidak ingin satu pun rakyatnya tidak terlayani , hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada rakyatnya yang dilalaikan.

Suatu malam , bersama salah seorang pembantunya, Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil.

Dari sebuah rumah yang tak layak huni, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan.

Umar bin khattab dan pembantunya bergegas mendekati rumah itu.
Setelah mendekat, Umar melihat seorang perempuan tengah memasak di atas tungku api.
Asap mengepul dari panci, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.

"Assalamu'alaikum," Khalifah Umar memohon izin untuk masuk.

Si Ibu yang tidak mengetahui siapa gerangan tamu nya itu memberi izin untuk masuk.

"Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?" tanya Umar.

Si ibu itu menjawab, "Anakku."

"Apakah ia sakit?"

"Tidak," jawab si ibu lagi. "Tapi ia kelaparan."

Khalifah Umar ingin sekali mengetahui apa yang sedang dimasak oleh ibu itu.
Kenapa begitu lama sudah dimasak tapi belum juga matang.
Akhirnya khalifah Umar berkata, "Wahai ibu, Apa yang sedang engkau masak?"

Ibu itu menjawab, "Engkau lihatlah sendiri!"

Khalifah umar dan pembantunya segera melihat ke dalam panci tersebut.

Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut seraya memastikan Umar berteriak, "Apakah engkau memasak batu?"

Perempuan itu menganggukkan kepala.

Dengan suara lirih, perempuan itu menjawab pertanyaan khalifah Umar, "Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku.
Aku seorang janda.
Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa.
Sementara aku berusaha untuk bekerja tetapi karena kewajiban menjaga anakku, hal itu tidak dapat kulakukan.
Sampai waktu maghrib tiba, kami belum juga mendapatkan makanan apapun juga.
Anakku terus mendesakku.
Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci.
Kemudian batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi.
Ternyata tidak.
Ia tetap sajamenangis.

Sungguh Khalifah Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin.
Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya."

Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, pembantu khalifah Umar ingin menegur perempuan itu.
Namun khalifah Umar dengan cepat mencegahnya.

Dengan air mata berlinang ia pamit kepada si Ibu dan mengajak pembantunya cepat-cepat pulang ke Madinah.
Khalifah Umar langsung menuju gudang baitul mal untuk mengambil sekarung gandum dan memikulnya di punggungnya.
Ia kembali menuju ke rumah perempuan tadi.

Di tengah perjalanan sang pembantu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung itu."
Khalifah Umar menjawab dengan air mata yang berlinang: "Rasulullah pernah berkata, jika ada seorang pemimpin yang membiarkan rakyatnya mati kelaparan tanpa bantuan apapun, Allah mengharamkan surga untuknya." Khalifah Umar kemudian melanjutkan, Biarlah beban berat ini yang akan membebaskanku dari siksaan api neraka kelak."

Dalam kegelapan malam Khalifah Umar berjuang memikul karung gandum itu, hingga akhirnya ia sampai ke rumah sang Ibu.
Dengan kaget, sang Ibu bertanya: "Siapakah anda?
Bukankah anda yang datang tadi?"

Khalifah Umar tersenyum dan menjawab, "Benar. Saya adalah seorang hamba Allah yang diamanahkan untuk mengurus seluruh keperluan rakyat saya. Maafkan saya telah mengabaikan anda."

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa seorang pemimpin tidak seharusnya termanjakan untuk pelayanan dari bawahan maupun instansinya .
Melainkan seorang pemimpin harus melayani bawahannya maupun rakyatnya .
Tentunya pimpinan merupakan amanah yang diberikan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas.

Al-Hikam 3. Pendekatan Abdi pada Khaliqnya – Syaikh Ibnu Aththoillah Al Iskandary. 

 3.“Kekerasan himmah itu, tidak dapat menembus tirai takdir.” 



Al-Hikam 3. Pendekatan Abdi pada Khaliqnya – Syaikh Ibnu Aththoillah Al Iskandary.

3."Kekerasan himmah itu, tidak dapat menembus tirai takdir."

* Pengertian himmah
Menurut Ibnu Qoyyim ra., bahwa himmah adalah awal hasrat.
Secara khusus, orang-orang mengartikannya sebagai puncak hasrat.
* Hammu adalah permulaan hasrat, dan himmah adalah puncak hasrat.

Ustadz Salim Bahreisy dalam terjemahnya menambahkan dengan mengutip ayat-ayat Al-Quran berikut:

"Al Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam." (QS. At-Takwir [81]:27-29)

Juga,
"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Insan [76]:30)

Dalam Al-Quran, persoalan takdir Allah firmankan dengan serangkaian ayat-ayat-Nya yang membutuhkan qalb/hati yang suci dari penyakit-penyakitnya serta akal nalar yang memenuhi kaidah mantiq/hukum logika yang tertib.
Karena seandainya kita memahami ayat-ayat tersebut sepotong-sepotong dan tidak menganalisis secara nalar dengan paripurna, ditambah kemudian hati kita sedang terkuasai oleh penyakit melampiaskan hawa nafsu diri, maka kitapun akan salah dalam menangkap makna takdir seperti yang Allah kehendaki.

Sekedar menambah wawasan kita tentang takdir dalam Al-Quran, terdapat ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah-lah yang memberi hidayah/petunjuk atau pun menyesatkan kepada kita, misalnya:

"Maka apakah orang yang dijadikan menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik.?
Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. Fathir[35]:8)

Namun pada ayat-ayat lainnya disebutkan bahwa kita yang hendaknya mengubah keadaan diri kita.

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS.Ar-Ra'd[13]:11)

Dalam memahami persoalan takdir yang nampak rumit namun penting dalam kehidupan kita, sesungguhnya kita (saya lebih tepatnya) benar-benar memerlukan bimbingan seorang guru yang telah memperoleh kesempurnaan ma'rifatullah.

Dalam hikmah no 3 di atas, Syaikh Ibnu Aththoillah ra., seorang yang qalb-nya telah mencapai kesempurnaan ma'rifatullah menyampaikan bahwa sekuat apa pun himmah kita, hal itu tidak akan mampu menembus takdir diri kita.

Dengan senantiasa memohon rahmat dan bimbingan Allah, marilah kita merenungkan serta berusaha mengamalkan hikmah tersebut.
Semoga Allah meridhoi kita. Amiin. ..

Wallahu a'lam bi shawwab (Dan Allah-lah yang Paling berilmu dengan Kebenaran-Nya) [].

Sumber : http://triboedihermawan.com/2011/04/01/ngaji-terjemah-al-hikam-karya-syaikh-ibnu-aththoillah-oleh-ustadz-salim-bahreisy-hikmah-no-3/

Kamis, 28 April 2011

Al-Hikam 2. Pendekatan Abdi pada Khaliqnya – Syaikh Ibnu Aththoillah Al Iskandary. 

 
 2.“Keinginanmu untuk tajrid , padahal Allah masih menempatkan kamu pada masih dalam asbab/ahli kasab , itu termasuk syahwat khafiyyah .
 Sebaliknya keinginanmu untuk kasab padahal Allah telah menempatkan dirimu pada golongan tajrid , maka keinginanmu tersebut berarti menurun dari himmah al-’aliyyah. ” 


Al-Hikam 2. Pendekatan Abdi pada Khaliqnya – Syaikh Ibnu Aththoillah Al Iskandary.


2."Keinginanmu untuk tajrid , padahal Allah masih menempatkan kamu pada masih dalam asbab/ahli kasab , itu termasuk syahwat khafiyyah .
Sebaliknya keinginanmu untuk kasab padahal Allah telah menempatkan dirimu pada golongan tajrid , maka keinginanmu tersebut berarti menurun dari himmah al-'aliyyah. "

* Tajrid adalah melulu beribadah serta mengagungkan Allah karena keyakinan yang kuat terhadap jaminan Allah terhadap kebutuhan hidupnya.
* Sedangkan yang dimaksud masih dalam asbab/ahli kasab adalah semua perbuatan kita masih dalam wilayah hukum sebab-akibat.

* Syahwat khoffiyah adalah cinta duniawi yang tersembunyi/tersamar.

* Sedangkan himmah al-'aliyyah adalah semangat tinggi berma'rifat yang Allah anugrahkan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia pilih.

Ustadz Salim Bahrisy dalam terjemahnya menambahkan sbb:

Sebab kewajiban kita sebagai seorang hamba, adalah menyerah kepada apa yang dipilihkan oleh majikannya.
Lebih-lebih apabila majikan itu Allah yang mengetahui benar-benar apa yang menguntungkan dan yang menyusahkan bagi kita.

Dan tanda bahwa Allah menempatkan diri kita dalam golongan Al-asbab (golongan yang harus berusaha kasab/bekerja adalah bila terasa ringan bagi kita mengerjakan pekerjaan/kasab tersebut, dan hal itu tidak menyebabkan kita meninggalkahn kewajiban-kewajiban agama.
Juga dengan hasil kerja itu tidak menambah ketamakan kita pada dunia serta melupakan hak orang lain.

Sebaliknya, tanda bahwa Allah SWT telah mendudukkan seseorang dalam golongan Ahli tajrid (hamba yang tidak berkewajiban kasab karena keyakinannya bahwa Allah adalah Ar-Raazak sedemikian kuat Dia tancapkan ke dalam qalb-nya) adalah bila Allah memudahkan baginya kebutuhan hidupnya dari jalan yang tak disangka (min ghairu laa yahtasib), kemudian sekiranya terjadi kekurangan jiwanya tetap tenang karena bersandar kepada ketawakalannya kepada Allah dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya.

Syaikh Ibnu Aththoilah diriwayatkan pernah berkata :
"Beberapa kali aku telah meninggalkan pekerjaan kasabku tetapi terpaksa kembali berkasab, sehingga akhirnya akulah yang ditinggalkan kasab itu, maka tiadalah aku kembali kepadanya lagi.
Seorang murid merasa, bahwa tak mungkin sampai kepada Allah dan masuk dalam barisan para kekasih Allah dengan cara sibuk dengan ilmu-ilmu syariat lahir serta bergaul dengan masyarakat, lalu ia menghadap Syaikh-nya.
Tapi sebelum ia bertanya,Sang Syaikh bercerita,
'Ada seorang yang terkemuka dalam ilmu syariat lahir, ketika ia mulai dapat merasakan sedikit dari perjalanan suluk ini, ia datang menemuiku dan berkata,'Aku akan meninggalkan kebiasaanku untuk mengikuti perjalananmu Guru.
' Syaikh kemudian berkata,'Bukan itu yang harus kamu lakukan, namun tetaplah dalam kedudukanmu semula, sedang apa yang akan Allah berikan kepadamu pasti sampai (tercapai) kepadamu.

Memang untuk bisa mengenali kedudukan kita yang Allah kehendaki saat ini, apakah ahli tajrid ataukah masih dalam asbab/ ahli kasab membutuhkan beberapa hal yang sangat berat dan tidak mudah.
Yaitu membutuhkan qalb yang mampu menjadi media menangkap kehendak Allah atas diri kita secara terus menerus, seperti yang disampaikan Rasulullah saw.

Dalam hadits qudsy berikut:
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda :
"Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman:
"Barang siapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu tidak mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku sukai dari pada sesuatu yang Aku fardhukan atasnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sunnat-sunnat sampai Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang diapakai untuk mendengar, penglihatan yang dia gunakan untuk melihatnya, tangan yang dia gunakan untuk menamparnya dan kaki yang untuknya dia berjalan. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku sungguh-sungguh memberinya. Jika ia memohon kepadaKu,niscaya Aku benar-benar melindunginya. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku lakukan seperti kebimbangan Ku terhadap jiwa hambaKu yang beriman ini yang mana ia tidak senang mati sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Untuk hal itu, marilah kita senantiasa berjuang dan berjuang dalam melawan dominasi hawa nafsu, syahwat, serta tipu daya para musuh para Nabi dan Rasul Allah.
Serta tak lupa untuk selalu memohon perlindungan, bimbingan dari Allah SWT.
Laa haula wa laa quwwata illabillahi.

Wallahu a'lam bi shawwab []

Rabu, 27 April 2011

Al-Hikam - Pendekatan Abdi pada Khaliqnya 1. Setengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat kurnia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan/dosa.

Al-Hikam - Pendekatan Abdi pada Khaliqnya


1. Setengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat kurnia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan/dosa.

Kalimat : Laa ilaha illallah.
Tidak ada Tuhan, berarti tidak ada tempat bersandar, berlindung, berharap kecuali Allah, tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak melainkan Allah.

Dhohirnya syari`at menyuruh kita beramal, sedangkan hakikat syari`ah melarang kita menyandarkan diri pada amal usaha itu, supaya tetap bersandar pada kurnia rahmat Allah.

Kalimat : Laa haula wala quwwata illa billahi.
Tidak ada daya untuk mengelakkan diri dari bahaya kesalahan dan tidak ada kekuatan untuk berbuat amal kebaikan kecuali dengan bantuan pertolongan Allah dan kurnia rahmatNya semata-mata.

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Yunus : 58).


Sedang bersandar pada amal usaha itu berarti lupa pada kurnia rahmat Allah yang memberi taufiq, hidayah kepadanya yang akhirnya pasti ia ujub , sombong, merasa sempurna diri, sebagaimana yang telah terjadi pada iblis ketika diperintah bersujud kepada Adam, ia berkata :
Iblis berkata: "Aku lebih baik dari padanya (Adam), karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Shaad : 76).

Juga telah terjadi pada Qaarun ia berkata :
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". (Al-Qashash : 78).

Apabila kita dilarang menyekutukan Allah dengan berhala, batu, kayu, pohon,binatang dan manusia, maka janganlah menyekutukan Allah dengan kekuatan diri sendiri, seolah-olah merasa sudah cukup kuat dan dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah, tanpa rahmat, hidayah dan kurnia Allah.

Sedangkan kita harus bertauladan pada Nabi Sulaiman as.
Ketika ia menerima ni`mat kurnia Allah, ketika mendapat istana ratu Balqis.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip".
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya).
Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (An Naml : 40).


Petunjuk
Sumber : Buku Al-Hikam Pendekatan Abdi pada Khaliqnya

oleh Abul Fadhel Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Alhusain bin Atha`Illah Al Iskandary.

Selasa, 26 April 2011

Nasir Al-Qatami :: Juz Amma Intro

Emotional Juz-amma (WOW) - ناصر القطامي - Al-Qatamy

Zikir / Wirid / Doa Lepas Solat (Sembahyang)

doa selamat

Do'a Ukasah

Do'a Ukasah Tarjamah - Part 1

Do'a Nubuwah

SELAWAT SYIFA

Taddabur Al Qur'an - Surah Al Waqiah - Terjemahan Bahasa Indonesia 1 of 2

Dua' Zikr/Dhikr/Salawat Nabawi السلام عليك ايها النبي الرئيس

Sang Penulis Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibnu Aththoillah ra. 

 Dalam rangka meneladani kehidupan para kekasih Allah ra., kali ini kami sajikan tulisan tentang Kisah Kehidupan Syeikh Ibnu Aththailah penulis kitab Al-Hikam yang penuh hikmah. 

 Semoga Allah membimbing kita untuk mengambil bermanfaat…amin. 
======================================= 

 Kelahiran dan keluarganya 
Pengarang kitab al-Hikam yang cukup populer di negeri kita ini adalah Tajuddin, Abu al-Fadl, Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Karim bin Atho’ al-Iskandari al-Judzami al-Maliki al-Syadzili. 
 
 Beliau berasal dari bangsa Arab.
 Nenek moyang beliau berasal dari Judzam yaitu salah satu Kabilah Kahlan yang berujung pada Bani Ya’rib bin Qohton, bangsa Arab yang terkenal dengan Arab al-Aa’ribah.
 Kota Iskandariah merupakan kota kelahiran sufi besar ini.
 Suatu tempat di mana keluarga beliau tinggal

=?UTF-8?B?ZGFuIGtha2VrIGJlbGlhdSBtZW5nYWphci4g4oCp?=
Kendatipun nama beliau hingga kini demikian harum,...
Date: Tue, 26 Apr 2011 12:51:07 +0800
Message-ID: <kZyqYlccRQn0.XvnqpPyz@nokia-free.smtp.mail.yahoo.com>
X-Mailer: EPOC Email Version 2.10
MIME-Version: 1.0
Content-Language: i-default
Content-Type: multipart/mixed;
boundary="EPOC32-cVtNgTMPrNF'gYPYtnlfgH4RMYvhVWr+HT,kZmjGDgmHv3Cf"

This is a MIME Message

--EPOC32-cVtNgTMPrNF'gYPYtnlfgH4RMYvhVWr+HT,kZmjGDgmHv3Cf
Content-Type: text/plain; charset=UTF-8
Content-Disposition: inline
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable

Sang Penulis Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibnu Aththoillah ra.=0D

Dalam rangka meneladani kehidupan para kekasih Allah ra., kali ini kami =
sajikan tulisan tentang Kisah Kehidupan Syeikh Ibnu Aththailah penulis =
kitab Al-Hikam yang penuh hikmah.=0D

Semoga Allah membimbing kita untuk mengambil =
bermanfaat=E2=80=A6amin.=0D
=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=
=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=3D=0D

Kelahiran dan keluarganya=0D
Pengarang kitab al-Hikam yang cukup populer di negeri kita ini adalah =
Tajuddin, Abu al-Fadl, Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Karim bin =
Atho=E2=80=99 al-Iskandari al-Judzami al-Maliki al-Syadzili.=20
=20
Beliau berasal dari bangsa Arab.
Nenek moyang beliau berasal dari Judzam yaitu salah satu Kabilah Kahlan =
yang berujung pada Bani Ya=E2=80=99rib bin Qohton, bangsa Arab yang =
terkenal dengan Arab al-Aa=E2=80=99ribah.
Kota Iskandariah merupakan kota kelahiran sufi besar ini.
Suatu tempat di mana keluarga beliau tinggal dan kakek beliau mengajar. =

Kendatipun nama beliau hingga kini demikian harum, namun kapan sufi agung =
ini dilahirkan tidak ada catatan yang tegas.
Dengan menelisik jalan hidupnya DR. Taftazani bisa menengarai bahwa ia =
dilahirkan sekitar tahun 658 sampai 679 H.=0D

Ayah beliau termasuk semasa dengan Syaikh Abu al-Hasan al-Syadili =
-pendiri Thariqah al-Syadzil iyyah-sebagaimana diceritakan Ibnu =
Atho=E2=80=99 dalam kitabnya =E2=80=9CLathoiful Minan =E2=80=9C : =
=E2=80=9CAyahku bercerita kepadaku, suatu ketika aku menghadap Syaikh Abu =
al-Hasan al-Syadzili, lalu aku mendengar beliau mengatakan: =E2=80=9CDemi =
Allah=E2=80=A6 kalian telah menanyai aku tentang suatu masalah yang tidak =
aku ketahui jawabannya, lalu aku temukan jawabannya tertulis pada pena, =
tikar dan dinding=E2=80=9D.=0D

Keluarga Ibnu Atho=E2=80=99 adalah keluarga yang terdidik dalam =
lingkungan agama, kakek dari jalur nasab ayah beliau adalah seorang ulama =
fiqih pada masanya.
Tajuddin remaja sudah belajar pada ulama tingkat tinggi di Iskandariah =
seperti al-Faqih Nasiruddin al-Mimbar al-Judzami.
Kota Iskandariah pada masa Ibnu Atho=E2=80=99 memang salah satu kota =
ilmu di semenanjung Mesir, karena Iskandariah banyak dihiasi oleh banyak =
ulama dalam bidang fiqih, hadits, usul, dan ilmu-ilmu bahasa arab, tentu =
saja juga memuat banyak tokoh-tokoh tashawwuf dan para Auliya=E2=80=99 =
Sholihin.=0D

Oleh karena itu tidak mengherankan bila Ibnu Atho=E2=80=99illah tumbuh =
sebagai seorang faqih, sebagaimana harapan dari kakeknya.=20
Namun kefaqihannya terus berlanjut sampai pada tingkatan tasawuf.
Hal mana membuat kakeknya secara terang=C2=ACterangan tidak =
menyukainya.=0D

Ibnu Atho=E2=80=99 menceritakan dalam kitabnya =E2=80=9CLathoiful =
minan=E2=80=9D : Bahwa kakek belau adalah seorang yang tidak setuju dengan =
tasawwuf, tapi mereka sabar akan serangan dari sang kakek.
Di sinilah guru Ibnu Atho=E2=80=99 yaitu Syaikh Abul Abbas al-Mursy =
mengatakan: =E2=80=9CKalau anak dari seorang alim fiqih Iskandariah (Ibnu =
Atho=E2=80=99illah) datang ke sini, tolong beritahu aku=E2=80=9D, dan =
ketika aku datang, al-Mursi mengatakan: =E2=80=9CMalaikat jibril telah =
datang kepada Nabi bersama dengan malaikat penjaga gunung ketika orang =
Quraisy tidak percaya pada Nabi. Malaikat penjaga gunung lalu menyalami =
Nabi dan mengatakan: =E2=80=9D Wahai Muhammad.. kalau engkau mau, maka aku =
akan timpakan dua gunung pada mereka=E2=80=9D.
Dengan bijak Nabi mengatakan : =E2=80=9D Tidak=E2=80=A6 aku mengharap =
agar kelak akan keluar orang-orang yang bertauhid dan tidak musyrik dari =
mereka=E2=80=9D.=0D

Begitu juga, kita harus sabar akan sikap kakek yang alim fiqih (kakek =
Ibnu Atho=E2=80=99illah) demi orang yang alim fiqih ini=E2=80=9D.=0D

Pada akhirnya Ibn Atho=E2=80=99 memang lebih terkenal sebagai seorang =
sufi besar.=20
Namun menarik juga perjalanan hidupnya, dari didikan yang murni fiqh =
sampai bisa memadukan fiqh dan tasawuf.
Oleh karena itu buku-buku biografi menyebutkan riwayat hidup =
Atho=E2=80=99illah menjadi 3 masa :=0D
Masa pertama=0D
Masa ini dimulai ketika ia tinggal di Iskandariah sebagai pencari ilmu =
agama seperti tafsir, hadits, fiqih, usul, nahwu dan lain-lain dari para =
alim ulama di Iskandariah .=20
=20
Pada periode itu beliau terpengaruh pemikiran-pemikiran kakeknya yang =
mengingkari para ahli tasawwuf karena kefanatikannya pada ilmu fiqih, dalam =
hal ini Ibnu Atho=E2=80=99illah bercerita: =E2=80=9CDulu aku adalah =
termasuk orang yang mengingkari Abu al-Abbas al-Mursi, yaitu sebelum aku =
menjadi murid beliau=E2=80=9D.
Pendapat saya waktu itu bahwa yang ada hanya ulama ahli dzahir, tapi =
mereka(ahli tasawwuf) mengklaim adanya hal-hal yang besar, sementara dzahir =
syariat menentangnya=E2=80=9D.=0D

Masa kedua=0D
Masa ini merupakan masa paling penting dalam kehidupan sang guru pemburu =
kejernihan hati ini. Masa ini dimulai semenjak beliau bertemu dengan =
gurunya, Abu al-Abbas al-Mursi, tahun 674 H, dan berakhir dengan =
kepindahannya ke Kairo.=20
Dalam masa ini sirnalah keingkaran beliau terhadap ulama=E2=80=99 =
tasawwuf.
Ketika bertemu dengan al-Mursi, beliau jatuh kagum dan simpati.
Akhirnya beliau menjadi pengikutThariqah Syaziliyyah dan belajar =
langsung dari guru beliau ini.=0D
=20
Ada cerita menarik mengapa ia beranjak memilih dunia tasawuf ini.
Suatu ketika Ibn Atho=E2=80=99 mengalami goncangan batin, jiwanya =
tertekan.
Dia bertanya-tanya dalam hatinya : =E2=80=9CApakah seharusnya aku =
membenci tasawuf?
Apakah suatu yang benar kalau aku tidak menyukai Abul Abbas al-Mursi? =

setelah lama aku merenung, mencerna akhirnya aku beranikan diriku untuk =
mendekatnya, melihat siapa al-Mursi sesungguhnya, apa yang ia ajarkan =
sejatinya.=20
=20
Kalau memang ia orang baik dan benar maka semuanya akan kelihatan. =

Kalau tidak demikian halnya biarlah ini menjadi jalan hidupku yang tidak =
bisa sejalan dengan tasawuf.=0D

Lalu aku datang ke majlisnya.
Aku mendengar, menyimak ceramahnya dengan tekun tentang masalah-masalah =
syara=E2=80=99.
Tentang kewajiban, keutamaan dan sebagainya.=20
Di sini jelas semua bahwa ternyata al-Mursi yang kelak menjadi guru =
sejatiku ini mengambil ilmu langsung dari Tuhan.
Dan segala puji bagi Allah, Dia telah menghilangkan rasa bimbang yang =
ada dalam hatiku=E2=80=9D.
Maka demikianlah, ketika beliau sudah mencicipi manisnya tasawuf hati =
beliau semakin tertambat untuk masuk ke dalam dan lebih dalam lagi.
Sampai-sampai beliau punya dugaan tidak akan bisa menjadi seorang sufi =
sejati kecuali dengan masuk ke dunia itu secara total, menghabiskan seluruh =
waktunya untuk sang guru dan meninggalkan aktivitas lain.
Namun demikian beliau tidak berani memutuskan keinginannya itu kecuali =
setelah mendapatkan izin dari sang guru al-Mursi.=0D

Dalam hal ini Ibn Athoilah menceritakan : =E2=80=9CAku menghadap guruku =
al-Mursi, dan dalam hatiku ada keinginan untuk meninggalkan ilmu dzahir. =

=20
Belum sempat aku mengutarakan apa yang terbersit dalam hatiku ini =
tiba-tiba beliau mengatakan : =E2=80=9CDi kota Qous aku mempunyai kawan =
namanya Ibnu Naasyi=E2=80=99. Dulu dia adalah pengajar di Qous dan sebagai =
wakil penguasa.=20
Dia merasakan sedikit manisnya thariqah kita.=20
Kemudian ia menghadapiku dan berkata : =E2=80=9CTuanku=E2=80=A6 apakah =
sebaiknya aku meninggalkan tugasku sekarang ini dan berkhidmat saja pada =
tuan?=E2=80=9D.
Aku memandangnya sebentar kemudian aku katakan : =E2=80=9CTidak demikian =
itu thariqah kita. Tetaplah dengan kedudukan yang sudah di tentukan Allah =
padamu. Apa yang menjadi garis tanganmu akan sampai padamu juga=E2=80=9D =
.=0D

Setelah bercerita semacam itu yang sebetulnya adalah nasehat untuk diriku =
beliau berkata: =E2=80=9CBeginilah keadaan orang-orang al-Shiddiqqiyyin. =

Mereka sama sekali tidak keluar dari suatu kedudukan yang sudah =
ditentukan Allah sampai Dia sendiri yang mengeluarkan mereka=E2=80=9D . =

Mendengar uraian panjang lebar semacam itu aku tersadar dan tidak bisa =
mengucapkan sepatah katapun.
Dan alhamdulillah Allah telah menghapus angan kebimbangan yang ada dalam =
hatiku, sepertinya aku baru saja melepas pakaianku.=20
=20
Aku pun rela tenang dengan kedudukan yang diberikan oleh =
Allah=E2=80=9D.=0D

Masa ketiga=0D

Masa ini dimulai semenjak kepindahan Ibn Atho=E2=80=99 dari Iskandariah =
ke Kairo.
Dan berakhir dengan kepindahan beliau ke haribaan Yang Maha Kasih pada =
tahun 709 H.
Masa ini adalah masa kematangan dan kesempurnaan Ibnu Atho=E2=80=99illah =
dalam ilmu fiqih dan ilmu tasawwuf.=20
Beliau membedakan antara Uzlah dan Kholwah.=20
Uzlah menurut beliau adalah pemutusan (hubungan) maknawi bukan hakiki, =
lahir dengan makhluk, yaitu dengan cara si Salik (orang yang uzlah) selalu =
mengontrol dirinya dan menjaganya dari perdaya dunia.
Ketika seorang sufi sudah mantap dengan uzlah-nya dan nyaman dengan =
kesendiriannya ia memasuki tahapan khalwah.
Dan khalwah dipahami dengan suatu cara menuju rahasia Tuhan, kholwah =
adalah perendahan diri di hadapan Allah dan pemutusan hubungan dengan =
selain Allah SWT.=0D

Menurut Ibnu Atho=E2=80=99illah, ruangan yang bagus untuk ber-khalwah =
adalah yang tingginya, setinggi orang yang berkhalwat tersebut.=20
Panjangnya sepanjang ia sujud.
Luasnya seluas tempat duduknya.
Ruangan itu tidak ada lubang untuk masuknya cahaya matahari, jauh dari =
keramaian, pintunya rapat, dan tidak ada dalam rumah yang banyak =
penghuninya.=0D

Ibnu Atho=E2=80=99illah sepeninggal gurunya Abu al-Abbas al-Mursi tahum =
686 H, menjadi penggantinya dalam mengembangkan Tariqah Syadziliah.
Tugas ini beliau emban di samping tugas mengajar di kota =
Iskandariah.
Maka ketika pindah ke Kairo, beliau bertugas mengajar dan ceramah di =
Masjid al-Azhar.=0D

Ibnu Hajar berkata: =E2=80=9CSyaikh Ibnu Atho=E2=80=99illah berceramah di =
Al- Azhar dengan tema yang menenangkan hati dan memadukan perkatan-perkatan =
orang kebanyakan dengan riwayat-riwayat dari salafus soleh, juga berbagai =
macam ilmu.
Maka tidak heran kalau pengikutnya berjubel dan beliau menjadi simbol =
kebaikan=E2=80=9D.
=20
Hal senada diucapkan oleh Ibnu Tagri Baradi : =E2=80=9CIbnu =
Atho=E2=80=99illah adalah orang yang sholeh, berbicara di atas kursi Azhar, =
dan dihadiri oleh hadirin yang banyak sekali.
Ceramahnya sangat mengena dalam hati.
Dia mempunyai pengetahuan yang dalam akan perkataan ahli hakekat dan =
orang orang ahli tariqah=E2=80=9D.
Termasuk tempat mengajar beliau adalah Madrasah al-Mansuriah di Hay =
al-Shoghoh.=20
Beliau mempunyai banyak anak didik yang menjadi seorang ahli fiqihdan =
tasawwuf, seperti Imam Taqiyyuddin al-Subki, ayah Tajuddin al-Subki, =
pengarang kitab =E2=80=9CTobaqoh al-syafi=E2=80=99iyyah =
al-Kubro=E2=80=9D.=0D

Sebagai seorang sufi yang alim Syaikh Ibn Atho=E2=80=99 meninggalkan =
karangan sebanyak 22 kitab lebih.
Mulai dari sastra, tasawuf, fiqh, nahwu, mantiq, falsafah sampai =
khitobah.=0D

Karomah Ibn Athoillah=0D
Al-Munawi dalam kitabnya =E2=80=9CAl-Kawakib al-Durriyyah=E2=80=9D =
mengatakan: =E2=80=9CSyaikh Kamal Ibnu Humam ketika ziarah ke makam wali =
besar ini membaca Surat Hud sampai pada ayat yang artinya: =
=E2=80=9CDiantara mereka ada yang celaka dan =
bahagia=E2=80=A6=E2=80=9D.
Tiba-tiba terdengar suara dari dalam liang kubur Ibn Athoillah dengan =
keras: =E2=80=9CWahai Kamal=E2=80=A6 tidak ada di antara kita yang =
celaka=E2=80=9D.
Demi menyaksikan karomah agung seperti ini Ibnu Humam berwasiat supaya =
dimakamkan dekat dengan Syaikh Ibnu Atho=E2=80=99illah ketika meninggal =
kelak.=0D

Di antara karomah pengarang kitab al-Hikam adalah, suatu ketika salah =
satu murid beliau berangkat haji.
Di sana si murid itu melihat Ibn Athoillah sedang thawaf.=20
Dia juga melihat sang guru ada di belakang maqam Ibrahim, di =
Mas=E2=80=99aa dan Arafah.
Ketika pulang, dia bertanya pada teman-temannya apakah sang guru pergi =
haji atau tidak.
Si murid langsung terperanjat ketika mendengar teman-temannya menjawab =
=E2=80=9CTidak=E2=80=9D.
Kurang puas dengan jawaban mereka, dia menghadap sang guru.=20
Kemudian pembimbing spiritual ini bertanya : =E2=80=9CSiapa saja yang =
kamu temui ?=E2=80=9D
lalu si murid menjawab : =E2=80=9CTuanku=E2=80=A6 saya melihat tuanku di =
sana =E2=80=9C.
Dengan tersenyum al-arif billah ini menerangkan : =E2=80=9COrang besar =
itu bisa memenuhi dunia. Seandainya saja Wali Qutb di panggil dari liang =
tanah, dia pasti menjawabnya=E2=80=9D.=0D
=20
Ibn Atho=E2=80=99illah wafat=0D
Tahun 709 H adalah tahun kemalangan dunia maya ini.
Karena tahun tersebut wali besar yang tetap abadi nama dan kebaikannya =
ini harus beralih ke alam barzah, lebih mendekat pada Sang Pencipta.
Namun demikian madrasah al-Mansuriyyah cukup beruntung karena di situlah =
jasad mulianya berpisah dengan sang nyawa.
Ribuan pelayat dari Kairo dan sekitarnya mengiring kekasih Allah ini =
untuk dimakamkan di pemakaman al-Qorrofah al-Kubro.[]=0D

Sumber =
Tulisan:http://serambitashawuf.wordpress.com/2011/01/23/sang-penulis-kitab-a=
l-hikam-syaikh-ibnu-aththoillah-ra/
--EPOC32-cVtNgTMPrNF'gYPYtnlfgH4RMYvhVWr+HT,kZmjGDgmHv3Cf
Content-Type
: image/jpeg
Content-Disposition: attachment;
filename="alhikam1.jpeg"
Content-Transfer-Encoding: base64

/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wBDAAkGBhQSERUUExQVFRUWFxgUFxUV
FxQVFRQVFxQWGBUVFxgXHCYfFxkjGhQWIC8gJCcpLCwsFR4xNTAqNSYrLCn/
2wBDAQkKCg4MDhoPDxosJB8kLCwsLCosLCwsKSwsKSwuLCwsLSwsLCwsKiks
KSwpLCwpLCwpKSwpKSwsKSwsKSwsLCn/wgARCADwAJ0DASIAAhEBAxEB/8QA
GgAAAgMBAQAAAAAAAAAAAAAAAgQBAwUABv/EABkBAAMBAQEAAAAAAAAAAAAA
AAECAwAEBv/aAAwDAQACEAMQAAABdKY891dxihkoldMxI090jR0xtGfo593q
KsulbXEX+dhruFZyJCDUNtbp1V4FTrtgYLeIGbRKT8o1n0p01T0BhpF+Bjpm
aANlZxQQDFFUk2yMgFMANbFZ48q0vQrzbFdzlNsd3dKLyGhm1ZXq2ezp7psj
KDaCcqTG/CobYGqiy5ipW3QarAyle12vlasInka+Wq1FY7Vq7O7mhVS3ayLz
YQKpsVHUt1XKe7pm2fRsZ3TZHWTsY6CbaEpXmQhY7q8t85dro4CtjZiEhK6v
Z4o+nKTsm7ulWzmabbPei8iA3VZgvDZpPLcbVLGMm1ORiqugrmOnobaM6NNw
ZxpvtxnsjTXesbOIvIbX+a2aOzjYTJdl0VdFKTqunLpXj7ajrs+efFHbymyw
zdwOVmCpa5O0km8Ny6AMVRY3OHOje1ylO1o1OcGpXgobJjJU6XEps2Zhrcxm
N6r2NtZahFxCezo1GlauTmeJVqSGYEg4LA2gwBjdSodHqp5Tr6WdZN3mgeTq
hNMwdcaPkHqhhRS9KImTpZkA0g2QuaSY8pZZcjDTUjk6F1U5nExNZE42gTEj
pidimJXSJDjKGhmVcLKrOkXtKs8pmi5ZZsxh90W3ZxLF2sObwGlOdIXT5AQd
IUB20862hmC4YsL2MyEOmqpUFdDShNnzoTsgOjA2f2h2CI6M45kaUnKr6aZK
JWX9GXNi/n2epsKMj0DElt4OXWRHDT0TgXRIMd0jTmaSFqUyN3QLGVmebAs0
tp//xAAmEAACAgEDBAIDAQEAAAAAAAAAAQIDEQQTIRASFDEiMCAjMjNB/9oA
CAEBAAEFAsGDH12pd2eH6rhyYHH7rvcGT/mlc9Gh9Hby5kLDyR28rUCvN0hZ
nq/6YvUf66vo6x1CqNhDqNlG0bZGPW73BcS9U++r+1rLSMEP66yM9O4diFP8
NxG4us68kaidRGP4SLKTuIsVBso3zbkzxkeNE8aJ4qNlm7JDxMemMtEbMEIt
kSRZcMVBuEaBDZZhKPuLZbPC5xX6nQmd7iOrJOrBVdgTJErckYZP6Iwx0nI7
BVk4s+YqhU/hKvtJRyQRCzJIrr5ayJdYrp3GTJuIhZn8bI9pOpFMeJF08Kuv
C6rptipNo2/yZXEkSPc+s48Y/XX60/vdy6/dsn3Kf6+74Rb7uuoJDKOncNlV
6kJFt6iW3KJK5JRsWI6hNU2qRKRg7uWxM1C+MHxI03Sd37LPWg9mv96/1f8A
50/5Kfx0sMR11vyjLJbdizXW4jpn8bfVX8yKvdk8Ls4jPMND7lpflrveo0/a
X/5U/wCXbxXLhruNDP42rMuZGhfx1T+MUSLOJazOPC406eKu6JRNs1kG3ro8
XQ/XVD9ddL7IN7dOh40cGpaOvmrT4WgjxdzJkh/IhZw5MjayNjN1kLvlG1lM
2bjN5ltnKtNzi2xpWNm78a+FksZGQ+SElI7EbaO0UDsFEwdiO0wdooIkzOSy
TapfxZZPo6mV2/XZakdjkWyZVZjpIspxGQjbyvlEhen+c7UjfbIacsbyaevh
kidchadioZsshXJDqTPHwfM3Zm7MzM2ZMhpkizuOw2OFp2KuRgf22e/+TWSH
vpIf22Pn/jkVPnpIkL7Locr1bEqjz0kSF9k3huRJlfvpIlq2LVsWsZ5bPLPL
FqRaoWqPLPMFqxalDsR3RJ2ortPKPKPIHo0LRo8NHhI8RHininiHiC0Z4Z4Z
sEkiUOJQRHTniIekQ9OMX2Ifr/tfskMYvsmZ4uXNPVncZMmTP0pZMcSr5p/D
/8QAKBEAAgIBAwMDBAMAAAAAAAAAAAECERIDEzEQISIgI1EyQUJhM0Nx/9oA
CAEDAQE/AfVDk/tJ89e55HkeQiHJXuk/RXSiiLPzsl0jY6Q38mVcG5I3GLUv
kT+BU+xqWQr7kpdMbKRSFXSMjUpoiN2MyLRkuTMTvpPv3Fwyc8Ry8kibxVjn
yPUqjLGNslKjLyo/Ej8GonJl8MmvHsY1ZKN1/hK50inKKRpxxkS+lEI2akHy
jFmLFBmD+TFmLNPT72ycfuQokhpMp9UjH5Io1WrIyo3GbjMmZfoy/Qm2Rn5Y
jm0SlfrgL+Rk+RmzI2pG1I25G3I25EYtCg82xwbY9Nm5I3JGcjckbkjckRky
M3m0ObHN+uBB+4yXIz//xAAoEQACAQMEAgEEAwEAAAAAAAAAAQIDERITITFR
EEEyICJhcQQUUoH/2gAIAQIBAT8BvcuP6KXPirz4R9otO4tMeBK19ikt/FTn
wvGL8WZZkNjJE9/FK99iVkOT9mXQ3K17ic72uN7bkZf5I4srXuUrbtk528Z2
2Rk+TKT4Jt+/FOZUtJXKa3OdxDp+xxlewoNu1zSJRxfiW+5H4spQzuQppwbK
Uc5WYqStH8sjRUr/ALFTzqOKKdNzbQ6dqeQviQ9ooSjTjuY7SiilJqpaRnko
t9kJqOX7IWpXbZtCUpIrTU4NL0cRSKUb7nG9h1I9DqR6HUj0KpHozj0KpFeh
ff6Jw2uUWkSVxxvwOLXPmzfAqdvkQiVnd7EJ4mtI1mZtGf4M/wAClKWwtiVW
SJTcvrpc+KnIj+tMf8eZoSNKRoyNGZCLT3P+EqUmxUZGtPs1p9mrPs1p9mtP
s1pkJtjk0SqyT5I1ZdmJb6aTsXKnyIn/xAAwEAACAAQCCQMEAgMAAAAAAAAA
ARARIYExcQIgQEFRYZGh8DCxwRIiMtFCUnLh8f/aAAgBAQAGPwL1a8ByLnLY
bDsXLa0vN4y0zp3JC83yLy1eUh2FmcpbDuwGLMwlTYbDFmW9DHVxMdR68zlD
cVPtRjLKGBhCml1KroUdTBeZkvcp5zKRalDgS0a8ytYSMx29jCH9eMa1XEmn
NQfWOWB7klRRpiUdd591fYpQ/j3JtnLHUno3R9S6cCuCiz6Vhv8AXmsN6J7j
vsb0Xmo5ath4WZbjOfM0bl/7fA+nU7D5eIrw+dRPhF5wlrTPqkN8ChnSEosU
HnDsMeUEIVh3HzYhcodjMQxQ0leEywycxGIrDvBGkzI0vMDJaqdihzGjAqIQ
rDuaVB0f/Ssx4jbRpc/EMSvFofFFmzzkLKZiPqLzeLz+KFn/AKhb9izf6Qv8
WXfncfa5Mek98fknvXf1/qeCwXE5Chy9z5J4aXuSePqTeG5H63arzOBU4rv6
P2q7JurMZw83R4nxD8T4mVRRm5n4n4m4rpdIcEUXt7n6PO5wv674l/gXlS2w
suLLJFthdi4sh7C3kXFkP08NbFkjL08Y4wxg6I57G5nWcxZD2F0n52OsxZD2
F03nUt7D1P/EACgQAAIBAwIFBAMBAAAAAAAAAAERACExQVFhEHGBkaGxwdHw
IOHxMP/aAAgBAQABPyGRwBFAP8EJReXSIlBUF1qDBYgs1XokGZciq0Vh+EUH
4D/AdS8DfOP3KdVSzsx9eJY9iG7E2uhaPbgDxAih1L0+EWdge/8AI1U/paFM
YP62n9LYn2mgvjp9znJsupV33pBUKXJF9Cu/xKylqdfq78RutceYWOui2E6J
YnmrUwXeP4CtfOOK4xN5/RHvBE509H6QY8hcy4XA1oh2pBEutfgj3g95dQfa
AcE3Bxh/MWlTd86v1iHuX97cQrTbrratoyjVgLQDR9ZjIsqA31rGVglCyKcB
HL4IYv8AA8HIIY8JTpyArpWChFU3Kjbd6/VAAQBDLWuNoOIViC5jgAwa4d4I
2IMfEgw7iDQdxHwqq3omvphEyLWuBKYAKu9a6RNXRKqfeA/guXG6NuUoBA5h
91lNA0JsMwmnVX0EVUwtAEP3GNGb2EFxyo1STzMH2GfY4cLHIxNyNRjWAxHl
1GYfU6mCCbHiocx+oYC2A/h6Qpcxkk9t4RQd8y+EbDRRHKBU6FU1dQIXUZUZ
I6wbhkpXZt4gRhQpX1rYbQUGiQqTU1DZ5Q4hZqAFcs3pDsA72hcC26qdYVFX
vZ7zaDqKGf1oIcxogEmm0PspzpsZjCdnKseAdQ4VTBPRUEvaNF2FS5WEA0Dn
WABCCGsDLsNzATCgiAih3hzUqLBIPmGXandnSAaub4SsCCR0HaXQcqGSzu8b
QcFDligEGEgZdy+IHkGd6oCBFiXnnGYEcX6HAjdgbtYkIcBKh6cAH3nB6HDG
9vgQJEDCrwXFvM/pFE/QH1DxFDv6pfLZc0ERDvzh/CZucELGuvmJS9O3M6wX
WrtXzBDxECABqh4IEuM8HyYYeACTgUt29IoTWshxlx0uKSsjDT9xFjvGRTMr
Nq+5AwMjIHWFDFBqk1JJUFLV0h0KYMY0NIJI4BwpOqryPDfKyf0uBF6k4sOP
E6VrwiQBBroIABI2CEGcSudYaeB4DpFwKuYHSAKKA5HpABPLgLuJxEeHG8iM
JsJd1lnNhl1gHszPAPpPobwQu17zzPbi0qFodgJzlXvKAN3UxQHWsUnCBcjK
BmjpmM5c8YwexL+sNbzyjg6CX96/crG4HmBPEHrCHctV+Z43vEgan8T7e3AR
c3XiPNt7RnRrzr8Ri8nS4lPYZglpP87Sh2JHmLLekSANABL5tA1QCQCasraA
cjRtfSBHA2YptGiQddQYIKovRYiyBNMDeHKATXHKGIgC8OkIBIvDMKESbBFN
BAQVLCht9GCLKOn0QCEJWqpSEeA9RqYvbh0gwEQRXPKch1cF8IDoUe8Mo2D6
UMByeU6PWHZ6dQ+YwzVRrf48QINTWmXpyh0YAPQh+5nOeOroYQWJP9PUwCLG
h2WeiwqO0IBfIPSrHK0KCAtV1Xw8QjbQPJofOMx5OoAgQifYQ94Cv0GVfgoR
DdPKg5BUdhiV1EWCeZhqkYuG+2jjUt7ZK4gxRHEGkJsCI2oHQQA2g9YEWAHI
QjpBoDtEOPv0xYB0EskO0EKmG2eYYhUTZjFbc56BBgMIeoM8pUJGoKBUVHXv
CKOhaH4NHEQcDwHELXtkwaFV1Y8ighQF2c4O+xAY9DvCOABddcmto4J8nNw7
b71C07xLQnUesf0gmcR0NIIOB43Qj34MAAs5lpfLFQGgcClzCCQcLFucCSYY
JXSjibwMVHkGLOj7Op13lc6F2JYXOfyEQlRLU0E/07iPdjY1EBGA/th/tj8B
wgwz3ME7dxE/EJm55w9RvgfL4hYZKIsLuLIDebOalCH41xEHA8agA2BApcxA
Kq4q77KsmWE4KKFGuRMegCiQ1FIeBS+D8hB+KTC9LkAPSC5W5bKo3APOKcLR
qO9cKPK1lQWD794eB/4g/F5EzYAaq1YBoohdgU1xUpxiDDAannrFdDVnc/rj
dwlxP4D8QlMWD41jQAmiAXJsaXiTSaMBl6c5caqlWI+BzY9pte02c5Xb9wfa
/c+6fuP/AIZb1R9hr4vA9VRM63i6HxBHBRt6RBkEYqI+SjYMVs/ESKjdUYqa
sqGq+AQ2qIAZvrgaCNW20faH7+mawzVHxN4+INQ+JvHxCOp7CAdXaYVttAOC
RAB6qWia+P3AtihYIlj7vAEsGrY5e8DUAAy1tfnBANwycDtBnWmlA9nfnOZ3
m57wGp/CEMIi4DgYOAs4nR6r0hUWvzG/6lNq/lhveAamyVuIeAv8TxEk6i7O
NNkNE61LV54lAABopjbRx7gjSnvwPEHDHCfB8TwcETWM9VbnDSo7mNzg6c4A
9D4EKFWhVHO0cMBn/9oADAMBAAIAAwAAABBZYTjAZCnwYzKOeJzSpjAsUYTU
pwuXqOZYtS9BFZr4HeN+JIoq5SgcNQPKukxcfisxvPx/18gLbt+QPbLcJEfy
q+wXdXAfK3GgWpYZAbcF3AhjGBBEptIOJJQuOwtYVLSX5pnjd2o4HPT7ZhkH
o8hCv//EACQRAQACAgEDBAMBAAAAAAAAAAEAESExQRBRYSBxgbGhwdHw/9oA
CAEDAQE/EPWOKHb0VSlYj1A5stWYLpHR4gproFymW7dBMtAHLKXtVMnHQpxO
ZFNq+4nRC6l/Martlihc4X8P9m83KnWJULFZfP1FVzHYsNV/2IbYdjpf7/cy
cFtvERXFRidtQctMxAw5gMFcXDGIRUO776YKeWOcBmNRBpwXEycl/Mau6GR7
sLo9p+8yuKyGou2ILcbY3EOIghUA4uWH8xQXkmAfMyGOyTzzzyzax4Yzbi3M
bIxMdt3GHO4+xmkw9olshGI4CBP1/wBqZbxX1EYRHfTUKQgfMDyIngTCXUQx
HvHqi+vVcwnxSmnQ2Rk9iUTwTwRhshKGGY5C8TyTyR708k8k88zrZbDghWrn
exZfS+rpWBb1n//EACURAQACAgIBAwQDAAAAAAAAAAEAESExQWFREJGxcYGh
4cHR8P/aAAgBAgEBPxBUW9D6E+NiU13/ABE49QUMMUHG/H5issxFTJE9ES8E
sRfErjv+IaB1BmepTOSoyzREtkQssuavn+IrWZh36aiziAy6PHP6h4w7czEF
8Sh2PdxyxH/eYqU/s/3GNNXPEK4jHgTa546/cVcsKaJlsf17Q0FfQi2pyRVz
v56nOpZZ4zFVaC2mDkOmtQiDjcpnhFZV5qYya1Eg8/mKvsfMWrwXEPsh5em2
MRvQ/SKHOKGeIWol/wC95yFB/EQHy1OPuZnlPySwKlfrA3hlxACGCoXKXaOK
9/KNuco57lvxkE+810IqP5CU0b4jV8nnr9TThYw8ohW5agY3n+ZlRbQH36j5
N37dRTO4osYTvB8f1MQKjCXKEDL2G/1NC1XB4g07cxlifSlhSENaJdmBNGK5
UdR1rHtEa9FNQlnpzCVvcasHuU16hthRxBTpnXKeJ1R5RqVdAqz+Y6ohnUA5
S+CR9AO6MKuoIfeVQhu4FWSKJUqPpcViBH6zZDc//8QAJxABAAICAQMEAwEB
AQEAAAAAAREhADFBUWFxEIGRobHB8NHh8SD/2gAIAQEAAT8QD/f3bO1jkx64
MH0j1DJiQJhhosjaaZ9nB2hBlAkQYlGBKj2yTFNN0ySGUDrK5utluUUHa7hx
Mi8HxhTo+DHCutZGOGLDDDJwxP739FJ9UqMApIDWeN0xSMiUb9aSpgEqZKvA
RgDMighrcQXR4MYMqsqLoIUBG4POHoXeimVKdS5hRfr84okA5zKhENSZOyd8
hyhLVtJB/LJwboCXz+GQThRK7RIYjUfYwklBrJZGQfGEpMGZCwIVoocb2YiI
NvTtqtEsdFkwyJyl6mirqU4fRpJA7CzrpDE4BFhRcLxCDoiDc7nI8NVhBEFN
AJmjsGTSNlsYFOhzEcZGBjnZ85GIvdNPQD934xwqpKTUfsjXd64hIoRoREw1
UPTEbABrRB+PzjNIhCEByNTpYRkkuAiDXK1J+XBBAQDawOTo5x4iCjUJ31xy
OFwUib3PVAw44rAgAjOSYIOE30xlAWoQiqnRA2UCInIJyAiImMFu2IpdwLgg
IIaLtiWAn3X1ODby/nDeDHK+g4YGODi9AHocrAyXUWjzcHOTOBkQECsCFQhk
bmTWKNESUPuC8zbCF1io4QFCkES3CUhwYel7y4sIDyh+cgklnEXkhCMMMXDj
kBeiJ+tZ9OiYfwvBxY3Wbgf4647l/rrgXTPiH8Y4+xALACZWh2i/OQhJGxSA
Li5T2rkxI7CKYIb6BNxrnHYpQqwRERGUbWeYjJNc5Ppu+cBZUBosC6RVG8Gk
bKS1FkPBonUxLxTBopuJ2wROg6udD+UveD84pjxwm/eAMsFSpO2aKHQn7rJm
G99nrBozovu/6x6D5/1n7zP3h9GCT5/5jxQ3f7p/5j0pBwov4WZ8VSSPeAw+
HGhQNVXNn5e2CUEBsgpYOkZ6LMeKoTVLfYo3lAxDTU8xmzzgJZ4AaKdu2Tyr
LRSuQ0EszkMmAuwEuyXWKMbyCQeVXb3wrTv6eDAKPqsV6YLIRaCaVLp4zRon
AWScAe1wbyeySYdIS1ms77oWQVCZGgqhaPdEqvAWrk3CxoQhATQdN5KkqcTY
0DQ7O2XKdCs/3FR7Vq7n95wwgTAFO5Q6nSZNkMlIpIIqG4QqBMgzYwIUKWS6
u/fKsiCHSQc+Yfy4Y7LBKqge44OMgC5k/L4g27x6Mq9F/t/97YcGD893q+g5
SDHA6keJ4i4wanJxlFVm5lb74wBakAjrDt5rJQKcKIggIdILfjNR9hL9JxZz
6kAMkIGfmZ78ZKhFpJfHwA3Dnxh4CDgOnpbeNrPYp1PH13ywIpRWfyBK9Wc7
wYs0XZgV5rCssTEJCIFfjPtPzl83SIVdCX+VXWF1Ehy6Ty9/fBIIAgPVY+B4
B/b95GQJkLT4A/k+cN8MC1J4374ISoFEqQSgT8nzg3CYgKjure3OAAwF0Mmh
5jtWRhDAwKxIeaC1DwP77wxcYUM2OESBDPCebu4vgdgjNnl/OMn+vawBd7XV
bfUYsDxT1icQiJLJMBAxoCCyfOE3A04UJERqFwmUpsWiZlDSm57AawxWiIbA
CA2EL45wV9f8/wCYMH0WCiJIkJ1MMjqnMrPb/cIg0GvHTNzu/nEg6Sfi/P16
k4CCSF2lgpZk3KRTLKxbdZatlZvfkq8MCBmJSoiR0hmOcHCqUvRETV4xaoYg
IYAnD+8dk6YWBkBw047BVSLUIjldvtiA0otNUgzZIx7YmAC5wxlkIePUYIvY
nds/fzlms3eX855mz2l/uLkbKyPgYcJFoF9gnHAaJQCmuuBH64ypErQkDF65
xsSLQKVMdjGKPRBKEk32wMCJFb9lnr74aQhVI0sI2/7iJQhUEMTy7/eNAlQI
GWFJnivvATMXqamOk9OYwmSoGdlSfrACugl7AS4QDSCeEkyBeXxD+smx380Q
/jFfy/OU9MR9FewRD5XH/Xyx/A9H5Hn7b8c+l+Ln1fwMhFuT5C/afGQxLE/N
j6gxRTU98J9B84AugDwk50MfaHwo+2UFt+Hf3o98lHae5J+scf3Vnxv7w38v
zngQPH/ozueJ50faZJQ6MKlkZ+UZu1+8Af7vhwqKYE1wgSuGX8n88Rq1EQkb
crn0PyZ9f9MWnv8AlkYNSCXsG3xDjSQQiSGgi+hdZ3In3v8ARPbH33zwBGSS
mL4gDyz9ZMX8R/edxwPu/wDHP/PgAzf5fzi6SSdJ0/j4wHNKCYBr3X6xk3aR
pSTSd1hwcqREqhD6woJAGVQzxj9DQCUiF33xAOrKNz6dsDWBUF+v9WPNAmBU
i1brGiTIoRTEVhAILUK8A7pcqSVK7ZIJwfhhedrFCAYJmU7ck7sLJLkZ1ZPy
ZXwEuJnUvdH3kykqLuRPlvEzoUgkyJ3vWOMs+vo/uuO83eX94YtdBXFPEb84
ygMe4L8GCM0AunXlAsiGGBEzRrRODAwimxhxJoTAjcESIE2aTrrGIahXFd9l
+WNZraVAsAgk6DtvBCUtmJZgsHCRk1lhkUlq+S4v5YAusuhpKoqnh1xuElCR
qoM9be3IskqYGzQKIt3zlhV6ZZFO0uJCoBVJSIzFpJxixHOtY5Y5ZI7OCk2G
OVBjzPxl05KrZYEfcf5kQJIkidHECJQA6pLkhKSJG186OiO+QKTUinKY5Ekj
ChQUguRZ3MmTdKzBMu3zgBARVQRU/wC/bnAJ3ME9Pxhdak1wxJ4YPjEyRGSB
IpG/bIoAJiAidxkbSNRBqZjxN4KYKZmlzues18YSJDrYOpj8vlwLg66NzM/M
vnA0EXQEXv5jBEDLoEXE13g+MHYwLVjZry3B5yTKGjmlPsn12xZimQpJcDgI
yuTVxA+QKT75c5JqZk0KqfKHXVPfLfCMKIO5GVOocIIgpUPSWKh/5gqDvKHu
T6GP0Dgxx5PpOnfA+g/biYSUDfRPnrkwIT0DaNIXR4mMiJiS24igeA+5GHUa
io1HEYN4UgIJWFErdOMRHRIIJIwI0xGTbk3JiEFiYtMMcYEDFIPfYPD2zwr2
D9/eUXyB9sPrHocDNfnpv4EuNFg1qPIf+51MqXR7D+XXQzhVJSIVEva+cl7Y
ACEuybWOW8h8gg8BHw8++CPx7GsVuCYrM8Y4gWnVnLNDgmxMvJNB6Ix4pSmE
iuhY+SO2PNJ6jPmMmhHaEdJdPfDCE89HuXhi8ONLrp/JgNh8Ux2geV/pn5XX
X25zI7SP8PzllZ1Z941iMECagI3dxj/uQik4RF9yzjKRraFlonpniBWARCDs
EMuZKrWT5SdN/XuZAcABy665vnPoZpjgYcHoMcMDDyQClGtuQInV5WAACUE0
XgBJqeaxBYmZBgQGgYRpLxk5StUPOgUrdvXNsfUNsjHeLkXj/wDBOc5GQDEh
HnhE3EIppybpdZltSZGIiFBUYw0CTs5kqAkJ5PYlbNCtXHUNSnT1xXi5fm2b
eiXjjvDD1pWTGGaEQAxKwEryXrjBMCSQdBUGkNAiXTrGRJpywCSACYMj87zT
4UkKprkaYs4ejjn0d3/yMM1ycdYejmLskaSJYQTi5WEqsMc7UkkAhKkgsJKz
kWQOcuYFKgdN+MJGqDXaRbWosok9C5ZnV/Bkd/r7zkD9k/eHIDoCZeOzNM8z
qLQP7ZCNPXw414ZoBd8Apu/rBbI42dQv3XWFAXqnQGVXZMEQcEToEPGC/wDm
579sUKoJVNp+U5Ki5BsWJoOO+VLFlpDwRb3VWMiUElMwKhPH4xqwUohVJBKj
JdE+VQlJFqXT1xgQU0ZE7t4zBpyw9ODeT3Ez0j94/wClP8y5/KPGH9b9ZuX/
AM6Yh+SH+s/VqYTWu2QI6lwJFlm+ofGRm32L54euH21jCkyAzfMYQBUlSiZ6
5BF+Z6mdvZLGEhFHbkZIuobyNjkNlqTt8sthpkQURADuYRiLkUKoTIItu2qu
dZWtEyQEgrivPGTAseUkW6KRHdOHX+L/ADAXMzs/zJ9B8P69L37ZGbeoPUd4
MGBixwk79BAdAxCYkVBuCdZSktjQmIhM0HTZMEzYqhEs7yaxRslIvU7YiU7Y
Yq9F5Y+34wcn0X/4fQGJgEO20UqiDyRLTGcGvIsNJLjPUi+HIKCS1oNjkhYP
fCHlVMxCPUwticR6CZx34xDLJh35/WHL/wCIn0Dk+pxt+pCr4F2pmTlzQJLc
GidgId0rjIm6d7qUo8ofNZKvYEjuLLJ08445YBuM/9k=

--EPOC32-cVtNgTMPrNF'gYPYtnlfgH4RMYvhVWr+HT,kZmjGDgmHv3Cf--

Senin, 25 April 2011

BUKU, JENDELA ILMU TIADA BATAS

BUKU, JENDELA ILMU TIADA BATAS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BUKU, JENDELA ILMU TIADA BATAS

Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya.

Buku adalah jendela dunia.

Pepatah-pepatah itu tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Pepatah yang menurut saya, tak pernah usang oleh waktu.

Dan ini saya yakini dengan sepenuh hati.
Tentu saja, karena buku harus menjadi sahabat dalam hidup kita.
Buku juga harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita.

Dengan buku kita bisa melihat sisi lain dari dunia kita ini yang ternyata sangat bermacam-macam bentuknya.
Membuat kita bisa mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita ketahui.

Beberapa sifat buku yang menurut saya patut menjadi alasan untuk kita mencintainya adalah pertama , karena buku selalu up to date.
Walaupun buku telah berumur puluhan bahkan ratusan tahun, tapi buku selalu menyimpan informasi yang akurat sebagai media untuk mengetahui data peradaban yang ada saat itu.

Kedua , karena buku selalu kaya dengan imajnasi.
Membayangkan apa yang tertulis di buku membuat kita seperti membangun imajinasi versi pikiran kita sendiri.

Mengajak diri kita untuk berkreasi dengan menenggelamkan diri dalam alur atau setting yang terdapat dalam buku.

Itu menjadikan kita belajar untuk mengerti dunia lain yang sebelumnya tak pernah terpikir oleh kita.

Dan ketiga , dengan membaca buku dapat membuat kita tergerak untuk menulis.
Mendeskripsikan sesuatu hal menurut kacamata kita sendiri.
Menulis membuat kita bebas menciptakan dunia yang ingin kita bangun.

Kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan.
Dan menulis adalah sarana yang paling efektif dalam mengungkapkan perasaan.

Juga bisa menawarkan pemikiran baru pada orang lain.

Buya Hamka, seorang penulis dan ulama besar Indonesia pernah berkata kepada muridnya :
"Cobalah tulis dari hatimu dahulu. Tangkap ide yang berkelebat agar tak segera lenyap. Alirkan apa saja emosi dan pikiran yang ada di benak dan hatimu. Biarkan ia mengalir sebebas-bebasnya hingga mencapai keutuhan dan garis besar tulisan. Setelah itu barulah kumpulkan serta siapkan data-data pendukung dalam tulisanmu agar ia lebih berbobot dan argumentatif."

Membaca adalah salah satu modal kita untuk semakin bisa mencintai ilmu.

Imam Ali berkata :
"Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan : sehat, sakit, mati, hidup tidur, dan bangun.
Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya ilmu, dan matinya adalah akibat ketiadaan ilmu.
Sehatnya hati adalah berkata keyakinan, sakitnya adalah keraguan.
Tidurnya hati adalah kelalaian, dan bangunnya hati berasal dari dzikir yang dilakukan."

Membaca tidak mengenal usia dan waktu.
Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu.

Seandainyapun kita diberitahukan bahwa besok akan mati, maka kita harus tetap terus belajar.

Kunci agar kita selalu mau belajar adalah jangan pernah menganggap diri kita selalu pintar.

Anggaplah diri kita selalu kurang.
Sehingga, kita akan selalu haus akan ilmu pengetahuan.

Ingatlah, bahwa setiap hari ilmu di dunia akan selalu bertambah dan berubah mengikuti perkembangan jaman.

"Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (QS. Al-Alaq : 6-7)

Dengan banyak belajar, maka kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita ikuti dan mana yang tidak semestinya kita jalani.

Dan bukankah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat?
Maka tak ada alasan lagi bagi kita (sebagai umat muslim) untuk terus menerus berusaha mencari ilmu yang bermanfaat dengan sebanyak-banyaknya.

"Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang.

Karena itu, keungggulan bukanlah suatu perbuatan melainkan sebuah kebiasaan. (Aristoteles)

Dari Mua'adz bin Jabal r.a, ia berkata :
"Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya adalah kebaikan, mencarinya adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, mendalaminya adalah jihad, mengerjakannya kepada orang yang belum mengerti adalah sedekah, mengingatkannya kepada orang yang sudah mengerti adalah taqqarub.
Ilmu adalah teman di waktu sepi, kawan dalam pengasingan, penunjuk jalan kesenangan, penolong dalam kesulitan, hiasan di tengah-tengah kawan, dan senjata dalam menghadapi musuh.

Ilmu dapat menghidupkan hati dari kebodohan, pelita dari kegelapan, kekuatan dari segala kelemahan, sarana untuk mencapai derajat orang-orang yang baik sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat.

Ilmu merupakan pemimpin dan amal adalah pengikutnya."

Maka, teruslah menjalin persahabatan yang erat dengan buku.
Rasakan kehadiran mereka sebagai jendela untuk kita melihat masa depan di hadapan.
Jadikan keberadaan mereka sebagai jembatan untuk kita berusaha menjadi makhluk Allah yang mencintai ilmu.

Wallahu'alam bish-shawab.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

.
Sumber : http://hary84.wordpress.com/2007/07/16/buku-jendela-ilmu-tiada-batas/#comment-281

Minggu, 24 April 2011

Intuition atau intuisi dalam kamus diartikan sebagai ”suara hati; pengetahuan tentang sesuatu tanpa memikirkan atau mempelajarinya”.

 Pengertian yang mendalam mengenai intuisi sampai saat ini masih terus diperdebatkan.

 Ada yang menyatakan bahwa intuisi adalah saat dimana ada ”sumber yang lebih tinggi ” yang memberikan input pada kesadaran kita secara tiba-tiba saja.

 Yang lainnya berpendapat bahwa intuisi adalah kemampuan kita untuk secara tidak sadar mendownload atau mengambil data atau info yang selalu tersedia di unconscious mind/pikiran bawah sadar kita.

 Ada juga yang berpendapat bahwa ia adalah kemampuan telepati tanpa sadar antara seseorang dengan orang lain ditempat yang berjauhan. 

Mungkin perbedaan pendapat ini akan berlanjut terus

=?UTF-8?B?Lg3igKnigKlBbGJlcnQgRWluc3RlaW46DeKAqeKAnA==?=
Intelektual mempunyai peranan yang kecil
dalam sebuah penemuan. Bila datang sebuah
lompatan dalam kesadaran, sebut itu sebagai
intuisi atau apa saja sesuai dengan keinginanmu, solusi akan datang...
Date: Sun, 24 Apr 2011 22:43:04 +0800
Message-ID: <hchxDqgFCW9G.nGq4RyNF@nokia-free.smtp.mail.yahoo.com>
X-Mailer: EPOC Email Version 2.10
MIME-Version: 1.0
Content-Language: i-default
Content-Type: text/plain; charset=UTF-8
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable

Intuition atau intuisi dalam kamus diartikan sebagai =E2=80=9Dsuara hati; =
pengetahuan tentang sesuatu tanpa memikirkan atau =
mempelajarinya=E2=80=9D.

Pengertian yang mendalam mengenai intuisi sampai saat ini masih terus =
diperdebatkan.

Ada yang menyatakan bahwa intuisi adalah saat dimana ada =E2=80=9Dsumber =
yang lebih tinggi =E2=80=9D yang memberikan input pada kesadaran kita =
secara tiba-tiba saja.

Yang lainnya berpendapat bahwa intuisi adalah kemampuan kita untuk secara =
tidak sadar mendownload atau mengambil data atau info yang selalu tersedia =
di unconscious mind/pikiran bawah sadar kita.

Ada juga yang berpendapat bahwa ia adalah kemampuan telepati tanpa sadar =
antara seseorang dengan orang lain ditempat yang berjauhan.=20

Mungkin perbedaan pendapat ini akan berlanjut terus.=0D

Albert Einstein:=0D
=E2=80=9C Intelektual mempunyai peranan yang kecil dalam sebuah penemuan. =
Bila datang sebuah lompatan dalam kesadaran, sebut itu sebagai intuisi atau =
apa saja sesuai dengan keinginanmu, solusi akan datang kepadamu dan kamu =
tidak tahu bagaimana atau mengapa.=E2=80=9D=0D

=E2=80=9C Sesuatu yang paling berharga adalah intuisi=E2=80=9D=0D
=E2=80=9C
Pikiran yang intuitif adalah suatu karunia suci, dan pikiran yang masuk =
akal adalah seorang pelayan yang setia.

Kita sudah menciptakan masyarakat yang menghormati pelayan dan melupakan =
karunia suci.
=E2=80=9D=0DIntuisi adalah suatu karunia yang =
suci=E2=80=A6=E2=80=A6=E2=80=A6=E2=80=A6=E2=80=A6=E2=80=A6.=0D
Ia adalah kuasa yang tersembunyi.
Kadang-kadang ia datang sebagai sebuah pikiran, sebuah gambaran dalam =
pikiran kita atau sebuah perasaan sensasi dalam diri kita.
Bisa datang tiba-tiba, atau terus menerus.
Ketidak pahaman mengenai kuasa ini akan membuat ia tidak digunakan =
sebagaimana mestinya.=0D

=20
Intuisi adalah pengertian yang mendalam dan pengetahuan secara langsung =
tentang tingkat dari kesadaran yang lebih tinggi.=20
=20
Semakin kita mencapai kesadaran diri, atau semakin kita mampu =
mengembangkan diri kita seutuhnya, semakin meningkat intuisi kita.
=20
Tujuan dari pengetahuan yang langsung memungkinkan kita untuk menciptakan =
suatu dunia yang lebih baik.=0D
=20
Ungkapan Einstein yang mengatakan bahwa intusi adalah solusi dari sebuah =
penemuan, adalah sangat tepat, karena ia adalah sumber visi dan gagasan =
yang mempunyai kuasa untuk mencerahkan kesadaran dan menaikkan getaran atas =
segala sesuatu yang berada di sekitar kita.
Ia sanggup memberikan jawaban atas apapun pertanyaan yang ada pada diri =
kita.=0D

Intuisi bersifat universal secara alami.
Dengan intuisi kita memahami keesaan tentang hidup dan kehadiran energi =
di dalam pengalaman manusia sehari-hari.
Dan ia ada dalam diri kita semua, selalu siap untuk digunakan dan selalu =
siap untuk menjadi semacam konsultan pribadi yang dapat memberi pengetahuan =
yang lebih mendalam....tanpa dipungut biaya apapun...:-)=0D

Gunakanlah dan bukalah intuisi anda.
Jangan kita biarkan karunia suci itu terlantar.
Ia ada dan siap untuk dipakai.
Walaupun intuisi tidak dapat dipaksa untuk digunakan, tapi dengan cara =
yang tepat dan mengkondisikannya sesuai dengan diri anda, ia akan siap =
digunakan.=0D

Untuk itu kita harus selalu melakukan latihan =
=E2=80=9Dberkomunikasi=E2=80=9D dengan intuisi kita dengan sadar.
=20
Butuh waktu dan konsistensi untuk dapat melakukannya, tapi semua kita =
bisa.=0D

Ada beberapa cara untuk membuka intuisi.
=20
Salah satunya adalah cara sederhana dibawah ini:=0D
=20
1. Duduklah dengan tenang ditempat dimana anda tidak akan =
terganggu.=0D

2. Lakukan pernapasan secara perlahan dan teratur.
Tarik napas kedalam perut dan keluarkan secara perlahan.=0D

3. Lakukan pernapasan ini sampai anda merasa relax dan nyaman..=20
=20
4. Buat sebuah imajinasi dari persoalan atau kondisi yang ada pada anda =
yang anda ingin ketahui (cobalah cari persoalan atau kondisi yang sederhana =
pada awal-awal latihan).=0D

5. Imajinasi ini sebaiknya menggambarkan persoalan atau kondisi anda tanpa =
adanya pikiran yang menghakimi.
=0D
6. Setelah itu biarkan diri anda menjadi hening.=0D

7. Amati semua yang terjadi pada anda.
Apakah ada gambar yang muncul, atau perasaan, atau getaran dalam tubuh =
anda.=0D

8. Amati saja.=0D

9. Anda bisa juga membuka mata anda dan amati sekeliling anda, apakah ada =
tanda atau signal yang mencolok yang terlihat saat anda membuka mata yang =
dapat menjadi petunjuk untuk menjawab persoalan anda.=0D

10. Ikuti gambaran atau petunjuk yang anda terima untuk melakukan langkah =
selanjutnya dalam persoalan anda.
Bila petunjuknya bagus, ia akan membawa anda ke langkah selanjutnya, bila =
kurang tepat, setidaknya ia telah mengurangi beberapa opsi dalam pemecahan =
persoalan anda.=0D

11. Jangan sesekali ragu dengan kemampuan anda.=20
Lakukan latihan terus dan percayalah bahwa intuisi siap anda =
gunakan.

Sabtu, 23 April 2011

Din Dra ▶ OLEHTISME FANS LOVE
◙◙◙▓█★☆★☆★█▓◙◙◙
 KEPEMIMPINAN BERARTI LOYALITAS
◙◙◙▓█★☆★☆★█▓◙◙◙

▂▃▄▇█☺█▇▄▃▂


Assalamu alaikum wr wb, Fans Love nya OLEHTISME
Salam sejahtera,...

◙◙◙▓█★☆★☆★█▓◙◙◙
KEPEMIMPINAN BERARTI LOYALITAS
◙◙◙▓█★☆★☆★█▓◙◙◙

1. Bekerjasamalah dengan orang lain menurut keadaan mereka, bukan mau anda atas diri mereka.
2. Bekerjasamalah dengan segala sesuatunya sebagaimana lazim, bukan semau-mau anda.
3. Bersabarlah. Pahamilah bahwa memberikan sudut pandang baru kepada orang lain itu membutuhkan waktu.
4. Untuk mendapatkan loyalitas anak buah, lebih dulu curahkanlah perhatian pada loyalitas Anda sendiri.
5. Untuk memenangi cinta, berikanlah cinta, cinta anda, terlebih dulu.
6. Saat mengoreksi orang lain, pikirkan kesiapan dia untuk mendengarnya.
7. Lebih dahulu, bersikaplah loyal kepada diri anda sendiri.
▂▃▄▇█☺█▇▄▃▂

◙◙◙▓█★☆★☆★█▓◙◙◙
Karena kita akan menjadi pemimpin atas diri kita, keluarga ataupun akan di contoh/di kritik oleh masyarakat umum...
Dan yang terpenting kita akan mempertanggung jawabkan segala tindakan kita kelak... Tanpa bisa mengelak...
Segala yang ada di dunia ini, tentang hidup, harta, kemiskinan, kesenangan, sakit dlln, adalah ujian...
◙◙◙▓█★☆★☆★█▓◙◙◙

OLEHTISME adalah JIWAKU
FANS LOVE adalah SIFATKU
ANKER adalah salam PERSAHABATANKU
BAHAGIA "SELAMANYA" adalah TUJUAN HIDUPKU


Ξ▓Ξ
Ξ▓Ξsalam "ANKER" ~⊙≈☺≈⊙~.

http://olehtismefanslove.blogspot.com
▂▃▄▇█☺█▇▄▃▂

Secuil Keju Penghalang Manisnya Ibadah

 Konon, Abu Yazid Al Bastomi adalah seorang ulama besar, beliau sudah beribadah selama bertahun-tahun kepada Allah SWT dengan segala macam formula ibadah, namun ternyata beliau merasa belum mendapatkan kenikmatan dari ibadahnya.
 
 Suatu hari beliau menemui ibunya dan mengeluhkan permasalahannya kepada sang ibunda, Abu yazid berkata :
 “Wahai ibunda ! saya beribadah selama bertahun-tahun, tapi sampai sekarang belum merasakan manisnya ibadah, tolong ingat-ingat ! apakah ibunda pernah memakan barang haram saat saya berada dalam kandungan atau ketika menyusui saya ?”. 
 
 Kemudian ibu beliau berfikir sejenak,lalu menjawab :
 “Wahai anakku ! saat kamu berada dalam kandungan, suatu ketika aku naik ke atas loteng,dan menemukan keju dibak cucian, aku sangat menginginkannya lalu aku memakan secuil dari keju itu tanpa seizin pemiliknya “. 
 


Secuil Keju Penghalang Manisnya Ibadah

Konon, Abu Yazid Al Bastomi adalah seorang ulama besar, beliau sudah beribadah selama bertahun-tahun kepada Allah SWT dengan segala macam formula ibadah, namun ternyata beliau merasa belum mendapatkan kenikmatan dari ibadahnya.

Suatu hari beliau menemui ibunya dan mengeluhkan permasalahannya kepada sang ibunda, Abu yazid berkata :
"Wahai ibunda ! saya beribadah selama bertahun-tahun, tapi sampai sekarang belum merasakan manisnya ibadah, tolong ingat-ingat ! apakah ibunda pernah memakan barang haram saat saya berada dalam kandungan atau ketika menyusui saya ?".

Kemudian ibu beliau berfikir sejenak,lalu menjawab :
"Wahai anakku ! saat kamu berada dalam kandungan, suatu ketika aku naik ke atas loteng,dan menemukan keju dibak cucian, aku sangat menginginkannya lalu aku memakan secuil dari keju itu tanpa seizin pemiliknya ".

Abu Yazid berkata :
"Wahai ibunda ! inilah satu-satunya hal yang mengganjal ibadah saya, carilah pemilik keju itu dan ceritakanlah semua ini kepadanya ! "
Lalu ibu beliau menemui pamilik keju itu serta menceritakanya, dan pemilik keju ahirnya mengihlaskan.

Setelah kejadian inilah Abu Yazid baru merasakan bagaimana manisnya ibadah.

Catatan hikmah.
Secuil barang haram yang termakan saat seseorang berada di kandungan ibunya ternyata dapat mempengaruhi kenikmatan ibadahnya, bagaimana jika barang haram tersebut dimakan langsung oleh yang bersangkutan ?
dan bagimana dengan ibadah serta ta'allum kita ?

Referensi: Annawadir lil qulyuby

Rabu, 20 April 2011

Syarat di Terimanya Amal 


Bismillah.
Alhamdulillah, ashsholaatu wassalaamu 'alaa man laa nabiyya ba'da.

Wahai saudarku, Alloh telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia sebuah kalimat yang besar maknanya, yang menunjukkan tujuan Alloh menciptakan Manusia & jin, Ia berfirman dalam QS. Al Zariyat: 56, yang artinya: "dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."


Dan NabiNya yang mulia shollallohu 'alaihi wasallam telah bersabda yang artinya: "Hak Alloh atas HambaNya adalah supaya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun" (HR. Bukhori dan Muslim)

Wahai saudaraku, yang jadi pertanyaan saat ini adalah ibadah seperti apakah yang diterima oleh Alloh?

Apa syaratnya agar ibadah kita diterima oleh Alloh?

Disini saya akan membahas sedikit mengenai syarat diterimanya amal sebatas apa yang saya ketahui.

Wahai saudara, termasuk salah satu sifat seorang muslim hendaknya apabila terdengar suatu kabar atau hukum berkaitan dengan agama, maka tanyakan apa dalilnya dan bagaimana keshohihannya.

Agar kita semua selamat dari kejahilan & kesesatan dalam beragama.
Oleh karena itu, Insya Alloh saya akan bawakan dalil-dalil dan pendapat ulama tentang permasalahan ini.

Ketahuilah wahai saudaraku, amal seorang muslim hanya akan diterima dengan 2 hal, yaitu amal yang dilakukan dengan IKHLAS hanya mengharapkan wajah Alloh semata dan amal yang dilakukan dengan ITTIBA' (mengikuti petunjuk nabi shollallohu 'alaihi wasallam).

1. Ikhlas Ikhlas memiliki makna memurnikan tujuan beribadah kepada Alloh dari hal-hal yang mengotorinya, yaitu riya' (ingin dilihat orang) & sum'ah (ingin didengar orang).
Arti lainnya adlah menjadikan Alloh sebagai satu-satunya tujuan dalam beribadah kepada Alloh dengan mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkosentrasi (khusyu') kepada Al-Kholiq.

Lalu apa dalilnya yang mengatakan bahwa ikhlas adlah syarat diterimanya amal?

Dalilnya tersebar dibanyak ayat dalam AlQur'an dan tersurat dalam hadits-hadits Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam, diantara dalil-dalinya adalah sebagai berikut:

Al Qur'an Alloh berfirman dalam QS. Az Zumar : 2, yang artinya: "sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya."

Dan juga QS. Al bayyinah : 5 "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus."

As Sunnah A. Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam, dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian?

Apakah ia mendapatkan pahala?

" Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa."

Orang tadi mengulangi pertanyaanya tiga kali, dan Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam pun tetap menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa."

Lalu beliaupun bersabda, "Sesungguhnya Alloh tidak menerima suatu amalan, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya."(HR. Abu dawud dan An Nasa'i dengan sanad yang jayyid, dishohihkan oleh ibnu hajar dalam fathulbaariy)

B. Dari Alqamah bin Waqash al-Laitsi, ia berkata, "Saya mendengar Umar ibnul Khaththab rodhiallohu 'anhu (berpidato 8/59) di atas mimbar, 'Saya mendengar Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, '(Wahai manusia), sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya (dalam satu riwayat: amal itu dengan niat 6/118) dan bagi setiap orang hanyalah sesuatu yang diniatkannya.
Barang siapa yang hijrahnya (kepada Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya.
Dan, barangsiapa yang hijrahnya 1/20) kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan dinikahinya (dalam riwayat lain: mengawininya 3/119), maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia hijrah." (HR. Bukhori)

2. Ittiba' Wahai saudarku niat yang baik dan lurus saja tidak cukup, ia harus disempurnakan dengan ittiba' kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam.
Ittiba' secara bahasa berarti iqtifa' (menelusuri jejak), qudwah (bersuri teladan) dan uswah (berpanutan).
Ittiba' terhadap Al-Qur'an berarti menjadikan Al-Qur'an sebagai imam dan mengamalkan isinya.

Ittiba' kepada Rasul berarti menjadikannya sebagai panutan yang patut diteladani dan ditelusuri langkahnya. (Mahabbatur Rasul, hal.101-102).

Adapun secara istilah ittiba' berarti mengikuti seseorang atau suatu ucapan dengan hujjah dan dalil.

Ibnu Khuwaizi Mandad mengatakan : "Setiap orang yang engkau ikuti dengan hujjah dan dalil padanya, maka engkau adalah muttabi' (Ibnu Abdilbar dalam kitab Bayanul 'Ilmi, 2/143).

Namun perlu diperhatikan bahwa mustahil seseorang itu ber-uswah atau ber-ittiba' kepada Rasulullah saw jika dia jahil (bodoh) terhadap sunnah-sunnah dan petunjuk-petunjuk Rasulullah saw.

Oleh sebab itu jalan satu-satunya untuk ber-uswah kepada Rasulullah adalah dengan mempelajari sunnah-sunnah beliau – ini menunjukkan bahwa atba' (pengikut Rasul) adalah ahlul bashirah (orang yang berilmu).

Jadi, Ittiba' ialah mengikuti petunjuk Rosululloh shollallohu 'aliahi wasallam melalui hadits-hadits yang sah (yang derajatnya shohih atau hasan) dari beliau shollallohu 'alaihi wasallam.

Kenapa harus ittiba'?
Apa dasarnya?
Kita jawab, banyak dasarnya, baik dari alQur'an maupun As Sunnah.
Saya akan tunjukkan beberapa dalilnya yang insya Alloh dapat mewakili, diantaranya: Al Qur'an "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik., (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kesenangan) hari akhirat dan dia banyak menyebut Allah."
(Al-Ahzab:21) Dan juga "..apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya." (QS. Al Harsy: 7)

As Sunnah " Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya (contohnya) dari kami maka dia tertolak" (HR. Muslim) "

Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya (tidak ada contohnya), maka ia tertolak" (HR. Bukhori dan Muslim, dari 'Aisyah rodhiallohu 'anha) Para ulama pun telah angkat bicara mengenai hal ini (syarat diterimanya amal), diantaranya adalah Fudhail bin 'iyadh rohimulloh ketika menafsirkan firman Alloh, "supaya Dia menguji kamu, siapa yang lebih baik amalnya" (QS. Al mulk:2)

Bliau berkata, "maksudnya, dia ikhlas dan benar dalam melakukannya. Sebab amal yang dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar maka tidak akan diterima. Dan jika dia benar, tetapi tidak ikhlas maka amalannya juga tidak diterima. Adapun amal yang ikhlas adalah amal yang dilakukan karena Alloh, sedang amal yang benar adalah apabila dia sesuai dengan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam."

Jadi, sudah jelaslah bahwa syarat diterimanya amal seorang muslim adalah dengan mengikhlaskan ibadah hanya untuk Alloh & dengan contoh dari nabi shollallohu 'alaihi wasallam.

Maka saudaraku, jadikanlah dua syarat ini dasar kita dalam beramal.

Apakah kita mau beramal namun semuanya sia-sia?

Dan apakah kita mau hanya mendapatkan lelah tanpa pahala?
Dan apakah kita mau terjerumus dalam dosa?

Ketahuilah saudaraku, apabila kedua syarat ini tidak terpenuhi maka akan sia-sia ibadah kita dan apabila salah satu saja tidak terpenuhi maka dapat menjerumuskan kita kedalam dosa.

Bayangkan apabila kita beribadah sesuai contoh nabi tetapi kita tidak ikhlas dan mengharapkan orang lain melihat kita dalam beribadah, maka kita akan mendapatkan dosa riya'.

Lalu bayangkan jika kita beribadah hanya dengan niat ikhlas tanpa ittiba' maka kita akan terjerumus pada dosa bid'ah.

Wallohu a'lam
Apa yang benar dalam artikel ini datangnya dari Alloh dan apa yang keliru adalah dari kesalahan saya dan syaithon.

Saya mohon ampun kepada Alloh Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Akhirnya, Saya berharap saudaraku memberi nasihat yang baik apabila terdapat kesalahan dan kekurangan.

Semoga Alloh memudahkan kita mengamalkan dua syarat ini dalam beribadah dan semoga Alloh mengistiqomahkan kita diatas hidayahNya serta mewafatkan kita diatas islam dan sunnah.
Shollallohu wa sallam 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'Ala Aalihi wa Shohbihi wa man tabi'ahum bi ihsaanin ilaa yaumidiin.

Alhamdulillahi Robbil 'aalamin.

Subhanakallohumma wabihamdika asyhadualla ilaha ila anta astaghfiruka wa'atubu ilaik.

Bagi saudara-saudaraku ini maroji (sumber-sumber penulisan) saya:
1. Alqur'anul Karim dan terjemahannya
2. Ilmu ushul bid'ah karya Asy syaikh Ali Hasan Al Halabi Al Atsari
3. Ambillah Aqidahmu dari Alqur'an dan Assunnah yang Shohih, karya Asy syaikh muhammad bin jamil zainu
4. Syarah Aqidah Ahlussunnah wal jama'ah, karya al ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas
5. Dan kitab-kitab lainnya

Oleh Syafiq Al balami

Selasa, 19 April 2011

Sedikit kisah... 

Imam As-Sya’rani r.a.:
 “Seseorang itu selalunya, mengingkari apa yang dia jahil tentangnya” 
 Dalam khazanah kisah-kisah Sufi ada diceritakan tentang seorang pemuda yang begitu lantang mencemuuh tokoh sufi Zun Nun Al Misri dan tarikatnya. 
 
 Sesudah si pemuda puas memperlihatkan kebenciannya, Al Misri mencabut cincin dari pada jarinya dan berkata,“Bawalah cincin ini ke pasar, gadaikanlah dengan harga satu dinar saja”
 
 Pemuda itu hairan, namun cincin itu diterimanya juga dan dibawa ke pasar.
 
 Dia menawarkan kepada para pedagang, dari penjual buah sampai penjual makanan.
 
 Tiada seorang pun melirik apalah lagi tertarik.
 Lalu dengan wajah hampa pemuda itu kembali kepada Al Misri dan berkata, “Engkau membohongiku, cincin ini tidak berharga”
 
 Jawab Al Misri, ” Jangan marah dulu, sekarang juallah cincin itu kepada ahli permata. Tawarkan seribu dinar.”
 
 Tentu sa

Sedikit kisah...

Imam As-Sya'rani r.a.:
"Seseorang itu selalunya, mengingkari apa yang dia jahil tentangnya"
Dalam khazanah kisah-kisah Sufi ada diceritakan tentang seorang pemuda yang begitu lantang mencemuuh tokoh sufi Zun Nun Al Misri dan tarikatnya.

Sesudah si pemuda puas memperlihatkan kebenciannya, Al Misri mencabut cincin dari pada jarinya dan berkata,"Bawalah cincin ini ke pasar, gadaikanlah dengan harga satu dinar saja"

Pemuda itu hairan, namun cincin itu diterimanya juga dan dibawa ke pasar.

Dia menawarkan kepada para pedagang, dari penjual buah sampai penjual makanan.

Tiada seorang pun melirik apalah lagi tertarik.
Lalu dengan wajah hampa pemuda itu kembali kepada Al Misri dan berkata, "Engkau membohongiku, cincin ini tidak berharga"

Jawab Al Misri, " Jangan marah dulu, sekarang juallah cincin itu kepada ahli permata. Tawarkan seribu dinar."

Tentu saja pemuda itu menjadi gusar.
tapi rasa ingin tahunya membuatkan dia menuruti perintah ahli sufi itu.

Sungguh menghairankan, ternyata para pedagang permata berebut untuk membeli cincin itu.

Pemuda itu merasa takjub dan bergegas menemui Al Misri dan berkata " Mereka bersaing untuk membelinya."

"Nah." kata Al Misri. "Orang tidak akan mengetahui suatu benda berharga atau tidak jika ia belum mengenalnya.

Bagaimana mungkin kamu berani mencaci para sufi dan ilmu tasauf, jika kamu belum mengetahui isinya?

Pelajari dulu baik-baik, barulah tentukan pendapatmu.
Itulah sikap orang bijak ."

mari ambil pengertian dari kisah di atas, m0ga ada manfaatnya...

d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅

d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅
d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅d̲̲̲̅̅̅

Rabu, 13 April 2011

Kesabaran Rasulullah Ketika Diludahi 

 Bukan hanya sekali saja Nabi dihina.
 Bahkan ada seorang wanita tua yang berani mencerca Nabi.
 Setiap kali Nabi melintas muka rumahnya, kala itu pula si wanita meludahkan air liurnya, “cuh,cuh,cuh.”
 Peristiwa itu berulangkali terjadi, bahkan hampir setiap hari.
 Suatu kali, ketika Nabi lewat di depan rumahnya, si wanita tadi tak lagi meludahinya.
 Bahkan, batang hidungnya saja tak kelihatan pula.
 Nabi pun menjadi “kangen” akan air ludah si wanita tadi.
 Karena penasaran, Nabi lantas bertanya kepada seseorang, “Wahai Fulan, tahukah engkau, dimanakah wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?”
 Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi justru menanyakan, penasaran, dan tak sebaliknya merasa kegirangan.
 Namun, si Fulan tak ambil peduli, oleh karenanya ia segera menja

Kesabaran Rasulullah Ketika Diludahi

Bukan hanya sekali saja Nabi dihina.
Bahkan ada seorang wanita tua yang berani mencerca Nabi.
Setiap kali Nabi melintas muka rumahnya, kala itu pula si wanita meludahkan air liurnya, "cuh,cuh,cuh."
Peristiwa itu berulangkali terjadi, bahkan hampir setiap hari.
Suatu kali, ketika Nabi lewat di depan rumahnya, si wanita tadi tak lagi meludahinya.
Bahkan, batang hidungnya saja tak kelihatan pula.
Nabi pun menjadi "kangen" akan air ludah si wanita tadi.
Karena penasaran, Nabi lantas bertanya kepada seseorang, "Wahai Fulan, tahukah engkau, dimanakah wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?"
Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi justru menanyakan, penasaran, dan tak sebaliknya merasa kegirangan.
Namun, si Fulan tak ambil peduli, oleh karenanya ia segera menjawab pertanyaan Nabi, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa si wanita yang biasa meludahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?"
Mendengar jawaban itu Nabi mengangguk-angguk, lantas melanjutkan perjalanan untuk ibadah di depan Ka'bah, bermunajat kepada Allah Pemberi Rahmah.

Sekembalinya dari ibadah, Nabi mampir menjenguk wanita peludah itu.
Ketika tahu, bahwa Nabi, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati.
"Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari."

Dengan menitikan air mata haru bahagia, si wanita bertanya,
"Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?"

Nabi menjawab, "Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya."
Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah swt ini, si wanita menangis dalam hati.
Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat.
Lantas,setelah mengatur nafas akhirnya ia dapat bicara lepas,
"Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu."

Lantas si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.

(Sumber : Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, Jakarta.)

Senin, 11 April 2011

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. 

 Dua hal yang sangat berbeda namun keduanya bukan merupakan hal yang terpisahkan.. 
 
 Mungkin seseorang berpikir bahwa mimpi itu hanyalah suatu khayalan di dalam diri.. 
 
 Dan sebuah fantasi yang menyenangkan bagi pikirannya.. 
 
 Namun mimpi adalah awal dari suatu keinginan yang pasti.. 
 
 Yang dapat merubah hidupmu untuk selamanya.. 
 
 Tanpa mimpi..kau tidak akan mempunyai keinginan untuk merubah keadaan.. 
 
 Tanpa mimpi..kau tidak akan mempunyai tujuan yang pasti di dalam hidupmu.. 
 
 Mimpi adalah keinginanmu yang terpendam.. 
 
 Mimpi adalah awal dari keinginanmu untuk bertindak.. 
 
 Mimpi adalah suatu hal yang mampu untuk merubah keadaan.. 
 
 Dan satu hal yang pasti.. 
 Mimpimu dapat menjelma menjadi realita... 
 Namun untuk merubah mimpimu menjadi realita.. Ada jembatan yang harus kau lalui.. 
 Jembatan itu adalah kemauan keras dari dirimu.. 
 Kemauan keras yang tidak akan goyah.. 


Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Dua hal yang sangat berbeda namun keduanya bukan merupakan hal yang terpisahkan..

Mungkin seseorang berpikir bahwa mimpi itu hanyalah suatu khayalan di dalam diri..

Dan sebuah fantasi yang menyenangkan bagi pikirannya..

Namun mimpi adalah awal dari suatu keinginan yang pasti..

Yang dapat merubah hidupmu untuk selamanya..

Tanpa mimpi..kau tidak akan mempunyai keinginan untuk merubah keadaan..

Tanpa mimpi..kau tidak akan mempunyai tujuan yang pasti di dalam hidupmu..

Mimpi adalah keinginanmu yang terpendam..

Mimpi adalah awal dari keinginanmu untuk bertindak..

Mimpi adalah suatu hal yang mampu untuk merubah keadaan..

Dan satu hal yang pasti..
Mimpimu dapat menjelma menjadi realita...
Namun untuk merubah mimpimu menjadi realita.. Ada jembatan yang harus kau lalui..
Jembatan itu adalah kemauan keras dari dirimu..
Kemauan keras yang tidak akan goyah..
Sekeras apapun angin bertiup dan badai menghadang..
Sederas apapun hujan yang tercurah dari langit..
Dan sekuat apapun gelombang pasang yang menghadang..
Semua itu tidak akan menggoyahkanmu..
Apabila kau mau untuk melewati jembatan itu..
Untuk merubah mimpimu menjadi realita..

Kau harus membayar harganya..
Kau harus berani untuk bertindak..
Dan kau harus siap tercabik-cabik dari duniamu yang selama ini kau nikmati..

Mungkin kau berpikir..
Hanya dengan sedikit tindakan dan keinginan di mulutmu..
Kau sanggup mewujudkan mimpimu..

Namun sesungguhnya hal itu adalah suatu kesalahan..
Karena tanpa melewati jembatan dan membayar harganya..
Kau tak akan mampu mengubah mimpimu menjadi realita..
Jika kau hanya berkata di mulutmu..
Namun kau tidak berani untuk bertindak dan membayar harganya..

Ketahuilah..
Mimpimu akan tetap menjadi harapan kosong..

Dan jalanmu akan tetap hampa untuk selamanya..

Karena jembatan yang harus kau lalui..
Dan harga yang harus kau bayar..
Adalah penghubung antara mimpi dan realita yang ada..

Yang sanggup untuk merubah segalanya..
Dan sanggup menjadikanmu menjadi pribadi yang lebih kuat..

Jembatan penghubung adalah kemauan keras dari dirimu..
Adalah hal yang harus kau lalui..
Dan tidak dapat kau hindari..

Memang untuk melewati jembatan itu..

Pastilah kau akan membayar harga yang mahal di dalam hidupmu..

Namun ketahuilah..
Ketika kau mau untuk melewati jembatan itu dengan sungguh-sungguh tanpa mengeluh..
Kau siap untuk merubah mimpimu menjadi realita yang akan mengubah hidupmu untuk selamanya..


Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam persaudaraan selalu...hahayy...prikitieww ^_^

Sumber: vibizlife.com

PENGARUH KURANG KOMUNIKASI DALAM KELUARGA


PENGARUH KURANG KOMUNIKASI DALAM KELUARGA
>¤< >¤< >¤< >¤< >¤<
>¤< >¤< >¤< >¤< >¤<
Keluarga adalah sebuah ruang, rumah, tempat asal, dan tempat kembali, seseorang dalam kehidupannya.
Setiap manusia pasti memiliki keluarga.
Bagaimana mungkin seseorang tercipta bagaikan pertunjukan sulap, sim salabim langsung jadi.

Manusia pasti melalui proses tertentu hingga ia hadir di dunia.
Keluarga adalah tempat seseorang berasal.
Adanya seorang anak tentu terlahir dari seorang ibu yang dibuahi oleh seorang bapak meskipun semuanya tidak lepas dari kekuasaan Tuhan .

Setelah ketiganya berkumpul dalam suatu ruang, misalnya rumah, kebersamaan itu dapat dikatakan sebagai sebuah keluarga.

Seberapa Pentingkah Keluarga?
Jika ada pertanyaan itu, jawabannya sangatlah kompleks.
Keluarga adalah segalanya, bagian terpenting dari yang penting.
Kehadiran teman maupun jalinan hubungan lain memang dapat menghadirkan kepentingan tertentu.
Namun, keluarga adalah sebaik-baiknya tempat kembali.
Tak kenal pamrih dan tak berbalas.
Komunikasi dalam Keluarga Sebagai makhluk sosial, manusia tentu harus berinteraksi dengan sesamanya melalui jalan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Namun, yang terpenting adalah dengan bahasa atau tuturan.
Dengan bertutur, manusia dapat saling mengenal, memperhatikan, dan mengungkapkan perasaan.

Keluarga adalah kehidupan sosial yang paling kecil.
Misalnya, hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Seharusnya, kehidupan sosial mini ini dapat berlangsung dengan hangat karena jumlah anggota masih sangat sedikit sehingga memungkinkan setiap anggota untuk saling mengenal dan saling mempedulikan.

Komunikasi yang lancar akan menghadirkan suasana hangat dalam keluarga.
Tidak ada perselisihan, kesalah pahaman, dan efek-efek buruk lain.

Keadaan keluarga yang nyaman akan berpengaruh positif bagi perkembangan mental anak.

Guru pertama anak-anak adalah orang tuanya.

Apa yang dilakukan orangtua cenderung ditiru anak-anak.

Papa Sibuk, Mama Kerja

Pernah mendengar istilah ini?
Inilah situasi "kekeluargaan" kini.
Terutama,di kota-kota besar.

Anak bahkan tak lagi "mengenal" siapa ayah dan ibunya.

Anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuhnya.
Anak dibiarkan untuk "dijaga" oleh seseorang yang tak bertalian darah.
Padahal, anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian lebih dari kedua orangtuanya.

Anak merindukan sentuhan dan sapa lembut ibu.
Anak menginginkan nasihat-nasihat dan kebijakan ayah.

Namun, dunia kerja dan kemajuan zaman telah menggerus semua itu.
Yang lebih penting adalah kerja dan kerja demi "anak dan keluarga".

>¤< >¤< >¤< >¤< >¤<
Dampak Kurangnya Komunikasi dalam Keluarga
>¤< >¤< >¤< >¤< >¤<
Kurangnya perhatian yang diperoleh anak dari kedua orangtua akan memunculkan berbagai bentuk "perlawanan" yang cenderung merugikan.
Anak akan melakukan hal-hal yang berada di luar norma.

Alasannya hanya satu, ingin diperhatikan.
Namun, jangankan diperhatikan, bertegur sapa dengan orangtua pun jarang.
Bahkan, tidak.

Berikut ini beberapa efek negatif akibat kurangnya komunikasi antar keluarga.

*.Keluarga akan diramaikan dengan pertengkaran karena sering terjadi kesalah pahaman mencerna suatu hal.
Hubungan antara anak dan orangtua cenderung menjauh.

*.Anak akan melakukan hal-hal negatif sebagai ajang cari perhatian.

*.Anak akan kehilangan rasa hormat dan cenderung takut pada orang tuanya.

*.Memicu pertengkaran suami istri karena saling menyalahkan saat anak melakukan sebuah pelanggaran.

*.Mencetak anak-anak broken home.

>¤< >¤< >¤< >¤< >¤< >¤<
http://www.anneahira.com/keluarga-16103.htm
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Jumat, 08 April 2011

Wudhu

Hikmah dan Keajaiban Wudhu

Hikmah dan Keajaiban Wudhu .
Di dalam ajaran Islam banyak hal-hal yang berkaitan dengan suatu ibadah yang terlihat sederhana dan mudah dilakukan namun memiliki manfaat dan hasiat yang luar biasa bagi kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani, contohnya adalah wudhu.

Wudhu adalah salah satu syariat Islam.
Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk membersihkan diri atau berwudhu sebelum mendirikan shalat lima waktu. (QS Al-Maidah ayat 6).

Wudhu juga merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah shalat oleh Allah SWT, namun terkadang ada sebagian umat Islam yang memandangnya biasa-biasa saja.
"Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara kamu, hingga dia berwudhu ." (HR. Bukhari Muslim).

Wudhu dan Kesehatan Jasmani
Wudhu ternyata mempunyai manfaatnya sangat besar.
Itulah yang dibuktikan oleh para ahli kesehatan dunia.
Salah satunya adalah Prof LeopoldWerner von Ehrenfels, seorang psikiater sekaligus neurolog berkebangsaan Austria.
Ia menemukan sesuatu yang menakjubkan dalam wudhu karena mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh manusia.
Karena keselarasan air dengan wudhu dan titik-titik syaraf, kondisi tubuh senantiasa akan sehat.
Dari sinilah ia akhirnya memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
(www.republika.co.id)

Ulama fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani.
Daerah yang dibasuh dalam air wudhu-seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki –memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran.
Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh, sebab penyakit kulit umumnya sering menyerang permukaan kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan, seperti di sela-sela jari tangan, kaki, leher, belakang telinga, dan lainnya.
Karena itu,Mochtar Salem memberi saran agar anggota tubuh yang terbuka senantiasa dibasuh atau dibersihkan dengan menggunakan air.
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa munculnya penyakit kulit disebabkan oleh rendahnya kebersihan kulit.
Karena itu, orang yang memiliki aktivitas padat (terutama di luar ruangan) disarankan untuk sesering mungkin membasuh atau mencuci anggota badannya yang terbuka, seperti kepala, muka, telinga, hidung, tangan, dan kaki.
Mencegah penyakit dengan wudhu bisa kita cermati dan pelajari sejarah hidup Rasulullah SAW, seperti yang diungkapkan Muhammad Husein Haykal dalam bukunya Hayatu Muhammad, sepanjang hidupnya Rasulullah SAW tak pernah menderita penyakit, kecuali saat sakaratul maut hingga wafatnya.
Hal ini menunjukkan bahwa wudhu dengan cara yang benar niscaya dapat mencegah berbagai macam penyakit.
Menurut sejumlah penelitian, berwudhu itu dapat menghilangkan berbagai macam penyakit.
Misalnya, penyakit kanker, flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal, linu, mata, sakit gigi, dan sebagainya.
Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and Soul menjelaskan,wudhu bisa mencegah kanker kulit.
Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit.
Kemudian, apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu), bahan kimia itu akan larut.
Selain itu, jelasnya, wudhu juga menyebabkan seseorang menjadi tampak lebih muda.
Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Salim tentang manfaat wudhu untuk kesehatan, terungkap bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar akan mencegah seseorang dari segala penyakit.
Dalam penelitiannya itu, Muhammad Salim juga menganalisis masalah kesehatan hidung dari orang-orang yang tidak berwudhu dan yang berwudhu secara teratur selama lima kali dalam sehari untuk mendirikan shalat.
Salim mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya.
Pekerjaan ini ia lakukan selama berbulan-bulan.
Berdasarkan analisisnya, lubang hidung orang-orang yang tidak berwudhu memudar dan berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap.
Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, ungkap Salim, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.
"Sesungguhnya, cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan, berkumur-kumur, lalu mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya.
Langkah ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali secara bergantian," kata Salim.

Wudhu dan Kesehatan Rohani
Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudhu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudhu memang daerah yang paling sering berdosa.
Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita.
Banyak panca indera tersimpul di bagian muka.
Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain.
Apa saja yang dimakan dan diminum.
Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini?
Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari?
Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.

Rasul SAW menyatakan, wajah orang yang berwudhu itu akan senantiasa bercahaya.
Rasulullah akan mengenalinya nanti pada hari kiamat karena bekas wudhu.
"Umatku nanti kelak pada hari kiamat bercahaya muka dan kakinya karena bekas wudhu."

Muhammad Kamil Abd Al-Shomad, yang mengutip sumber dari Al-I'jaz Al-Ilmiy fi Al-Islam wa Al-Sunnah AlNabawiyah, menjelaskan bahwa manfaat semua hal yang diperintahkan dalam wudhu sangatlah besar bagi tubuh manusia.
Mulai dari membasuh tangan dan menyela-nyela jari, berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam lubang hidung, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala, membasuh telinga, hingga membasuh kaki hingga mata kaki.

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya Lentera Hidup menuliskan keutamaan wudhu.
"Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan mengerjakan shalat.
Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan pula memperbaharuinya.

Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu.
Mencuci muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya pernah berbuat dosa ketika melihat, berkata, dan makan.
Mencuci tangan dengan air seakan-akan membasuh tangan yang telanjur berbuat salah.
Membasuh kaki dan lain-lain demikian pula.
Mereka memperbuat hikmat-hikmat itu meskipun dalam hadis dan dalil tidak ditemukan.
Tujuannya adalah supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, sementara batinnya masih tetap kotor.
Hati yang masih tamak, loba, dan rakus, kendati sudah berwudhu, maka wudhunya lima kali sehari semalam itu berarti tidak berbekas dan tidak diterima oleh Allah SWT, dan shalatnya pun tidak akan mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan fakhsya' (keji) dan mungkar (dibenci).

" Buya Hamka menambahkan, wudhu itu dapat menyehatkan badan. "
Kita hidup bukanlah untuk mencari pujian dan bukan pula supaya kita paling atas di dalam segala hal.
Meskipun itu tidak kita cari, kalau kita senantiasa menjaga kebersihan, kita akan dihormati orang juga.

" Referensi : Al-quran dan terjemahnya-Kementerian Agama RI. Shahih Bukhari-Imam Bukhori Al Jami' Ash Shohih Al Musnad min haditsi rasulillaahi shallallaahu 'alaihi wasallam wa sunanihi wa ayyamihi-Imam Muslim.

Rabu, 06 April 2011

Pengertian Hukum

Definisi/pengertian tentang "hukum" ,dapat kita temui dari kamus, ensiklopedi ataupun dari suatu aturan perundang-undangan.
Untuk melihat apa yang dimaksud dengan hukum, definisi "hukum" dari beberapa aliran pemikiran dalam ilmu hukum yang ada, sebab timbulnya perbedaan tentang sudut pandang orang tentang apa itu "hukum" salah satunya sangat dipengaruhi oleh aliran yang melatar belakanginya.

Aliran Sosiologis Roscoe Pound, memaknai hukum dari dua sudut pandang, yakni:
1. Hukum dalam arti sebagai tata hukum (hubungan antara manusia dengan individu lainnya, dan tingkah laku para individu yang mempengaruhi individu lainnya, atau tata sosial, atau tata ekonomi).
2. Hukum dalam arti selaku kumpulan dasar-dasar kewenangan dari putusan-putusan pengadilan dan tindakan administratif (harapan-harapan atau tuntutan-tuntutan oleh manusia sebagai individu ataupun kelompok-kelompok manusia yang mempengaruhi hubungan mereka atau menentukan tingkah laku mereka).
Hukum bagi Rescoe Pound adalah sebagai "Realitas Sosial" dan negara didirikan demi kepentingan umum & hukum adalah sarana utamanya.

Jhering: Law is the sum of the condition of social life in the widest sense of the term, as secured by the power of the states through the means of external compulsion (Hukum adalah sejumlah kondisi kehidupan sosial dalam arti luas, yang dijamin oleh kekuasaan negara melalui cara paksaan yang bersifat eksternal).
Bellefroid: Stelling recht is een ordening van het maatschappelijk leven, die voor een bepaalde gemeenschap geldt en op haar gezag is vastgesteid (Hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib masyarakat dan didasarkan atas kekuasaan yang ada di dalam masyarakat itu).
Aliran Realis Holmes: The prophecies of what the court will do… are what I mean by the law (apa yang diramalkan akan diputuskan oleh pengadilan, itulah yang saya artikan sebagai hukum).

Llewellyn: What officials do about disputes is the law it self (apa yang diputuskan oleh seorang hakim tentang suatu persengketaan, adalah hukum itu sendiri).

Salmond: Hukum dimungkinkan untuk didefinisikan sebagai kumpulan asas-asas yang diakui dan diterapkan oleh negara di dalam peradilan.
Dengan perkataan lain, hukum terdiri dari aturan-aturan yang diakui dan dilaksanakan pada pengadilan.

Aliran Antropologi Schapera: Law is any rule of conduct likely to be enforced by the courts (hukum adalah setiap aturan tingkah laku yang mungkin diselenggarakan oleh pengadilan).

Gluckman: Law is the whole reservoir of rules on which judges draw for their decisions (hukum adalah keseluruhan gudang-aturan di atas mana para hakim mendasarkan putusannya).

Bohannan: Law is that body of binding obligations which has been reinstitutionalised within the legal institution (hukum adalah merupakan himpunan kewajiban-kewajiban yang telah dilembagakan kembali dalam pranata hukum).

Aliran Historis Karl von Savigny: All law is originally formed by custom and popular feeling, that is, by silently operating forces. Law is rooted in a people's history: the roots are fed by the consciousness, the faith and the customs of the people (Keseluruhan hukum sungguh-sungguh terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-diam.
Hukum berakar pada sejarah manusia, dimana akarnya dihidupkan oleh kesadaran, keyakinan dan kebiasaan warga negara.

Aliran Hukum Alam Aristoteles: Hukum adalah sesuatu yang berbeda dari pada sekedar mengatur dan mengekspressikan bentuk dari konstitusi;hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan putusannya di pengadilan dan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.

Thomas Aquinas: Hukum adalah suatu aturan atau ukuran dari tindakan-tindakan, dalam hal mana manusia dirangsang untuk bertindak atau dikekang untuk tidak bertindak.

Jhon Locke: Hukum adalah sesuatu yang ditentukan oleh warga masyarakat pada umumnya tentang tindakan-tindakan mereka, untuk menilai/mengadili mana yang merupakan perbuatan yang jujur dan mana yang merupakan perbuatan yang curang.

Emmanuel Kant: Hukum adalah keseluruhan kondisi-kondisi dimana terjadi kombinasi antara keinginan-keinginan pribadi seseorang dengan keinginan-keinginan pribadi orang lain, sesuai dengan hukum-hukum tentang kemerdekaan.

Aliran Positivis Jhon Austin: Hukum adalah seperangkat perintah, baik langsung ataupun tidak langsung, dari pihak yang berkuasa kepada warga masyarakatnya yang merupakan masyarakat politik yang independen, dimana otoritasnya merupakan otoritas tertinggi.

Blackstone: Hukum adalah suatu aturan tindakan-tindakan yang ditentukan oleh orang-orang yang berkuasa bagi orang-orang yang dikuasi, untuk ditaati.

Hans Kelsen: Hukum adalah suatu perintah memaksa terhadap tingkah laku manusia.
Hukum adalah kaidah-kaidah primer yang menetapkan sanksi-sanksi.

Teori Hukum
1. Prof Sahardjo : sebagai alat mengayomi masyarakat
2. G. Niemeyer : alat mengatur kegiatan manusia
3. L. Pospisil : alat untuk mengendalikan masyarakat kearah yang tertib
4. Roscoe Pound : Tool Of Social Engineering = alat untuk melakukan perubahan pola piker masyarakat
5. Teori Terpadu : Four In One = hukum sebagai alat mengayomi mengatur , mengendalikan dan mengubah masyarakat
6. Teori Etis : isi hukum semata-mata harus di tentukan oleh kesadaran etis kita (rasa etika ) mengenai apa adil dan apa yang tidak adil.
aristoteles menganut teori ini dalam bukunya rhetorica & rica necomachea berpendapat "tujuan hokum itu semata-mata untuk mewujudkan keadilan .
Menurut dia keadilan terbagi 2 jenis :
1. keadilan distributive : keadilan yang memberikan kepada setiap orang bagian sesuai jasanya ,atas dasar prinsip kesebandingan ( bukan sama rata)
2. keadilan komutatif : memberikan kepada setiap orang sama banyaknya tanpa mengingat jasanya

7. Teori Utilitas : hukum bertujuan mewujudkan apa yng berfaedah , "kebahagian terbesar untuk jumlah terbanyak" .

"The greatest happiness for the greatest number" , hukum bisa dikatakan berhasil apabila sebanyak mungkin dapat mewujudkan keadilan ( Jeremy Betham dalam bukunya the principles of morals and legislation 1780M).

Hukum dengan kekuasaan saling melengkapi,ucapan Prof . Muhtar Khusumahatmadja yang sangat popular."hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan , kekuasaan tanpa hukum adalah kesewenang-wenangan.

Kelemahan teori ETIS & UTILITAS adalah terlalu berat sebelah , terlalu mengagungkan keadilan dengan mengabaikan kepastian hukum.
Dengan terabaikannya kepastian hukum akan terganggu ketertiban , padahal dengan terwujudnya ketertiban maka akan terwujud pula keadilan.

Kelemahan teori ini memunculkan teori pengayoman (pendapat menteri kehakiman Suhardjo)

Teori ini berpendapat bahwa : tujuan hukum adalah mengayomi kepentingan manusia secara aktif (mendapatkan kondisi kemasyarakatan yang manusiawi dalam proses yang berlangsung secara wajar ) dan pasip ( mengupayakan pencegahan tindakan sewenang-wenang dan penyelah gunaan hak)

Pengayoman meliputi :
1. mewujudkan ketertiban dan keteraturan
2. mewujudkan kedamaian sejati
3. mewujudkan keadialan
4. mewujudkan kesejahteraan dan keadilan social warga masyarakat selama tidak melanggar hak dan merugikan orang lain tanpa rasa khawatir akan :
a. secara bebas melakukan apa yang dianggap benar
b. secara bebas dapat mengembangkan bakat dan minat
c. secara bebas merasa selalu mendapat perlakuan wajar.