Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh _monggo pinarak ingkang sekeco_

Rabu, 20 April 2011

Syarat di Terimanya Amal 


Bismillah.
Alhamdulillah, ashsholaatu wassalaamu 'alaa man laa nabiyya ba'da.

Wahai saudarku, Alloh telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia sebuah kalimat yang besar maknanya, yang menunjukkan tujuan Alloh menciptakan Manusia & jin, Ia berfirman dalam QS. Al Zariyat: 56, yang artinya: "dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."


Dan NabiNya yang mulia shollallohu 'alaihi wasallam telah bersabda yang artinya: "Hak Alloh atas HambaNya adalah supaya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun" (HR. Bukhori dan Muslim)

Wahai saudaraku, yang jadi pertanyaan saat ini adalah ibadah seperti apakah yang diterima oleh Alloh?

Apa syaratnya agar ibadah kita diterima oleh Alloh?

Disini saya akan membahas sedikit mengenai syarat diterimanya amal sebatas apa yang saya ketahui.

Wahai saudara, termasuk salah satu sifat seorang muslim hendaknya apabila terdengar suatu kabar atau hukum berkaitan dengan agama, maka tanyakan apa dalilnya dan bagaimana keshohihannya.

Agar kita semua selamat dari kejahilan & kesesatan dalam beragama.
Oleh karena itu, Insya Alloh saya akan bawakan dalil-dalil dan pendapat ulama tentang permasalahan ini.

Ketahuilah wahai saudaraku, amal seorang muslim hanya akan diterima dengan 2 hal, yaitu amal yang dilakukan dengan IKHLAS hanya mengharapkan wajah Alloh semata dan amal yang dilakukan dengan ITTIBA' (mengikuti petunjuk nabi shollallohu 'alaihi wasallam).

1. Ikhlas Ikhlas memiliki makna memurnikan tujuan beribadah kepada Alloh dari hal-hal yang mengotorinya, yaitu riya' (ingin dilihat orang) & sum'ah (ingin didengar orang).
Arti lainnya adlah menjadikan Alloh sebagai satu-satunya tujuan dalam beribadah kepada Alloh dengan mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkosentrasi (khusyu') kepada Al-Kholiq.

Lalu apa dalilnya yang mengatakan bahwa ikhlas adlah syarat diterimanya amal?

Dalilnya tersebar dibanyak ayat dalam AlQur'an dan tersurat dalam hadits-hadits Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam, diantara dalil-dalinya adalah sebagai berikut:

Al Qur'an Alloh berfirman dalam QS. Az Zumar : 2, yang artinya: "sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya."

Dan juga QS. Al bayyinah : 5 "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus."

As Sunnah A. Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam, dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian?

Apakah ia mendapatkan pahala?

" Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa."

Orang tadi mengulangi pertanyaanya tiga kali, dan Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam pun tetap menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa."

Lalu beliaupun bersabda, "Sesungguhnya Alloh tidak menerima suatu amalan, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya."(HR. Abu dawud dan An Nasa'i dengan sanad yang jayyid, dishohihkan oleh ibnu hajar dalam fathulbaariy)

B. Dari Alqamah bin Waqash al-Laitsi, ia berkata, "Saya mendengar Umar ibnul Khaththab rodhiallohu 'anhu (berpidato 8/59) di atas mimbar, 'Saya mendengar Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, '(Wahai manusia), sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya (dalam satu riwayat: amal itu dengan niat 6/118) dan bagi setiap orang hanyalah sesuatu yang diniatkannya.
Barang siapa yang hijrahnya (kepada Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya.
Dan, barangsiapa yang hijrahnya 1/20) kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan dinikahinya (dalam riwayat lain: mengawininya 3/119), maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia hijrah." (HR. Bukhori)

2. Ittiba' Wahai saudarku niat yang baik dan lurus saja tidak cukup, ia harus disempurnakan dengan ittiba' kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam.
Ittiba' secara bahasa berarti iqtifa' (menelusuri jejak), qudwah (bersuri teladan) dan uswah (berpanutan).
Ittiba' terhadap Al-Qur'an berarti menjadikan Al-Qur'an sebagai imam dan mengamalkan isinya.

Ittiba' kepada Rasul berarti menjadikannya sebagai panutan yang patut diteladani dan ditelusuri langkahnya. (Mahabbatur Rasul, hal.101-102).

Adapun secara istilah ittiba' berarti mengikuti seseorang atau suatu ucapan dengan hujjah dan dalil.

Ibnu Khuwaizi Mandad mengatakan : "Setiap orang yang engkau ikuti dengan hujjah dan dalil padanya, maka engkau adalah muttabi' (Ibnu Abdilbar dalam kitab Bayanul 'Ilmi, 2/143).

Namun perlu diperhatikan bahwa mustahil seseorang itu ber-uswah atau ber-ittiba' kepada Rasulullah saw jika dia jahil (bodoh) terhadap sunnah-sunnah dan petunjuk-petunjuk Rasulullah saw.

Oleh sebab itu jalan satu-satunya untuk ber-uswah kepada Rasulullah adalah dengan mempelajari sunnah-sunnah beliau – ini menunjukkan bahwa atba' (pengikut Rasul) adalah ahlul bashirah (orang yang berilmu).

Jadi, Ittiba' ialah mengikuti petunjuk Rosululloh shollallohu 'aliahi wasallam melalui hadits-hadits yang sah (yang derajatnya shohih atau hasan) dari beliau shollallohu 'alaihi wasallam.

Kenapa harus ittiba'?
Apa dasarnya?
Kita jawab, banyak dasarnya, baik dari alQur'an maupun As Sunnah.
Saya akan tunjukkan beberapa dalilnya yang insya Alloh dapat mewakili, diantaranya: Al Qur'an "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik., (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kesenangan) hari akhirat dan dia banyak menyebut Allah."
(Al-Ahzab:21) Dan juga "..apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya." (QS. Al Harsy: 7)

As Sunnah " Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya (contohnya) dari kami maka dia tertolak" (HR. Muslim) "

Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya (tidak ada contohnya), maka ia tertolak" (HR. Bukhori dan Muslim, dari 'Aisyah rodhiallohu 'anha) Para ulama pun telah angkat bicara mengenai hal ini (syarat diterimanya amal), diantaranya adalah Fudhail bin 'iyadh rohimulloh ketika menafsirkan firman Alloh, "supaya Dia menguji kamu, siapa yang lebih baik amalnya" (QS. Al mulk:2)

Bliau berkata, "maksudnya, dia ikhlas dan benar dalam melakukannya. Sebab amal yang dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar maka tidak akan diterima. Dan jika dia benar, tetapi tidak ikhlas maka amalannya juga tidak diterima. Adapun amal yang ikhlas adalah amal yang dilakukan karena Alloh, sedang amal yang benar adalah apabila dia sesuai dengan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam."

Jadi, sudah jelaslah bahwa syarat diterimanya amal seorang muslim adalah dengan mengikhlaskan ibadah hanya untuk Alloh & dengan contoh dari nabi shollallohu 'alaihi wasallam.

Maka saudaraku, jadikanlah dua syarat ini dasar kita dalam beramal.

Apakah kita mau beramal namun semuanya sia-sia?

Dan apakah kita mau hanya mendapatkan lelah tanpa pahala?
Dan apakah kita mau terjerumus dalam dosa?

Ketahuilah saudaraku, apabila kedua syarat ini tidak terpenuhi maka akan sia-sia ibadah kita dan apabila salah satu saja tidak terpenuhi maka dapat menjerumuskan kita kedalam dosa.

Bayangkan apabila kita beribadah sesuai contoh nabi tetapi kita tidak ikhlas dan mengharapkan orang lain melihat kita dalam beribadah, maka kita akan mendapatkan dosa riya'.

Lalu bayangkan jika kita beribadah hanya dengan niat ikhlas tanpa ittiba' maka kita akan terjerumus pada dosa bid'ah.

Wallohu a'lam
Apa yang benar dalam artikel ini datangnya dari Alloh dan apa yang keliru adalah dari kesalahan saya dan syaithon.

Saya mohon ampun kepada Alloh Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Akhirnya, Saya berharap saudaraku memberi nasihat yang baik apabila terdapat kesalahan dan kekurangan.

Semoga Alloh memudahkan kita mengamalkan dua syarat ini dalam beribadah dan semoga Alloh mengistiqomahkan kita diatas hidayahNya serta mewafatkan kita diatas islam dan sunnah.
Shollallohu wa sallam 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'Ala Aalihi wa Shohbihi wa man tabi'ahum bi ihsaanin ilaa yaumidiin.

Alhamdulillahi Robbil 'aalamin.

Subhanakallohumma wabihamdika asyhadualla ilaha ila anta astaghfiruka wa'atubu ilaik.

Bagi saudara-saudaraku ini maroji (sumber-sumber penulisan) saya:
1. Alqur'anul Karim dan terjemahannya
2. Ilmu ushul bid'ah karya Asy syaikh Ali Hasan Al Halabi Al Atsari
3. Ambillah Aqidahmu dari Alqur'an dan Assunnah yang Shohih, karya Asy syaikh muhammad bin jamil zainu
4. Syarah Aqidah Ahlussunnah wal jama'ah, karya al ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas
5. Dan kitab-kitab lainnya

Oleh Syafiq Al balami

Tidak ada komentar: