Bukankah sudah sering aq bilang simpan biarkan saja di sana, kalau memang perlu ambil seperlunya saja karena ada rencana untuk hari depan, tapi tidak mau dengar dia bilang tidak bisa(susah bin angel katanya). Apanya yang tidak bisa.? Di biarkan saja kan sudah. Sering aq bilang begitu dengan nada halus sopan biar tidak terasa menyakiti(karena apapun aq sudah relakan untukmu) tapi kenapa tidak mau ngerti, padahal kan sudah tua. Aq heran apa maunya.? tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.
Aq sebenarnya nggak apa-apa, nggak jadi masalah buatku, tapi nanti kalau suatu saat memerlukan sedangkan persediaan sudah nggak ada mau minta ke siapa.? Apa nggak malu.?(minta sama orang lain).
Biasanya kalau untuk kepentingan mendadak kan nggak bisa di tunda. Kalau terjadi yang demikian siapa yang bingung.? apa yang harus di lakukan, jadinya mesti pontang-panting kesana kesini kelabakan akhirnya menyesal.
Memang menyesal selalu di belakang tapi mengapa nggak mau tau diri, nggak mau belajar dari pengalaman sendiri.?
Bukankah pengalaman yang di lakukan sendiri tidak dapat terlupakan mengapa nggak mau paham juga padahal sudah jelas nampak di depan mata.
Sebenarnya sederhana saja nggak ada niat untuk muluk-muluk terbang ke atas bagiku nggak ada gunanya. Aq pengen apa adanya saja dan usaha, apa yang kita dapat nikmati dan syukuri dengan begitu akan tenang.
Mengapa sudah berulang kali terjadi masih tetap nggak mau ngerti.
Dunia memang tiada batas keperluannya, kalau tidak kita cukupkan tidak akan ada rasa manis, akan terasa kurang walaupun semua menjadi milik kita. Ego kadang juga salah tidak perlu di turutkan.
Aq sandarkan segala ususanq padaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar