Blackberry telah merebut perhatian para pengguna alat komunikasi bergerak.
Sebenarnya apakah Blackberry itu?
Seberapa perlukah kita memilikinya?
Apakah keunggulan teknologi ini?
Ataukah ini hanya euforia karena memang masyarakat Indonesia sudah terdidik menjadi sangat konsumtif?
Blackberry adalah produk perusahaan asal Kanada: Research in Motion (RIM).
Budaya berponsel di negara tersebut lebih condong menggunakan surat elektronik ( email ) ketimbang pesan singkat (SMS), sangat bertolak belakang dengan budaya berponsel di Asia yang lebih suka ber-SMS.
Fitur yang ditawarkan blackberry di antaranya, push mail.
Push email ini diciptakan Balckberry menggunakan server khusus agar penyampaian informasi email dapat ditangani lebih cepat.
Push mail adalah suatu metode pengambilan email dari server ke perangkat bergerak ( mobile ) Anda oleh sebuah server yang terdedikasi.
Sehingga setiap email yang masuk akan segera dapat ditampilkan secara cepat dan mudah layaknya SMS.
Hal ini berbeda dengan metode pull mail di mana kita harus mengakses situs email untuk mengetahui dan membaca email melalui browser atau mail client semacam thunderbird, outlook, dan sebagainya.
Metode kirim dan terima email secara ''push'' ini dilakukan melalui server Blackberry.
Namun, agen pembawanya tetap menggunakan jaringan internet GPRS.
Meski demikian, lalu lintas data GPRS tersebut tidak dihitung secara konvensional oleh pihak operator.
Itulah sebabnya ada beberapa operator seluler di Indonesia yang menawarkan layanan produk Blackberry secara resmi dan dengan berbagai harga serta bundling perangkat.
Namun, ada juga perangkat Blackberry selundupan yang beredar di pasaran, yang artinya dijual secara terpisah dan tidak terikat dengan layanan jasa Blackberry dari operator mana pun.
Ini sungguh konyol.
Memiliki Blackberry demi gengsi namun hanya difungsikan untuk telepon, SMS dan browsing ringan.
Sebenarnya ada 2 layanan yang disediakan Blackberry untuk keperluan ini, yakni BES ( Blackberry Enterprise Server ) dan BIS ( Blackberry Internet Service ).
Apabila Anda ingin agar email pribadi Anda dapat di-''push' ', maka Anda dapat menggunaka BIS.
Sedangkan Anda yang menggunakan email korporat atau perusahaan dapat memilih BES.
Layanan push mail Blackberry BIS memungkinkan kita untuk menyimpan hingga 10 alamat email sekaligus, baik berbasis POP3 ( Post Office Protocol version 3 ) atau IMAP.
Di negara asalnya, Blackberry berkembang pesat karena selain kultur budaya berponsel yang memang sudah terbiasa, ditambah lagi dengan infrastruktur jaringan dari pihak operator yang memadai, tidak demikian halnya dengan di Indonesia.
Koneksi internet mobile ( bergerak) di sini adalah barang mahal dan dengan QoS ( Quality of Service ) yang rendah, hanya janji-janji memikat dari periklanan yang bagus.
Sejumlah perusahaan pengembang jejaring sosial maupun online instant messaging juga ikut menyematkan aplikasinya ke dalam Blackberry, semisal Yahoo Messenger, Google Talk, Facebook dan juga Blackberry Messenger.
Blackberry juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah harganya yang mahal.
Padahal kalau diperhatikan secara seksama pada perangkatnya tidak ada yang istimewa, bahkan saya mengkategorikannya sebagai gadget yang biasa-biasa aja.
Belum lagi biaya layanan yang cukup menguras kantong.
Sistem keamanan Blackberry yang super ketat juga menjadi kendala.
Blackberry memiliki identitas khusus selain IMEI.
Identitas ini disebut PIN keberadaan 2 identitas ini adalah syarat utama untuk dapat melakukan registrasi layanan.
Hal inilah yang harus diperhatikan bila Anda hendak membeli perangkat Blackberry bekas atau bahkan yang dijual terpisah dari paket bundling operator.
Membeli dan memperlakukan peranti Blackberry tidaklah sama dengan ponsel pada umumnya, singkat kata, repot.
Kita sudah membahas Blackberry secara singkat dan garis besar, lalu pertanyaannya, apakah perangkat lain tidak dapat berfungsi seperti Blackberry?
Jawabnya bisa!
Apabila Anda ingin menikmati fasilitas layanan email cepat seperti yang ditawarkan Blackberry, Anda dapat mengaplikasikannya pada ponsel Anda saat ini.
Tentunya hanya ponsel yang sudah memiliki fitur email, POP3 dan IMAP.
Ponsel yang diproduksi sejak tahun 2000 , sebagian besar sudah memiliki fungsi tersebut, silakan periksa kembali buku panduan ponsel Anda.
Apabila fitur tersebut memang sudah didukung ponsel Anda, yang pertama kali dilakukan adalah memastikan pulsa Anda mencukupi.
Sebagai contoh bila saya memiliki akun email di Gmail dengan akun ardyan.novanto@gmail.com, maka saya harus mengakses email saya tersebut melalui browser pada komputer, lalu memilih setting dan mencari petunjuk untuk setting POP3 pada Gmail tersebut.
Setelah itu, saya aplikasikan setting yang tertera di Gmail tersebut pada ponsel saya.
Setelah memasukkan semua setting termasuk user name dan password, maka apabila saya aktifkan koneksi internet di ponsel (bisa menggunakan koneksi GPRS maupun 3 G) dan mengkoneksikan dengan server Gmail, setiap satuan waktu tertentu, misal, setiap 5 menit sekali maka ponsel akan memeriksa pada server Gmail apakah ada email yang masuk ke dalam akun saya.
Bila ada, maka akan mengunduhnya secara otomatis ke dalam ponsel.
Intinya adalah jalur interkoneksi internet GPRS ataupun 3 G dan protocol email yang didukung server email dan perangkat Anda, maka Anda sudah dapat menikmati layanan email yang nyaris real time dan dengan biaya yang juga hampir sama dengan yang ditawarkan layanan Blackberry yang di- bundling operator, atau bahkan dapat lebih murah karena Anda dapat mengontrol penggunaan pulsa sesuai kehendak Anda sendiri.
Baik, sekarang kita sudah mengetahui bagaimana blackberry bekerja dan bagaimana pula sistem push maupun pull mail bekerja, yang ternyata tidak harus menggunakan Blackberry untuk dapat menikmatinya.
Lalu, mengapa sebagian besar pengguna seluler masih sangat ''penasaran'' untuk menggunakan dan memiliki Blackberry?
Bahkan, ada yang rela membeli perangkat Blackberry yang tidak resmi meski serinya adalah yang tidak murah, misal, Bold 9000 .
Jawabnya adalah gengsi.
Diakui ataupun tidak,
Blackberry memberikan kepercayaan diri lebih serta menaikkan gengsi penggunanya dikarenakan strategi pemasaran Blackberry dari negara asalnya sana memang selalu menekankan bahwa ia produksi RIM adalah produk kelas premium, berharga mahal, dan penggunanya adalah orang penting, orang sibuk, dan sebagainya.
Dengan sedikit ulasan tersebut di atas, diharapkan euforia Blackberry ini tidak berkepanjangan.
Sebagai bangsa yang besar, sebaiknya kita tidak berpikir statis dan menjadi pengguna saja yang pada akhirnya adalah menimbulkan efek konsumerisme serta ketergantungan yang tidak perlu.
Teknologi diciptakan untuk memudahkan hidup umat manusia, dan seharusnya teknologi itu dapat memberikan kemaslahatan bagi semua mahluk di dunia, tidak hanya manusia.
Sebagian orang menyebutkan green technology, yang artinya teknologi ramah lingkungan.
Maka, sebelum kita membelanjakan uang untuk membeli sebuah perangkat seharga 7 juta lebih itu, alangkah baiknya terlebih dahulu memikirkan kebutuhan pokok yang lebih mendesak, tidak dapat dipungkiri bahwa krisis global juga memberikan dampak pada kehidupan di negeri ini.
Selalu ada teknologi alternatif dan bahkan mungkin lebih baik pada beberapa aspek apabila kita mau berpikir secara lebih kreatif dan tidak terpaku pada gengsi yang akhirnya menjebak kita menjadi konsumtif.
Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan suatu sumbangan ilmu pengetahuan untuk bangsa Indonesia pada khususnya dan dapat ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, tanpa biaya yang mahal tentunya.
Euforia Blackberry
(Ardyan Novanto Arnowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar