Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang
anak muda yang pundaknya lecet-lecet.
Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu :
"Kenapa pundakmu itu ?"
Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai
seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak
pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang
hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya
selalu menggendongnya".
Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah
termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?"
Nabi SAW sangat terharu mendengarnya, sambil memeluk anak muda itu ia
berkata : "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak
yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan
terbalaskan oleh pengorbanan dan kebaikanmu".
Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita
ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita
terhadap anaknya.
Kita merasa sudah cukup, tapi dalam perhitungan Allah nilai jasa
kedua orang tua pada anaknya jauh lebih besar nilainya dari yang
dibayangkan manusia.
Pasti ada sesuatu perbuatan lain yang harus kita lakukan untuk
memperbanyak balas budi kita pada kedua orang tua kita.
Diantaranya dengan cara menjadi anak yang sholeh dan selalu mendoakan
kedua orang tua kita.
Untuk membalas budi kedua orang tua saja kita tidak akan pernah
sanggup, apalagi membalas kebaikan Tuhan yang mengkaruniakan kita
fitrah kasih sayang pada kedua orang tua kita, yang mengkaruniakan
kita mata yang mampu melihat, telinga yang mampu mendengar, lidah yang
mampu merasakan kelezatan makanan, yang telah mengkaruniakan kita
udara secara gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar