Niat menjadi sahnya sesuatu amalan ibadah baik yang fardu maupun sunah.
Tanpa niat sesuatu amalan itu tidak mendatangkan pahala di sisi Allah.
Begitu juga dengan pekerjaan seharian yang kita lakukan.
Untuk menjadikannya satu ibadah yang berpahala mesti di mulai dengan niat yang ikhlas karena Allah.
Dengan niat yang tulus ikhlas itu akan memantapkan seseorang untuk menjalankan kerjanya dengan bersungguh-sungguh dan yakin akan berhasil.
Sabda Nabi SAW yang bermaksud :
"Setiap amalan itu dengan niat." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, sesuatu pekerjaan yang akan kita laksanakan hendaklah didahului dengan niat karena Allah untuk mendapat keberkahan.
Nabi SAW juga pernah mengatakan yang Allah tidak melihat pada rupa dan harta kita, tetapi Allah melihat pada hati dan amalan yang kita lakukan.
Selain itu , kita juga perlu senantiasa menjalankan pekerjaan dengan integriti yang mantap.
Ciri-ciri beramanah, jujur dan senantiasa mematuhi segala etikanya menjadi tanda atas diterima Allah kerja kita sebagai amal ibadah di sisi-Nya .
Orang yang berniat ikhlas karena Allah sangat takut melakukan sesuatu penyelewengan ketika menjalankan tugas.
Orang sebegini tidak akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip agama.
Dia tahu apa yang sedang dikerjakannya dan itu diperhatikan Allah dan sudah tentu dia akan menyempurnakannya dengan baik dan jujur yang semestinya.
Apabila dia hendak melakukan yang bertentangan dengan kehendak agama, maka dia akan teringat bahawa Allah Maha Melihat dan dia merasa malu kepada-Nya.
Inilah ciri-ciri orang yang takut kepada Allah yang akan menjadi benteng paling ampuh menjalankan sesuatu kerja dengan dedikasi dan mengharapkan ridha Allah.
Tentunya mukmin seumpama itu akan dibukakan pintu rahmat dan diberikan keberhasilan dalam apapun pekerjaannya.
Orang mukmin yang berhasil dalam kerja buatnya akan senantiasa mengingati janjinya kepada Allah tatkala dalam sholat ketika membaca Iftitah yang bermaksud :
"Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku untuk Allah, Tuhan sekalian Alam." (Surah Al-An' Ayat 162 )
Inilah ayat yang kita ulangi dalam sholat dan mukmin yang menghayati akan makna di sebalik ayat ini, tentu sekali akur dan akan melakukan amal ibadah dan apa saja pekerjaan duniawinya dengan ikhlas, berintegriti dan komitmen dengan mengharapkan ganjaran pahala dan diluaskan pintu rezeki oleh Allah.
Satu perkara lagi yang menjadi prasyarat kepada keberhasilan dalam sesuatu pekerjaan ialah nilai istiqamah dan dedikasi yang tinggi.
Niat yang baik tetapi tidak bersungguh-sungguh dalam pengamalan pada dirinya itu tidak akan meninggalkan kesan positif.
Rasulullah SAW pernah memberitahu umatnya :
"Bahwa Allah mencintai seseorang yang apabila ia mengerjakan sesuatu kerja, ia melaksanakan dengan bersungguh-sungguh." (Hadis riwayat Abu Ya'la)
Memang sudah menjadi sunnah dalam kehidupan di dunia ini, Allah menetapkan keberhasilan sesuatu perkara hanya terhasil melalui usaha yang gigih, dedikasi dan secara terancang.
Istiqamah dalam Islam merangkumi skop yang universal dan ini termasuk dalam aspek melakukan sesuatu pekerjaan atau pelayanan.
Istiqamah dalam melakukan kerja ibarat kehidupan semut.
Semut dijadikan Allah berbentuk kecil saja, jauh beda dengan diri manusia.
Namun di sebaliknya ada pengetahuan yang bisa kita perhatikan sebagai pedoman hidup.
Allah jadikan sesuatu itu tidak sia-sia karena semua dapat diperhatikan dan dikaji dapat selidiki buat peringatan manusia.
Begitulah dengan kehidupan semut.
Coba kita renungkan dengan mendalam bagaimana semut mencari rezekinya.
Gigih semangatnya,tekun kerja usahanya
Tidak ada istilah malas dan berputus asa dalam kamus semut itu.
Semut juga hidup dengan sikap optimistik yang tinggi.
kalau kita bagaimana..?
Tidak ada rasa dengki, iri hati dan berkeluh kesah dalam menyelesaikan sesuatu kerja.
Semuanya dilaksanakan mengikut muafakat mantap dan masing-masing bekerja kuat untuk kemanfaatan bersama.
Itulah spektrum sosial dalam kehidupan semut.
Tidakkah semua elemen ini patut dicontoh oleh manusia?
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam seharusnya memiliki sikap istiqamah yang berintikan nilai dedikasi tinggi, rajin serta berusaha terus menerus demi terselesaikannya suatu kerja.
Ciri inilah yang berhasil mengangkat umat Islam terdahulu menjulang kejayaan dalam berbagai lapangan hidup.
Jangan risau dengan titik peluh yang keluar karena kerja kuat, karena setiap titik peluh, karena mencari rezeki yang halal itu sudah pasti dianugerahi ganjaran pahala oleh Allah dan segala hasil perolehannya mendatangkan keberkahan.
Inilah yang dinamakan kerja sebagai ibadah.
Jadi, amat malang kita melihat ada mukmin yang bersikap acuh tak acuh dalam kerja, melaksanakan kerja sambil lewat dan seakan-akan menunggu hari gaji saja.
Ini bukan standard piawai ciri sebagai pekerja Muslim yang sebenarnya.
Melaksanakan sesuatu tugas di depan bos saja juga jauh menepati kehendak agama karena melambangkan kepura-puraan dan bersalah dengan etika agama.
Oleh karena yang demikian, mukmin yang inginkan berhasil sebenarnya di dalam kehidupan bekerja semestinya menerapkan niat yang betul dan ikhlas karena Allah, senantiasa menjaga amanah yang dipertanggung jawabkan dengan semaksimum yang bisa dan beristiqamah tanpa putus asa dalam mencapai keberhasilan atas kerjanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar