Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh _monggo pinarak ingkang sekeco_

Rabu, 30 Maret 2011

8 KATEGORI KECERDASAN MANUSIA

Tahukah anda bahwa setiap manusia mempunyai potensi yang berbeda - beda, hal ini didasarkan pada pola pendidikan dan lingkungan pembentuk .
Kali ini saya akan membahas delapan kategori kecerdasan manusia , mungkin anda telah banyak mendengar mengenai hal ini , namun kali ini saya akan menganalisis dari aspek berbeda dari biasanya dan tentunya akan menggugah anda.

1. Kecerdasan Linguistik
Kemampuan menggunakan kata secara efektif, lisan maupun tertulis.
Meliputi juga kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, bunyi bahasa makna sehingga peka terhadap kata kalimat, susunan, huruf, dan mampu menyusunnya dengan baik dan indah.
Orang dengan kecendrungan kecerdasan linguistik kebanyakan menjadi penulis , maupun wartawan .
Kemampuannya untuk mengekspresikan emosi dan perasaan menjadi susunan kata yang saling berkaitan tentunya akan menjadi nilai tambah bagi orang yang memiliki kecerdasan ini di dunia kerja.

2. Kecerdasan matematis-logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar, kepekaan pada pola dan hubungan antar hal, fungsi logis dan abstraksi lain.
Proses yang digunakan dalam kecerdasan ini antara lain kategorisasi (pengelompokan sesuatu), klasifikasi (pemisahan), pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesisi.
Cocok buat kamu yang suka hitung-menghitung agak rumit dan senang dengan permainan angka.
Kecerdasan matematika ternyata bukan hanya pandai dalam hitung - hitungan , tapi lebih cenderung pada kemampuan menganalisis dan mengola sesuatu .
Biasanya orang - orang dengan kecerdasan ini bekerja di bidang perbankan , baik sebagai bankir maupun accountant.
Namun kebanyakan orang dengan tipe kecerdasan matematika rentan terhadap stress maupun depresi .

3. Kecerdasan Spasial
Kemampuan mempresepsikan dunia spasial-visual secara akurat, mentranformasikannya.
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur itu, kemampuan membayangkan sesuatu, mempresentasi ken ide dengan cara visual, mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial.
Kamu suka menyesatkan diri saat jalan-jalan, tapi kamu selalu menemukan jalan.
Inilah kecerdasan kamu.
Orang dengan kemampuan ini sangat jarang , kebanyakan orang mempunyai kemampuan menganalisa seperti kecerdasan matematis , namun tidak dapat menemukan penyelesaiannya .
Orang dengan kecerdasan spasial inilah yang dibutuhkan , dimana mereka dapat menunjukkan pemecahan masalah .
Orang - orang seperti ini baik direkrut sebagai penasihat dalam pengambilan keputusan .
Orang - orang seperti ini biasanya senang untuk menjelajah dan mencari hal - hal yang baru sebagai pengalaman hidupnya.
Ditambah lagi dengan keterbukaan mereka tentunya membuatnya dapat dengan mudah bergaul di masyarakat , sehingga orang dengan berkepribadian spasial banyak dibutuhkan orang.

4. Kecerdasan kinestesis-jasmani
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide atau perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu, kelenturan kakuatan,akan berhubungkan hal yang berkaitan dengan sentuhan.
Kalau kamu suka bikin pernak-penik, atau suka menghafalkan rumus fisika sambil senam.
Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para pencinta seni , dan olahragawan .
Kemampuan untuk menciptakan ataupun mengubah sesuatu merupakan keahlian mereka .
Mereka lebih suka untuk bergerak dibandingkan harus diam begitu saja.
Dari segi keuletan dan semangat kerja mereka jagonya.
Kebanyakan orang dengan kecerdasan ini dibutuhkan di bidang - bidang yang membutuhkan keakuratan dan kecepatan.

5. Kecerdasan musical
Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara membedakan, mengubah, kepekaan pada nada, irama, melodi.
Bisa dengan cepat menghafal lagu dan menggunakan musik untuk menghafal pelajaran.
Kecerdasan musikal seringkali disepelekan orang , bahkan banyak yang menganggap kecerdasan ini tidak berguna.
Namun jangan dipandang sebelah mata dulu , kemampuan ini juga mempunyai potensi untuk menjadi besar.
Hampir semua kecerdasan mempunyai kelemahan , utamanya dari perilaku emosional seseorang .
Namun orang dengan kecerdasan musikal ini jauh lebih tenang dalam bekerja .
Dengan kegemarannya mendengar musik, maka banyak dari mereka lebih relax dalam mengerjakan sesuatu dibanding orang lain.
Orang ini banyak dibutuhkan karena ketenangan dan kecermatannya dalam bekerja.

6. Kecerdasan intrepersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motifasi, dan perasaan orang lain.
Kepekaan terhadap ekspresi wajah, reka,suara, kemampuan menanggapi secara efektif tanda-tanda tersebut dan mempengaruhi kelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu.
nah, kalau ini bisa jadi tempat curhat yang baik.
Orang dengan kemampuan menginterpretasikan maksud dan kehendak orang ini amat diperlukan dalam bidang kerjasama dan relasi .
Kadangkala dalam suatu hal kita bingung untuk mengartikan sinyal - sinyal dari lawan bicara.
Namun dengan kemampuan intrepersonal maka hal tersebut bukan lagi halangan , bahkan orang - orang dengan kemampuan ini cenderung dapat memutarbalikkan perasaan hati lawan bicara .

7. Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak beradasarkan pemahaman tersebut.
Kepekaan tarhadap memahami diri sendiri, kesadaran atas suasana hati, kainginan, kemampuan berdisiplin diri, memahami, menghargai diri.
Seperti seniman gitu.
Orang dengan kemampuan ini bisa dibilang lebih banyak diam daripada bicara , seperti pepatah mengatakan 'Silent is Gold' , kebanyakan dari mereka hanya diam dan sulit untuk mengungkapkan hal - hal yang ia rasakan kepada orang lain.
Namun keunggulan dari mereka adalah kontrol emosi yang tinggi , sama halnya dengan pemilik kecerdasan musikal , orang dengan kemampuan intrapersonal ini lebih tenang.
Namun beberapa dari mereka memendam perasaan emosi mereka.

8. Kecerdasan naturalis
Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies di lingkungan sekitar kepekaan pada fenomena alam, kemampuan membedakan benda tak hidup.
Kemampuan ini paling jarang dimiliki orang - orang , karena kemampuan ini seolah - olah merupakan kemampuan dari 'alam' .
Untuk mengidentifikasi orang dengan kemampuan ini pun cukup sulit , karena dalam masyarakat kebanyakan dari mereka berada di standar area.
Tidak ada yang khusus dari mereka dalam kehidupan sosial.
Cara satu - satrunya untuk mengetahui orang dengan kemampuan ini adalah mengajaknya ke Alam terbuka , atau kebun binatang.
Disinilah dapat dilihat kemampuan ia sebenarnya .
Kadangkala kita menyangka orang dengan kecerdasan naturalis adalah 'orang gila' karena dapat memahami alam dengan baik.
Kadang - kadang mereka berbicara dengan hewan atau tumbuhan , tapi itu bukanlah hal yang aneh bagi mereka , tapi aneh bagi kita yang melihatnya .

Nah termasuk yang manakah kecerdasan pikiran kita ?
Yang pasti kita mesti bersyukur karena di lengkapi kecerdasan akal yang kita tinggal memfungsikanya.

Anak Wayang

.
Anak Wayang
█〬▂▃▄▇█ █▇▄▃▂█〬
Mengembara memahami makna cinta
Mengurai kata di lautan jiwa
Dihadapanmu aku tak bisa berdusta
Mencintaimu adalah mencintai hidup
█〬▂▃▄▇█ █▇▄▃▂█〬
Anak wayang di ambang gamang
Berlayar di samudera telanjang
Membawa api menjelajahi cakrawala
Dimana air mata bukan lagi duka

Merindukanmu disaat hilang arah
Memelukmu lalu meninggalkanmu
Aku sudah basah aku pasrah
Mencintaimu adalah mencintai hidup
Aku bukan sedang berduka
Aku sedang menghadapi cinta
Aku sedang menghadapi prahara
Dimana air mata bukan lagi duka

█〬▂▃▄▇█ █▇▄▃▂█〬
█〬
█〬 ╱◥████◣
█〬 │ ∩ │田∩田│
█〬
█〬▂▃▄▇█ █▇▄▃▂█〬
mp3 oN.. Met pagi Fans Love nya OLEHTISME met aktivitas aj...
█〬▂▃▄▇█ █▇▄▃▂█〬

Menguasai diri sendiri saat emosi

○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
Menguasai diri sendiri saat emosi marah tak terkontrol butuh teknik khusus.
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
Rasanya hampir setiap orang pernah berada dalam kondisi ini, ketika amarah sudah di ujung kepala, dan rasanya ingin meledak.
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
Jika terjadi ditempat kerja atau lagi di muka umum misalnya, reputasi Anda jadi taruhan atau setidaknya mempermalukan diri sendiri.
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
Simak langkah-langkah ringkas untuk mengontrol emosi:
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
1. Tenangkan diri dengan mengatur pernafasan Tarik nafas lebih dalam perlahan, sambil ulangi kata "tenang".
Lakukan tahap ini terus-menerus untuk membuat diri Anda lebih tenang.
Jangan katakan apa pun kecuali pengulangan kata "tenang" (ucapkan perlahan).
Fokus pada gerakan menarik nafas untuk menenangkan diri seperti meditasi, dan jangan lakukan kegiatan lain, sampai Anda yakin, diri Anda sudah tenang.
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
2. Kenali apa penyebab/provokasi kemarahan Anda
Kenali lebih jauh apa yang menyebabkan emosi Anda begitu terusik.
Apakah situasi yang tidak menyenangkan, dan membuat amarah berkecamuk?
Atau peristiwa tertentu yang membuat Anda menjadi temperamental karena menyangkut diri Anda, dan cenderung merugikan?
Ataukah perilaku, sikap, ucapan, perlakuan atau pesan, tulisan, catatan dari seseorang yang memicu amarah Anda?
Jika sudah menemukan siapa atau apa akar masalahnya, tegaskan apakah itu hanya asumsi Anda atau memang realitas.
Pastikan juga Anda menemukannya sendiri secara langsung, dan bukan sekadar rumor yang hanya ingin mengadudomba.
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
3. Gunakan pendekatan rasional
Pastikan Anda masih dapat berpikir rasional dalam bertindak, meski emosi sedang tinggi.
Pikirkan kembali, kerangkakan masalahnya, dan cari alasan apa sebenarnya yang terjadi, dan kenapa Anda sangat marah.
Pendekatan secara rasional ini perlu untuk menemukan solusi.
Apakah masalah ini memicu kemarahan di masa lalu yang tak terselesaikan?
Atau apakah kejadian sekarang ini hanya untuk memprovokasi amarah Anda atas masalah di masa lalu?

Cari tahu juga apa yang sebenarnya membuat Anda marah.
Ucapannya atau masa lalu yang diungkit kembali?

Bagaimana perasaan Anda sebenarnya, dan apa yang perlu diubah atau dilakukan dalam kondisi sekarang?

Pertanyaan-pertanyaan ini perlu Anda pikirkan, dan Anda jawab dengan rasional sebelum bertindak lebih tak terkontrol lagi.
Bisa jadi, orang yang memicu kemarahan Anda memang sedang mengalami hari yang buruk, dan butuh sedikit saja toleransi dari Anda.
Mungkin saja dia tak bermaksud menyakiti perasaan Anda.
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺
4. Ubah keadaan setelah mendapatkan akar masalah
Begitu Anda sudah mengenali akar masalahnya, dan konteks serta masalah dibalik kejadian yang memprovokasi amarah, lakukan sesuatu untuk mengubah keadaan.
Berikan pernyataan dengan lebih dahulu klarifikasi perasaan Anda tentang situasi yang menegangkan tersebut.
Kenali apakah peristiwa yang provokatif tersebut memicu amarah karena terkait dengan perasaan negatif di masa lalu.

Identifikasikan amarah yang tak tuntas tersebut, dan selesaikan saat itu juga.

Jangan mengungkit yang lalu karena hanya akan menghabiskan energi Anda.

Jika sudah mengatasi amarah ini, Anda akan lebih rasional bersikap.

Tambahkan saja sedikit humor dalam menanggapi masalah untuk mengurasi atau membuang amarah Anda.

Jika masih juga emosi, dan tak tertahankan, jangan berkata atau menanggapi keadaan dengan emosi.

Tinggalkan ruangan, cari obyek pelampiasan amarah seperti buku harian.
Tuliskan amarah Anda, dan utarakan semua kekesalan.

Cara ini setidaknya membantu melampiaskan energi negatif dalam diri.

Berteriak di lapangan atau area yang sepi pengunjung juga bisa menjadi solusi.
Atau ingin ke pusat karaoke dan menyanyi sekerasnya? Boleh juga, tak akan ada yang terganggu bukan?
○●•˚˚˚☹˚˚˚°◦.☺☺☺☺
█〬☺██〬☺██〬☺██〬☺█
.

◥█Makna Salam█◣ 
Oleh : Mas Arifin Salamun 


◥█Makna Salam█◣
Oleh : Mas Arifin Salamun

◥█☺█◙█☺█◣
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dan Abu Dawud, Rasulullah pernah bersabda:
" Anda semua tidak akan masuk surga kecuali jika Anda seorang mukmin, dan Anda belum sempurna di sebut seorang mukmin kecuali jika Anda sekalian saling mencintai dan mengasihi. Apakah Anda sekalian suka jika aku tunjukkan sesuatu perbuatan yang jika Anda melakukannya, Anda sekalian akan saling mencintai dan saling mengasihi ? Tebarkan salam diantara Anda semua''.

Setidaknya ada dua pesan penting yang bisa kita ambil dari hadits diatas, dan kedua pesan tersebut memiliki hubungan erat yang saling berantai.

Pertama pesan tentang iman, dan kedua pesan tentang persaudaraan.
Kedua pesan ini saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi.
Masalah iman adalah pokok dari segalanya.
Dengan ungkapan dan bahasa lain, Rasulullah seakan bersabda kepada kita, jika Anda sekalian ingin masuk surga, maka berimanlah. Dan iman Anda belumlah sempurna kecuali setelah Anda sekalian saling mencintai.

Tampak sekali hubungan erat dari dua masalah ini, sebab untuk meraih kebahagiaan akhirat memang syaratnya tidak cukup hanya dengan membawa iman, tetapi tabungan amal yang cukup juga sangat menentukan.
Diantara amal yang dipesankan Rasulullah adalah kepedulian kita terhadap orang lain dengan saling mengasihi dan saling mencintai.
Ujung hadits ini menuturkan bahwa jalan yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kepedulian kita dengan saudara seiman dan orang-orang sekeliling kita adalah dengan menebarkan salam.
Dan salam, sebagaimana yang telah kita pahami adalah mengucapkan "Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh".

Jika memang demikian, maka pesan Rasulullah : Tebarkan salam, maksudnya adalah senantiasa mengucapkan "Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh" setiap kali kita bertemu dengan saudara-saudara kita yang seiman dan se aqidah.
Mengucapkan salam berarti mendoakan.
Mendoakan agar orang yang menerima salam kita mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan serta keberkahan dalam hidupnya.
Jika kebiasaan mendoakan saudara kita dengan mengucapkan salam menjadi sebuah tradisi yang kontinyu dan berkesinambungan dalam hidup kitasehari-hari, Rasulullah - dalam hadits diatas - menjamin akan terciptanya suasana harmonis dan rukun dalam kehidupan, sehingga hidup ini makin barokah dan bermakna.
Jika memang demikian, alangkah mudahnya menciptakan keharmonisan dan kerukunan dalam hidup ini.
Cukup dengan mentradisikan salam di setiap bertemu dengan saudara seiman.
Sangat praktis dan mudah, bahkan mungkin sangat ekonomis sebab memang tidak membutuhkan biaya sepeserpun.

Permasalahannya, realitas dalam kehidupan tentu berbeda.
Banyak orang yang terbiasa mengucapkan salam, namun hatinya masih tetap keras dan tidak peka dalam kehidupan.
Ia memang sudah mengamalkan pesan Nabi agar menebarkan salam, namun ia belum mampu meraih buah dari sebuah doa yang dikemas dalam kata salam.
Mengapa demikian ?

Apakah Rasulullah salah memberikan tuntunan bahwa kunci keharmonisan adalah menebarkan salam ?
Tentu saja tidak salah.
Rasulullah memberikan tuntunan bahwa kunci keharmonisan adalah menebarkan salam.
Namun maksudnya tentu tidak sekedar mengucapakan "Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh" pada setiap kali bertemu dengan saudara seiman, namun yang dikehendaki Rasulullah tentu lebih dari itu.

Kata salam berasal dari bahasa arab, secara etimologi artinya keselamatan, kedamaian, ketenteraman, kenyamanan dan penghormatan.
Lalu dari kata salam, dikemas lafadz doa : "Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh" yang kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi : " Semoga Allah melimpahkan keselamatan, kasih sayang dan keberkahan kepadamu sekalian".

Jika kita mau merenungkan makna salam, baik dari segi makna etimologi maupun makna yang terkandung dalam lafadz doa :
"Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh", maka kita akan menemukan jawaban bahwa yang dikehendaki Rasulullah dengan pesan " tebarkan salam diantara Anda sekalian" adalah menyebarkan keselamatan, kedamaian, ketenteraman, kenyamanan dan penghormatan diantara umat manusia dan bukan sekedar mengucapkan "Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh" saja, lalu keharmonisan hidup tercapai dengan mudah.

Jadi disamping mengamalkan pesan Nabi dengan membiasakan diri bersalam ketika bertemu dengan saudara seiman, hendaknya kita juga memtradisikan menebarkan makna salam secara lebih jauh.
Artinya, jika saudara kita berada dalam kondisi yang jauh kurang baik, hidupnya miskin dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, maka menjadi tugas kita menebarkan salam dengan menyantuni mereka, agar makna salam menjadi nyata dalam kehidupan.

Demikian pula jika diantara saudara-saudara kita ada yang berada sakit, atau menderita penyakit yang sudah sekian lama belum tersembuhkan karena ketiadaan biaya pengobatan, atau kesulitan belajar, dan lain sebagainya, maka disaat itulah kesempatan kita menunaikan pesan Nabi untuk menebarkan salam agar keselamatan, kedamaian, ketenteraman dan kenyamanan juga dirasakan olehnya.

contoh : Kita bantu saudara kita yang sakit dengan mengobatkannya kerumah sakit, kita bantu teman kita yang kesulitan belajar, dan semua hal yang kurang baik yang menimpa saudara kita, adalah menjadi kewajiban kita untuk menyelamatkannya, memberikan kedamaian, ketenteraman dan kenyamanan.

Kesimpulannya, disamping kita membiasakan diri mengucapkan salam ketika bertemu dengan saudara-saudara kita yang seiman dan seaqidah, kita juga harus menterjemahkan makna salam dalam segala aspek kehidupan sehingga kalimat salam tidak hanya sekedar menjadi ucapan, tetapi menjadi amal perbuatan yang mengantarkan umat Islam menjadi saling mengasihi dan mencintai sehingga tuntunan Rasulullah bahwa menebarkan salam adalah kunci keharmonisan hidup menjadi kenyataan dan terbukti.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk mampu menebarkan salam baik secara ucapan maupun secara amaliah lahiriyah yang menjadi makna salam.
Tebarkan salam.
Tebarkan keselamatan, kedamaian, ketenteraman dan kenyamanan.
◥█¤█◙█¤█◣
◥█☺█◙█☺█◣

Selasa, 29 Maret 2011

^_^ RENUNGAN MALAM, SEMOGA BERMANFAAT, INSYA ALLAH, AAMIIN ^_^ by Muhammad Zainuddin 


^_^ RENUNGAN MALAM, SEMOGA BERMANFAAT, INSYA ALLAH, AAMIIN ^_^ by Muhammad Zainuddin

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Sahabat, ketika kesulitan hidup itu datang, hati berubah gundah, kesana-kemari seolah mencari sesuatu yang hilang.
Tekanan darah naik, darah pun mengalir tak beraturan, menekan keras ke otak hingga membuatnya panas, lalu mengendap di dada menekan paru-paru hingga nafas terasa berat, detak jantung tidak menentu, dada berdebar-debar menekan balik darah.
Sementara itu keringat dingin pun membeku, dan sekujur tubuh terasa pegal.

Emosi kian memuncak, dengan sorotan mata yang tajam dan pikiran berputar-putar mengitari tumpukan segala kegundahan.
Setiap orang pasti pernah mengalami saat-saat sulit dalam menjalani kehidupannya.
Kadang kesulitan itu memang membuat seseorang frustasi, bingung, stres, panik, putus asa dan sikap negatif lainnya.
Namun hal ini hanya terjadi pada kebanyakan orang yang hidupnya jauh dari tuntunan Al-Qur`an.

Jauhnya mereka dari tuntunan Al Qur'an menyebabkan mereka gampang gelisah, tegang, dan marah.
Mereka menjalani kehidupan ini dengan beban masalah dan tekanan batin yang luar biasa beratnya, sehingga menjauhkan mereka dari kebahagiaan hidup.
Seorang mukmin tentu berbeda dalam menyikapi berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya.
Mereka memahami bahwa kesulitan atau ujian diberikan oleh Allah dalam rangka menguji hamba-Nya.
Dan mereka tahu bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak tulus dalam meyakini keimanan mereka.
Karena itu, ujian atau kesulitan yang hadir dalam kehidupan kita akan menunjukkan siapakah kita sebenarnya.
Allah menjelaskan melalui firman-Nya, bahwa Dia akan menguji manusia untuk melihat siapakah yang benar-benar beriman.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)...."(al-Baqarah: 179)

Ketika membaca terjemahan ayat tersebut, hendaknya semakin menambah kesadaran kita bahwa kehidupan ini memang dipenuhi dengan aneka masalah dan berbagai kesulitan.
Karena dunia ini merupakan Darut Taklif, maksudnya adalah tempat pembebanan.
Tidak ada seorang pun yang terbebas dari masalah selama mereka hidup di dunia.
Dan sungguh merugi orang yang larut dalam kesedihan, kesedihan yang panjang justru akan semakin menyulitkan diri dalam menghadapi masalah.
Hanya dengan keberanian untuk bangkit dan bersabar, kesulitan itu akan terasa mudah.
Berbahagialah orang yang mampu bersabar dalam menghadapi setiap kesulitan hidup, karena Allah beserta orang-orang yang sabar.

Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam persaudaraan selalu...
hahayy... prikitieww ^_^

Senin, 28 Maret 2011

Penggandaan nama Din Dra Facebook (tanpa izin pemiliknya)

.
◙◙█▓▓▂▃▄▇█◙◙◙
Assalamu 'alaikum wr wb..
.
Saya Din Dra / Aqli Mahendra / egdin19@yahoo.com/ http://egdin19m1zn.blogspot.com
.
Dengan ini mengumumkan bahwa nama Din Dra di facebook telah di gandakan dengan nama Din Dra /jiwa_kosong60@yahoo.com atau yang lain2nya, tanpa seizin saya. Untuk tujuan apa saya juga tidak tahu..
.
Dengan demikian buat temen2, sahabat2, saudara2 yg kenal atau tidak harap cek betul2 mengenai Info apapun juga yang berasal dari Facebook dengan nama Din Dra/jiwa_kosong60@yahoo.com atau yang lainnya, Saya Din Dra / Aqli Mahendra / egdin19@yahoo.com/ http://egdin19m1zn.blogspot.com, tidak bertanggung jawab atas apapun yang di timbulkan dari akibat penggandaan nama Din Dra palsu tersebut.
.
Untuk mengecek Asli atau bukan bisa di klik di info profilnya.
.
Demikian atas perhatiannya terima kasih.
.
Wa alaikum salam wr wb.
Hormat Saya Din Dra / Aqli Mahendra / egdin19@yahoo.com/ http://egdin19m1zn.blogspot.com
28_03_2011
①Ξ▓Ξ★đѓη__đяα★Ξ▓Ξ⑨
.
.

Menempuh Perjalanan 1 hingga ke 9 untuk mencapai 0 sangat berat bagiku, ke "akhirat"siapa yg menemani..?

╱◥█◣  ╱◥██◣
︱︱田︱ ︱田︱田︱
www.egdin19m1zn.blogspot.com
.
.

OLEHTISME adalah JIWAKU
FANS LOVE adalah SIFATKU
ANKER adalah salam PERSAHABATANKU
BAHAGIA "SELAMANYA" adalah TUJUAN HIDUPKU


Ξ▓Ξ
Ξ▓Ξsalam "ANKER" ~⊙≈☺≈⊙~.

http://www.olehtismefanslove.blogspot.com
.
◙◙█▓▓▂▃▄▇█◙◙◙

Kamis, 24 Maret 2011

Empat Pola Pikir Orang Sukses 


Orang sukses punya pola pikir yang berbeda dengan pola pikir kebanyakan orang yang tidak sukses.

Apa saja?
AJ Hendro Sugianto dalam buku "Banyak Cara Menjadi Kaya" menyimpulkan empat pola pikir orang sukses, yaitu :

Sukses tidak ditentukan oleh nasib
Nasib seseorang sangat dipengaruhi oleh semua tindakan yang dilakukannya.
Tentu saja tindakan-tindakan itu dimotori oleh pola pikirnya. Menjadi orang sukses dan kaya atau menjadi orang gagal dan miskin bukanlah karena nasib, melainkan karena pola pikir dan tindakannya yang berakibat pada keadaan sekarang.
Untuk menjadi sukses dan kaya, orang harus berkemauan keras dan berusaha secara konsisten dari waktu ke waktu.
Untuk mencapai sukses yang besar, Anda harus meniru cara berpikir dan cara kerja orang sukses, yaitu mulai dengan sukses-sukses kecil setiap waktu dan dilandasi banyak kemampuan yang akan mempermudah jalan menunju sukses dan kaya.

Sukses adalah suatu kebiasaan
Orang sukses menjadi sukses sebagai suatu kebiasaan yang harus dijalani. Baginya, sukses bukanlah suatu destinasi (tujuan akhir), melainkan suatu proses perjalanan.

Setiap keputusan dan tindakan jitu yang Anda lakukan sudah merupakan sukses.
Dalam perjalanan hidup sehari-hari, Anda akan banyak mendapatkan sukses-sukses yang terkumpul menjadi sukses besar.
Sukses besar tidak dihasilkan hanya dari satu keputusan dan satu tindakan saja, melainkan merupakan akumulasi dari setiap sukses yang Anda peroleh sehari-hari.
Dengan demikian, sukses adalah suatu kebiasaaan positif didalam hidup seseorang.
Kegagalan adalah bagian dari sukses Orang sukses memandang kegagalan yang dialaninya sebagai bagian dari kesuksesan, sehingga tidak seharusnya membuatnya jera dan menghalangi peluang sukses di masa yang akan datang.

Kegagalan hanyalah suatu kesuksesan yang tertunda.

Justru dengan suatu kegagalan yang dialaminya ia akan bertambah pengalaman, aman, dan bertambah matang.
Ia bertambah gigih dan berhasil.
Sebaliknya, orang gagal akan memadang pengalaman gagalnya sebagai suatu trauma yang membuatnya jera dan takut untuk memulai lagi.
Orang sukses selalu berorentasi kepada solusi Dalam hidup, orang yang tidak akan pernah lepas dari masalah.
Orang sukses meyakini bahwa di balik suatu masalah pasti ada peluang dan solusinya.
Pola pikir seperti inilah yang membuatnya tahan uji dan tak mudah menyerah. Sebaliknya, orang gagal akan memandang adanya masalah di setiap solusi yang dibuat.
Akibatnya, ia cenderung pesimistis dalam menanggapi setiap peluang,.
Ia lebih memilih status quo yang dirasa paling aman baginya.

Orang gagal biasanya takut nmcooba. Baginya lebih baik berdiam diri daripada mencoba dan gagal.

Antara Akal dan Hati

Kehidupan manusia itu ada lahir dan ada batinnya.
Persoalan kehidupan lahir manusia jelas dapat dilihat dan mudah dapat difahami.
Tetapi persoalan kehidupan batin manusia bersifat maknawiyah.
Batin itu sendiri bermaksud tersembunyi.
Oleh karena itu, ia lebih sukar untuk dilihat dan lebih sukar lagi untuk difahami .
Justru itu kita lihat, banyak manusia mampu menyelesaikan dan memenuhi keperluan kehidupan lahiriah mereka.
Baik dalam soal makan minum, pakaian, kesehatan, tempat tinggal, kerja dan sebagainya.
Tetapi dalam soal keperluan kehidupan batiniah mereka, masih banyak manusia yang teraba-raba dan mencari-cari.
Sebab itu, banyak manusia masih bergantung dengan akal dalam mengarungi kehidupan batiniah mereka seolah-olah akallah yang layak dan mampu untuk dijadikan panduan dan sandaran.
Mereka merasakan akal sudah cukup untuk mencari Tuhan.
Mereka merasakan akal sudah cukup untuk memimpin manusia. Mereka merasakan akal sudah cukup untuk menghindar manusia dari berbuat maksiat dan kemungkaran.
Mereka merasakan akal sudah cukup untuk mendorong manusia beribadah dan berbuat kebaikan.
Mereka juga merasakan akal sudah cukup untuk memelihara mereka dari terjebak dan terjerumus ke dalam keruntuhan akhlak dan moral.

Disebabkan akal bisa berfikir dan bisa menghasilkan rumusan yang logik, maka banyak yang mengambil akal sebagai tempat rujukan dan bersandar kepada akal untuk mendapat pimpinan.
Diserahkan kepada akal supaya seseorang itu menjadi baik.
Diserahkan juga kepada akal agar seseorang itu tidak berlaku jahat.
Hanya karena akal itu kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka diserahkan kepada akal untuk membuat pilihan.
Akal memang bisa menimbang di antara yang baik dan yang buruk, di antara yang merugikan dan yang menguntungkan dan di antara yang selamat dan yang berbahaya.
Tetapi akal tidak mampu memilih.
Akal tidak mampu memihak.
Sifat akal adalah berkecuali atau "neutral".
Apa pun bentuk tindakan yang diambil oleh seseorang itu bukanlah disebabkan oleh apa yang difikirkan oleh akalnya tetapi apa yang didorong oleh nafsu atau apa yang dirasakan oleh hatinya.
Logikanya akal itu dipengaruhi oleh nafsu atau hati.
Kalau hati baik dan bersih dan nafsu terdidik, maka hati akan bertindak mengikuti apa yang difikirkan logika dan baik oleh akal.
Tapi kalau hati kotor dan jahat dan nafsu rakus, maka nafsu bisa mengalahkan logika akal dan akan bertindak mengikuti kemahuannya walaupun ianya bertentangan dengan pertimbangan akal.
Oleh karena itu, menyerahkan baik buruk seseorang itu pada logika akalnya adalah satu perbuatan yang tidak masuk akal.
Untuk menentukan seseorang itu menjadi baik bukanlah dengan membina akalnya tetapi dengan membina hatinya dan mendidik nafsunya.
Kita tidak boleh menyerahkan anak kita kepada kemampuan akalnya dan ilmunya semata-mata dan mengharap dia akan jadi baik.
Hatinya mesti dibina dan nafsunya mesti dididik.
Amalan dan akhlak yang baik itu terpancar dari hati yang baik.
Amalan dan akhlak yang buruk pula terpancar dari hati yang jahat.
Ia tidak ada kena-mengena dengan akal.
Hanya kalau hati baik dan akal bijak, maka akan timbullah banyak ide2 bagaimana hendak berlaku baik.
Tapi kalau hati jahat dan akal bijak maka akan timbullah banyak ide2 bagaimana hendak berbuat jahat.

Rasulullah SAW ada bersabda: Maksudnya: "Dalam diri anak Adam itu ada seketul daging. Kalau baik daging itu maka baiklah orangnya. Kalau jahat daging itu, maka jahatlah orangnya.
" Oleh karena itu, sangat bahaya kalau akal dibina tetapi hatinya dan nafsunya diabaikan.
Dia akan menjadi sejahat-jahat manusia karena kejahatannya akan dibantu oleh kepandaian, keahlian berfikir akalnya.
Dia akan menjadi penjahat yang licik dan pandai menyembunyikan kejahatannya.


Nah.. Termasuk yang mana hati kita ?
.

Rabu, 23 Maret 2011

Jiwa Kosong “Tiga hal yang membuatmu menjadi manusia terbaik. Pertama, laksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling baikberibadah. Kedua jauhilah apa yang dilarang olehNya, niscaya engkau menjadiorang yang zuhud. Dan ketiga, terimalah dengan ridha rizki yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.”

Jiwa Kosong "Tiga hal yang membuatmu menjadi manusia terbaik. Pertama, laksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling baikberibadah. Kedua jauhilah apa yang dilarang olehNya, niscaya engkau menjadiorang yang zuhud. Dan ketiga, terimalah dengan ridha rizki yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya."

Kamis, 17 Maret 2011

^_^ RENUNGAN MALAM, SEMOGA BERMANFAAT, INSYA ALLAH, AAMIIN ^_^
 Oleh : Muhammad Zainuddin 

 Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
 
 “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (Almuminuun:78);
 
 Sahabat, mungkin kita akan membela diri bahwa wajar terkadang kita berkeluh kesah atas hidup ini. 
 
 Tangis, airmata, luka dan kepedihan, seringkali membutakan hati akan arti keindahan karunia Ilahi.
 


^_^ RENUNGAN MALAM, SEMOGA BERMANFAAT, INSYA ALLAH, AAMIIN ^_^
Oleh : Muhammad Zainuddin

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

"Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur." (Almuminuun:78);

Sahabat, mungkin kita akan membela diri bahwa wajar terkadang kita berkeluh kesah atas hidup ini.

Tangis, airmata, luka dan kepedihan, seringkali membutakan hati akan arti keindahan karunia Ilahi.

Bukan…bukan maksudku berkeluh melalui tulisan ini.
Tapi berharap ini akan menjadi nasehat terbaikku, yang juga ingin kubagi padamu sob.

Hingga ketika aku lupa nasehatku sendiri, maka engkaupun dapat mengingatkanku.
Bahwa kita dapat saling mengambil pelajaran atas kesalahan demi kesalahan yang seringkali dan seringkali terulang.

Tapi lihatlah, dengan cinta dan kemurahan-Nya, tak sedikitpun membuatNya lantas membenci hamba yang diciptaNya.

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir." (QS.Al Ma'arij : 19-21).

Pernahkah kau merasa tertakdir tak seperti umumnya kehidupan orang lain.
Tumbuh bukan dengan apa yang menjadi keseharusan.
Hingga tiada kau rasakan fajar berbinar menyambut hangat mentari pagi, dan kau tak mampu bernyanyi bersama kicau burung yang bersenandung.
Kemudian senja yang harusnya dapat kau jadikan dermaga untuk menumpahkan rasa namun kaurasa hambar, datar dan nanar.
Mungkin kau akan menyebutku melankolis sob.
Tak apa, karena aku hanya ingin berbagi denganmu.

Ah…kurasa hanya diri kita sendiri yang benar-benar tau apa yang kita rasakan.
Namun ketika ketidak bersyukuran itu datang, dan tanpa sadar menjelma menjadi kekufuran-kekufuran kecil, seringkali pula tersempurnakan dengan ketidak ikhlasan, dan ketidak sabaran.

Yah… Syukur, Sabar dan Ikhlas.
Tiga kata yang indah, teramat indah.
Hingga ingin rasanya ku azzamkan dalam kalbu terdalam.
Namun tak mudah, karena memang tiada pernah dapat terukur, dan karena itu bukanlah pula teori semata.
Bahkan hakekatnya saja seperti apa, hanya Dia, Al Khabiir, yang Maha Mengetahui.

Setiap diri kita membawa takdirnya masing-masing.

Bahwa semestinya kita bersyukur atas apa yang tidak ada pada diri kita, bukan hanya atas apa yang telah ada pada diri kita.

Mudah untuk mensyukuri kebaikan demi kebaikan dalam hidup ini.
Bahagia, tawa dan kegembiraan.

Tapi seringkali tak mudah untuk bisa mensyukuri yang sebaliknya.
Cobaan demi cobaan.
Tangis, air mata dan kepedihan.
Tapi tidakkah kita dapat merasakan, bahwa itulah wujud cinta dan kasih sayang Tuhan.

Perlu waktu panjang untuk belajar tegar, berdiri tegak, dan bertahan dalam sabar yang seringkali memudar.
Dan begitulah sifat dasar manusia.
Bahwa manusia itu memang lemah dan rapuh.

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS.An Nisa : 28).

Namun betapa Allah teramat mencintai kita melebihi diri kita sendiri.
Memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Karena Dia tahu betul mana yang terbaik bagi hambaNya.

Dengan kesalahan Dia hendak menunjukkan mana yang benar.
Dengan kepedihan Dia hendak mengajarkan kebahagiaan.
Dengan airmata Dia akan menggantikan senyuman.

Dan kini dalam keyakinan bahwa Allah akan mengganti dengan yang jauh lebih indah, jauh lebih baik dan jauh lebih berharga.

Bahwa Dia Al 'Adl, Maha Adil, dan janjiNya adalah benar.
Semoga Allah berkenan menjadikan kita orang-orang yang tidak melampaui batas.

Hingga tidak berlebihan ketika bahagia, juga tidak berlebihan ketika sedih.

Karena semuanya akan berlalu.
Maka seharusnyalah, kita jalani semuanya dengan senyum tertulus, doa terikhlas, sikap terbaik dan langkah terindah.
Amin.
Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.

Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam persaudaraan selalu...hahayy...prikitieww ^_^

OLEHTISME adalah JIWAKU
FANS LOVE adalah SIFATKU
ANKER adalah salam PERSAHABATANKU
BAHAGIA "SELAMANYA" adalah TUJUAN HIDUPKU


Ξ▓Ξ
Ξ▓Ξsalam "ANKER" ~⊙≈☺≈⊙~.

http://ankerr.xtgem.com
http://www.olehtismefanslove.blogspot.com

Senin, 14 Maret 2011

MENGENAL  DIRI 
[sumber: Rasa Alam Semesta]

 Engkau dan Aku 

 Kalau engkau hendak menemui aku
 Turutilah jalan ku jangan jalanmu 
 
 Jalanmu jalan nyata Jalan ku jalan rasa 
 
 Berjalanlah engkau pada jalanmu Dan aku akan berjalan pula pada jalanku 
 
 Ushakan kita sejalan, engkau dan aku 
 
 Supaya tercapai yang di maksud dan di tuju 
 
 Kalau engkau mengatakan kita sejalan 
 Engkau harus dapat membuktikan 
 Bukti yang dimaksudkan Ialah kesanggupan untuk menurutkan.
 
 Engkau mempunyai keinginan 
 Aku mempunyai kesanggupan 
 Engkau di luar aku di dalam 
 Tempat mu di kiri aku di kanan 
 
 Berjalanlah engkau pada jalanmu 
 Untuk menjumpai aku lebih dahulu 
 
 Dalam perjalanan kita bertemu 
 Engkau dan aku 
 Aku yang engkau jumpai diperjalanan 
 Tidak akan engkau dapatkan, kalau engkau tak mau tukar haluan 
 Karena disaat itu ak

MENGENAL DIRI
[sumber: Rasa Alam Semesta]

Engkau dan Aku

Kalau engkau hendak menemui aku
Turutilah jalan ku jangan jalanmu

Jalanmu jalan nyata Jalan ku jalan rasa

Berjalanlah engkau pada jalanmu Dan aku akan berjalan pula pada jalanku

Ushakan kita sejalan, engkau dan aku

Supaya tercapai yang di maksud dan di tuju

Kalau engkau mengatakan kita sejalan
Engkau harus dapat membuktikan
Bukti yang dimaksudkan Ialah kesanggupan untuk menurutkan.

Engkau mempunyai keinginan
Aku mempunyai kesanggupan
Engkau di luar aku di dalam
Tempat mu di kiri aku di kanan

Berjalanlah engkau pada jalanmu
Untuk menjumpai aku lebih dahulu

Dalam perjalanan kita bertemu
Engkau dan aku
Aku yang engkau jumpai diperjalanan
Tidak akan engkau dapatkan, kalau engkau tak mau tukar haluan
Karena disaat itu aku keluar engkau ke dalam

Dan untuk mendapatkan aku, jalanku yang seharusnya di turutkan

Berjalan pada jalanku
Berarti engkau besertaku
Dengan jalan itu engkau akan dapat mengenal aku

Aku yang selama ini tesembunyi dari mu.


Bila kita membicarakan " MENGENAL DIRI" tentu banyak dari kita yang akan menyangka bahwa yang akan di bicarakan ialah Diri yang kelihatan yaitu jasad kasar kita ini atau yang di kenali dengan panggilan Badan, tapi sebenarnya tidak.

Diri yang di maksudkan itu ialah Diri Sebenar Diri, yang duduknya di dalam Jasad atau badan kasar kita ini.

Untuk itu kita haruslah memahami yang mana jasmani dan yang mana rohani , yang mana diri terdiri dan diri terperinci , yang mana jiwa dan yang mana raga dan yang selalu jadi sebutan orang, ya itu yang mana lahir dan yang mana batin.

Kita seharus nya faham dulu perbedaan dua kata kata ini, sebelum kita ucapkan.

Jasmani tentunya berbeda dari Rohani, Jiwa berbeda dari Raga dan pastinya lahir berbeda dari batin, Jika tidak mengapa ada dua perkataan tersebut yang senantiasa menjadi sebutan kita?

Kita semua tahu dan selalu menyebut akan kalimah ini, tapi tahukah kita perbedaan antara keduanya??

Perbedaan ini lah yang banyak di antara kita tidak dapat menerangkan dengan jelas apa lagi untuk dapat merasakan perbedaannya.

Kebanyakan dari kita berangapan bahawa jasad kasar kita ini atau badan kita ini lah di panggil "Diri" dan dapat hidup berdiri dan sendiri, tetapi sebenarnya Jasad atau Badan kasar kita ini yang kita jaga dan perindahkan ini, sebenarnya ialah benda mati, yang tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak ada"Penghidupnya" yang duduk nya didalam jasad itu sendiri.

Penghidup ini lah yang dipanggil Diri Sebenar Diri.

Diri yang berdiri dengan sendiri dan yang wujud apabila Roh memasuki Jasad , oleh itu fahami lah kita bahawa Diri sebenar Diri wujud sesudah Roh berada di dalam Jasad.

Perlulah di ketahui bahwa kita ini secara umumnya terbagi kepada 2, yaitu yang dipanggil Jasmani (Jasad) dan Rohani.
Atau ada juga orang memanggil Jiwa dan Raga dan banyak lagi nama-nama yang di beri kepada Diri dan jasad untuk mudah di fahami dan mengikut guru tertentu.

Renungkan kembali kisah wujudnya Adam
Setelah Malaikat menyiapkan Jasad Adam dan Jasad Adam terbaring kaku, maka Allah pun memerintahkan Roh untuk masuk ke dalam Jasad Adam, dan bertanyalah akan Roh kepada Allah
" Ya Allah melalui jalan mana harus aku masuk?"
maka Allah pun menjawab,
" Masuklah melalui mana mana yang kau senangi"
dan seterusnya Roh memasuki Jasad Adam melalui Hidung.
Dan seterusnya kita bernafas melalui hidung.

Jadi di sini dapatlah kita fahami bahawa bila Roh masuk ke dalam jasad Adam, barulah Adam hidup dan selanjutnya dapat bangun dan berdiri, ini jelas menunjukkan bila Roh masuk kedalam Jasad barulah Jasad hidup atau juga di panggil Bernyawa.

Diri sebenar Diri Setelah Roh memasukki Jasad, barulah wujudnya "Diri" atau jelasnya "Diri" ini dapat hidup setelah Roh memasuki jasad.

Keterangan ringkasnya ialah, Roh itu adalah Cahaya dan bila ia memasukki jasad maka cahaya tadi memenuhi ruang jasad di dalam dan akan menjadi saperti jasad nya sendiri.

Maka dengan sebab ini lah "Diri" itu rupanya sama dengan jasadnya sendiri, tapi dia ghaib.

Dan harus di ingat hanya yang ghaib saja yang dapat menghubungi yang ghaib.

Cahaya (Diri) tadi mengalir ke seluruh jasad di dalam, dan dia lah yang menjadi "Penghidup/Menghidupkan" kepada Jasad.

Dia lah hidup sebenar-benarnya hidup, lagi menghidupkan.

BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA NISCAHYA DIA MENGENALLAH DIA AKAN TUHANNYA

Saperti yang telah di terangkan diatas
Diri ini rupa nya saperti kita cuma ia nya ghaib dan duduknya di dalam jasad kasar kita ini, dan tugas nya menghidupkan jasad kita dan dia juga di panggil nyawa dan macam-macam nama lagi mengikut Aliran Guru yang mengajar Ilmu Mengenal Diri ini.

Walau bagaimana pun perlu di tegaskan disini semua Aliran Guru adalah benar dan mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri.

Ini lah Diri Sebenar Diri yang harus di kenal dengan rasa dan perasaan,dan dengan geraknya yang tersendiri.

Bagaimana kah cara untuk mengenalnya?
Diri sebenar Diri yang duduk nya dalam jasad itu, dimana tugas nya menghidupkan jasad, dengan cara mengalirkan pancaran cahaya kehidupan di dalam jasad, dan kalau ingin mengenalnya dengan arti kata kenal sebenar-benarnya kenal, tentulah kita perlu melahirkan Diri itu.

Kelahiran pertama kita ialah bila Ibu kita melahirkan kita, dan kelahiran kali kedua ialah bila kita berhasil melahirkan Diri Sebenar Diri yang diam/adanya di dalam jasad kita sendiri dan dengan tugas dan rahasia nya yang tersendiri..........tugas utamanya ialah menghidupkan badan kita ini.

Tapi sayang jasad tidak pernah terfikir untuk memikirkan siapakah yang menghidupkan nya.

Oleh karena itu kenali lah Diri sebenarnya Diri kita sendiri, Diri yang banyak daya guna dan banyak menyimpan rahasia.
Bukankah dia berasal dari sana................dari Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Besar.

Untuk itu lahirkan lah itu Diri Sebenar Diri, yang maksud nya dengan membuka pintu bagi nya untuk keluar, (jalannya) dan cara melahirkan nya ada 3 :
1. Terbuka Sendiri.
2. Membuka dengan Sendiri.
3. Dibuka kan oleh Guru yang Berpengalaman.

Apa Maksudnya dengan Dibuka ( dilahirkan ) ?

1. Terbuka Sendiri.
Mengikut pengalaman sewaktu berjumpa dengan 5 i nsan yang terbuka (terlahir) Diri Sebenar Diri nya, dan keterbukaan Diri ini didapatkan nya pada satu hari mereka berdoa dan tiba tiba jari-jemari mereka mula menimbulkan satu rasa, di dalam badan mereka terdapat satu rasa dan perasaan, dan tangan mereka seolah menolak,ada daya tarik-menarik atau bergerak perlahan lahan.

*.Mereka-mereka yang mendapatkan nya dengan cara ini selalunya tidak mengetahui dan faham apakah yang terjadi sebenarnya.
Mereka memerlukan penerangan dan penjelasan dari orang-orang yang lebih mengetahui akan ilmu ini.

*.Mereka-mereka yang mendapat cara ini selalunya yang beramal dengan kaedah Tarikat.

2. Membuka dengan sendiri.
*.Ini bisa dilakukan dengan berdoa untuk di lahirkan Diri Sebenar Diri itu, dan ada juga yang berhasil dan di izinkan Allah

3. Dibukakan oleh Guru yang berpengalaman
*.Untuk ini pelajar atau mereka yang ingin di buka perlu duduk dihadapan guru dan akan berzikir bersama sama sehingga Diri itu lahir, dengan izin Allah Kebanyakan orang akan mempelajarinya mengikut cara ke 3 yaitu dengan di bukakan atau dilahirkan Diri sebenar Diri itu melalui Guru yang membukakannya.

Selalu kita mendengar orang berkata lahir dan batin, luar dan dalam jiwa dan raga, tapi coba kita renungkan, adakah kita faham apa yang kita katakan itu?
Kita sebenarnya mempunyai 2 aliran :
1. Aliran Lahir atau Jasmani
*.Aliran ini bertitik bermula dari bekerjanya Jantung kita.
Dan ianya mengaliri keseluruh batang tubuh kita, dan isi kepada aliran lahir ini ialah Darah.

2. Aliran Batin atau Rohani
*.Aliran ini berisikan daya hidup yang pangkalnya dari "Hidup" yang mengaliri aliran tertentu saperti aliran Jasmani, cuma beda nya aliran ini ialah cahaya kehidupan dan ianya berupa seperti arus listrik.
Ini telah di buktikan oleh ahli sain dari Cina dimana mereka berhasil mengambil gambar arus listrik yang mengalir dalam badan manusia ini.

DIRI
*. Ianya duduk didalam jasad
*.Rupa nya sama saperti jasad tapi ghaib
*.Dia lah yang Menghidupkan kita
*.Punca tenaga
*.Ia serba tahu karena datang dari yang Maha Tahu
*.Dialah yang mengenal Allah karena dia berasal dari sana.

KEHIDUPAN KITA DI DALAM
"Diri" ini lah sebenarnya kehidupan kita yang hidup di dalam jasad dan sememangnya kehidupan kita bermula dari dalam badan kasar kita ini, dia mengisi kehidupan kita dan meliputi keseluruhannya, dan di tutup serta di batasi dengan balutan kulit kita, dimana bagi orang luar atau orang nyata, kehidupan didalam ini negatif karena tidak nyata.
Tetapi kalau kita mau tau dan mau coba memahami yang sebenarnya, perbaikilah kehidupan dalam kita ini dahulu dan dengan sendirinya kehidupan luar kita akan sempurna....

Insya Allah.,
Oleh karena itu marilah kenali Diri Sebenar Diri kita dan insya Allah kenal lah diri kita akan Tuhannya.
Saperti Sabda Nabi junjungan kita" Barang siapa mengenal Diri niscahya kenal lah ia akan Tuhannya"

Sebelumnya beribu maaf aq mintakan kepada yg hadir di sudi membaca ini.
Bukan niat menggurui atau mengajari tapi alangkah baiknya jika kita mau belajar bersama-sama mengenali atas diri kita sendiri ini, yang kita bawa kemanapun, yang kita jaga kita banggakan ini.
Demi kebahagiaan diri itu sendiri.
Karena tidak ada satupun yang tidak menginginkan kebahagiaan atas badan diri mereka sendiri.

Semoga bermanfaat bagi yang memahami maksud dan arti.
Santai aj jangan paksakan diri.

Kamis, 10 Maret 2011

Tujuh kebiasaan untuk menjadi manusia yang berubah 


1• Jadilah pro aktif-prinsip hidup pribadi

2• Mulai dengan akhir dalam pikiran-prinsip kepemimpinan pribadi

3• Dahulukan yang harus didahulukan-prinsip manajemen pribadi

4• Berfikir menang-menang-prinsip kepemimpinan antar pribadi

5• Berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti-prinsip komunikasi empatik

6• Mewujudkan sinegi-prinsip kerjasama kreatif

7• Asahlah gergaji-prinsip pembaruan diri yang seimbang.

Senin, 07 Maret 2011

Musuh-musuh dan Sahabat-sahabat Iblis


Syaikh Wahab bin Mambah dalam kitab Tambiihul Ghaafiliin meriwayatkan, bahwa pada suatu saat ALLAH SWT. telah memerintahkan Iblis untuk datang kepada Rasulullah Saw., dan agar Iblis menjawab setiap pertanyaan yang beliau ajukan kepadanya.
Maka datanglah Iblis kepada Rasulullah dengan menyerupai seorang tua yang segar-bugar, di mana tangannya memegang sebuah tongkat.

Rasulullah Saw. bertanya:"Siapakah anda?"

Iblis menjawab:"Saya Iblis."

Rasulullah melanjutkan: "Mengapa engkau datang ke sini?"

Iblis menjawab:"Sesungguhnya ALLAH SWT. telah memerintahkan aku untuk datang kepadamu, dan menjawab setiap pertanyaan yang akan engkau ajukan kepadaku."

Rasulullah Saw. bertanya: "Baiklah. Wahai Iblis, ada berapakah musuh-musuhmu dari umatku?"

Iblis menjawab: "Ya Muhammad, sesungguhnya musuh-musuhku dari umatmu ada lima belas. Mereka adalah :
Pertama , Engkau sendiri ya Muhammad.
Kedua, Imam (Pemimpin) yang adil .
Dalam arti luas, adalah : seluruh lapisan pemerintahan (eksekutif), legislatif, dan yudikatif, atau aparat, dan seterusnya, baik dari yang tertinggi maupun yang terendah.
Juga pemimpin dari arti yang terkecil, yaitu: kita sebagai pemimpin keluarga maupun sebagai pemimpin bagi diri kita sendiri (pribadi).
Ketiga, Orang kaya yang tawadhu' (rendah hati) .
Orang yang kaya dalam arti luas adalah: kaya harta ataupun kaya ilmu.
Keempat, Pedagang (saudagar atau pengusaha) yang jujur.
Kelima, Orang yang berilmu (alim), yang melakukan shalat dengan khusyuk.
Keenam, Orang Mukmin yang suka memberi nasihat (segala ajakan kebaikan).
Ketujuh, Orang Mukmin yang memiliki rasa belas kasihan (terhadap sesama mahluk).
Kedelapan, Orang yang bertaubat dan tetap pada taubatnya. Tidak mengulagi kesalahannya.
Karena Rasulullah Saw. bersabda:
'Hanya keledailah yang jatuh di lubang yang sama sebanyak dua kali.'
Kesembilan, Orang yang wara' , yaitu orang yang senantiasa menjauhkan dirinya dari segala sesuatu yang tidak jelas halal dan haramnya (subhat), apalagi terhadap yang haram.
Kesepuluh, Orang Mukmin yang senantiasa dalam keadaan bersuci (thaharah) .
Demi menjaga kebersihan lahir dan batin.
Dalam riwayat yang terkenal, dikisahkan bagaimana Rasulullah Saw. sudah mendengar suara terompah (sandal) Bilal bin Rabah, sang muadzin di surga.
Dan saat Rasulullah bertanya kepada Bilal apakah sesungguhnya amalannya?
Maka Bilal menjawab: 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku senantiasa dalam keadaan bersuci.'
Kesebelas, Orang Mukmin yang gemar bersedekah.
Keduabelas, Orang Mukmin yang berbudi luhur.
Ketigabelas, Orang Mukmin yang bermanfaat bagi manusia (terhadap sesama mahluk).
Keempat belas, Orang Mukmin yang senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur'an.
Kelima belas, Orang yang gemar shalat malam , sementara orang yang lain masih terlelap tidur."

Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya syetan mempunyai ajakan, dan malaikat juga mempunyai ajakan kepada anak Adam.
Adapun ajakan syetan adalah:
agar manusia mengulangi kejahatan dan mendustakan kebenaran.
Adapun ajakan malaikat adalah:
agar manusia mengulangi kebaikan dan membenarkan kebenaran.
Maka barangsiapa yang mendapatkan ajakan yang kedua, ketahuilah, bahwa itu adalah dari ALLAH SWT.
dan hendaklah ia memuji-Nya.
Dan barangsiapa yang mendapatkan ajakan yang pertama, maka hendaklah ia berlindung kepada ALLAH SWT. dari godaan syetan yang terkutuk."

Kemudian Rasulullah Saw. bertanya lagi kepada Iblis:
Wahai Iblis, ada berapakah sahabat-sahabatmu dari umatku?"

Iblis menjawab:
"Ya Muhammad, sesungguhnya sahabat-sahabatku dari umatmu ada sepuluh.
Mereka adalah:
Pertama, Hakim yang khianat dan sewenang-wenang (tidak adil). Pada masa sekarang dapat diartikan seluruh aparat hukum, seperti: polisi, jaksa, hakim, pengacara, KPK, KY, MA, MK,dan seterusnya, baik di pusat maupun di daerah dalam segala lapisan.
Kedua, Orang kaya yang takabur atau sombong .
Dengan kata lain; yang terburuk adalah orang miskin yang sombong.
Ketiga, Pedagang (saudagar atau pengusaha) yang tidak jujur.
Keempat, Peminum khamr .
Dalam arti luas, yaitu: segala yang menyebabkan hilangnya akal; baik dengan cara dimakan, diminum, ditelan, dihirup, dihisap, disuntikkan, dan seterusnya.
Misalnya: segala jenis minuman yang memabukkan, dan segala jenis narkoba; baik sedikit apalagi banyak.
Kelima, Orang yang suka fitnah, ghibah, dan pengadu domba .
Keenam, Orang yang riya' .
Ketujuh, Orang yang memakan harta anak yatim .
Kedelapan, Orang yang menganggap remeh (menganggap ringan/menggampangkan) urusan shalat .
Kesembilan, Orang yang enggan membayar zakat.
Kesepuluh, Orang yang terlalu panjang angan-angan (thuulul amal).

Mengatasi perangkap syetan Imam Al-Ghazali mengajarkan kepada kita untuk dapat mengatasi segala macam perangkap syetan, yaitu dengan empat macam cara:
Pertama, Mengingat ALLAH (Dzikrullah) , yaitu berzikir kepada ALLAH SWT.
Rasulullah Saw. bersabda:"Sesungguhnya zikir kepada ALLAH dapat menyakiti syetan, seperti penyakit menyakiti lambung anak Adam."
Kedua, Menjauhi tempat-tempat maksiat atau tempat-tempat yang berpotensi atau cenderung membawa kita terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Ketiga, Berpuasa .
Rasulullah Saw. bersabda:"Sesungguhnya syetan mengalir dalam darah manusia, maka persempitlah jalannya dengan memperbanyak lapar (puasa).
Keempat, Selalu ingat, bahwa syetan senantiasa membawa kita ke jalan kemungkaran, sehingga kita waspada.

Semoga ALLAH SWT. senantiasa menjaga diri kita semua dari segala tipu daya dan perangkap Iblis.
Dan semoga kita semua termasuk golongan hamba-hamba-Nya yang mudah menerima kebenaran.
Amiin ALLAHumma Amiin...

ALLAH SWT. berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar.
Sekiranya tidaklah karena karunia ALLAH dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu sekalian yang suci (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi ALLAH mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan ALLAH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS 24:21).

Jumat, 04 Maret 2011

Tawassul Dianjurkan dalam Islam
 
 Rasulullah saw bersabda : Ketika Adam mengakui kesalahannya, dia berkata : 
 ‘Wahai Tuhanku, jika aku memohonmu atas nama Muhammad, Engkau pasti akan mengampuniku’. 
 
 Lalu Allah bertanya : 
 ‘Wahai Adam, bagaimana kau tahu tentang Muhammad sedang Aku belum menciptakannya?’ 
 
 Adam menjawab : 
 ’Tuhanku, sesungguhnya ketika Engkau menciptakanku, aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat dikaki ‘Arsy tertulis “Laa ilaha illa Allah, Muhammadur Rasulullah”, dan aku tahu, bahwa Engkau tidak akan pernah menyambungkan nama-Mu kecuali dengan ciptaan yang sangat Engkau cintai’. 
 
 Allah berfirman : 
 ‘Kau benar wahai Adam, Muhammad adalah makhluk yang paling aku cintai, dan ketika kau memohon kepadaku atas namanya, maka Aku telah mengampunimu. 
 Kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu”. 
 


Tawassul Dianjurkan dalam Islam

Rasulullah saw bersabda : Ketika Adam mengakui kesalahannya, dia berkata :
'Wahai Tuhanku, jika aku memohonmu atas nama Muhammad, Engkau pasti akan mengampuniku'.

Lalu Allah bertanya :
'Wahai Adam, bagaimana kau tahu tentang Muhammad sedang Aku belum menciptakannya?'

Adam menjawab :
'Tuhanku, sesungguhnya ketika Engkau menciptakanku, aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat dikaki 'Arsy tertulis "Laa ilaha illa Allah, Muhammadur Rasulullah", dan aku tahu, bahwa Engkau tidak akan pernah menyambungkan nama-Mu kecuali dengan ciptaan yang sangat Engkau cintai'.

Allah berfirman :
'Kau benar wahai Adam, Muhammad adalah makhluk yang paling aku cintai, dan ketika kau memohon kepadaku atas namanya, maka Aku telah mengampunimu.
Kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu".

Dalam riwayat Imam Thabrani ditambahkan :
"….dia adalah Nabi terakhir dari keturunanmu".
Bertawassul kepada Rasulullah saw sebagaimana do'a Nabi Adam as tersebut di atas adalah sebuah bukti bahwa berdo'a dan meminta permohonan kepada Allah melalui perantara (wasilah) bukanlah hal yang baru atau aneh, apalagi dianggap bid'ah.

Wasilah adalah segala hal yang dapat mendekatkan kepada sesuatu yang lain.

Bentuk jama' dari wasilah adalah wusul atau wasa'il.
Sedangkan bentuk tunggalnya adalah tausil dan tawassul.
Contohnya, "Si A bertawassul dengan sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya".
Maka, dia mendekatkan diri kepada Tuhannya dengn sebuah wasilah.
Maksudnya, dia mendekatkan diri kepada Allah melalui perantara amal baikya.

Allah swt berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya……(QS. Al-Maidh [5]:35)
Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman :
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang(harus) diatkuti.(QS Al-Isra' [17]:57)

Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa pertama, dibolehkannya bertawassul kepada para Nabi dan orang-orang shaleh.
Baik ketika mereka masih hidup maupun sepeninggal mereka.
Kedua, boleh juga bertawassul dengan amal baik masing-masing.
Allah sendiri memerintahkan kepada kita untuk bertawassul sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah saw pada saat Fatimah binti Asad (ibu Ali bin Abi Thalib) wafat.
Rasulullah Saw bersabda :
اَللهُ الَّذِى يحُىْ وَيمُيِتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوْتُ اغْفِرْ لأِ مّىِ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ وَلَقّنْهَا حُجَّتَهَا وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مَدْ خَلَهَا ِبحَقّ ِنَبِيّكَ وَاْلأَنْبِيَاءِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِى فَاءِنَّكَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ وَكَبَّرَأَرْبَعًا وَاَدْخَلُوْ هَا هُوَ وَاْلعَبَّاسُ وَاَبُوْ بَكْرٍ الّصِدّيِقِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ "Allah yang menghidupkan dan yang mematikan dan Dialah yang hidup tidak mati; Ampunilah! Untuk Ibu saya Fathimah binti Asad dan ajarkanlah kepadanya hujjah (jawaban ketika ditanya malaikat) kepadanya dan luaskan kuburnya dengan wasilah kebenaran Nabimu dan kebenaran para Anbiya' sebelum saya, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Rasulullah takbir empat kali dan mereka memasukkan ke dalam kubur ia (Rasulullah), Sahabat Abbas Abu Bakar As-Shaddiq r.a." (HR Thabrani). Dalam hadits di atas,
Rasulullah bertawassul kepada Allah dengan dirinya sebagai orang yang paling mulia, juga bertawassul dengan nama para Nabi sebelumnya yang berhak mendapat shalawat dan salam.

Dalam kitab Riyadlus-Shalihin bab Wadaais-shahib hadits no.3, Rasulullah SAW mengizinkan Umar bertawassul dengannya, dan menyertakan Rasulullah saw dalam segala do'anya di Mekkah ketika umrah.
عَنْ عُمَرَبْنِ اْلخَطَّابِ رَضِىَاللهُ عَنْهُ قَالَ اِسْتَأْذَنْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى اْلعُمْرَةِ فَأذِنَ لىِ وَقَالَ: لاَتَنْسَنَا يَااُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ فَقَالَ كَلِمَةً مَايَسُرُّنِى اَنَّ لىِ بِهَاالدُّنْيَا. وَفِى رِوَايَةِ قَالَ اَشْرِكْنَا يَااُخَىَّ فِى دُعَائِكَ. رواه ابوداود والترمذى "Dari shahabat Umar Ibnul Khattab r.a. berkata: saya minta idzin kepada Nabi SAW untuk melakukan ibadah umrah, kemudian Nabi mengidzinkan saya dan Rasulullah SAW bersabda; wahai saudaraku! Jangan kau lupakan kami dalam do'amu; Umar berkata: suatu kalimat yang bagi saya lelah senang dari pada pendapat kekayaan dunia. Dalam riwayat lain; Rasulullah SAW bersabda : sertakanlah kami dalam do'amu". (HRAbu Dawud dan Tirmidzi)

Dalam hadits di atas Rasulullah meminta kepada sayyidina Umar untuk menyertakan Rasulullah dalam do'anya sayyidina Umar selama di Makkah, padahal kalau Rasulullah berdo'a sendiri tentu lebih diterima, tetapi beliau masih meminta do'a kepada sayyidindaUmar.

Rujukan lain untuk tawassul jenis ini seperti dalam kitab Sahhihul Bukhari jilid I, bahwa Sayyidina Umar Ibnul Khattab bertawassul dengan Rasulullah dan Sahabat Abbas ketika musim paceklik, sebagaimana disebutkan berikut ini: عَنْ أَنَسٍ اَنَّ عُمَرَابْنَ اْلخَطَّابِ رَضِىَاللهُ عَنْهُ كاَنَ اِذَا قَحَطُوْا اِسْتَسْقىَ بِالعَبَّاسِبنِ عَبْدِاْلمُطَلِّبِ فَقَالَ: الَّلهُمَّ اِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا وَاِنَّا نَتَوَسَّلُ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا, قَالَ: فَيُسْقَوْنَ. رواه البخارى "Dari sahabat Anas; bahwasannya Umar Ibnul Khattab r.a. apabila dalam keadaan paceklik (kekeringan) ia memohon hujan dengan wasilah SahabatAbbas Ibn Abdil Muthalib, maka berdo'a sayyidina Umar : Yaa Allah sesungguhnya kami bertawassul kepada Engkau dengan wasilah paman Nabi kami (Sahabat Abbas) maka berilah kami hujan, berkata Sayyidina Umar kemudian diturunkan hujan". (HR Bukhari)

Bertawassul kepada orang-orang yang dekat kepada Allah seperti para nabi, rasul dan shalihin, bukan berarti meminta kepada mereka, tetapi memohon agar mereka ikut memohon kepada Allah agar permohonan do'a diterima Allah SWT.
Sebab, seluruhnya juga adalah haq Allah, seperti disebutkan berikut ini: لاَمَانِعَ لمِاَ أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لمِاَ مَنَعْتَ "Tiada yang bisa mencegah kalau Allah mau memberi, dan tidak ada yang bisa memberi kalau Allah mencegahnya." قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ, اَللهُ الصَّمَدُ "Katakanlah Dia Allah yang Maha Esa dan Allah tempat meminta." Sesungguhnya bertawassul dengan berdo'a dan mempergunakan wasilah, baik dengan iman, amal shaleh dan dengan orang-orang yang dekat kepada Allah SWT jelas tidak disalahkan oleh agama bahkan dibenarkan.

Bertawassul bukan berarti meminta kepada orang yang dijadikan wasilah, melainkan memohon agar yang dijadikan wasilah memberikan keberkahan untuk diterima do'a para pemohonnya.
Jadi, tidak ada unsur syirik dalam bertawassul, karena pada saat bertawassul dengan orang-orang yang dekat kepada Allah Swt, seperti para Nabi, Para Rasul, para sholihin pada hakekatnya tidak bertawassul degan dzat mereka, tetapi bertawassul dengan amal perbuatan mereka yang sholeh.
Karenanya, tidak mungkin kita bertawassul dengan orang-orang yang ahli maksiat, pendosa yang menjauhkan diri dari Allah Swt, dan kita juga tidak bertawassul dengan pohon, baru, gunung, kuburan kramat dsb.
Oleh karena itu wajar saja jika Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah, dalam risalahnya merasa perlu bertabayyun atau klarifikasi atas tuduhan beberapa orang yang mengatakan bahwa ia mengharamkan tawassul.
Ia menuliskan "Sesungguhnya Sulaiman bin Suhaim telah berdusta terhadapku tentang banyak hal yang tidak pernah aku katakan, bahkan tidak pernah terlintas dibenakku.
Di antaranya aku dianggap mengkafirkan orang-orang yang bertawassul melalui orang shaleh, aku juga dituduh mengkafirkan al-Bushiri karena mengatakan 'wahai makhluk yang paling mulia', aku juga difitnah membakar kitab dalailul khairat.
Semua itu hanya bisa aku jawab Maha Suci Engkau Ya Allah semua ini adalah dusta Besar."

Malahan dalam al-Fatwa al-Kubra, Syaikh Abdul Wahab menjawab ketika ditanya tentang tawassul, beliau dengan tegas menjawab
" Tidak mengapa bertawassul dengan orang-orang Shaleh... asalkan mereka yang berdoa dengan jelas memohon seperti "aku memohon kepada-Mu dengan Nabi-Mu" atau "Dengan nama Rasul-Mu aku memohon agar..." atau
"aku memohon kepada-Mu ya Allah, dengan hamba-hamba-Mu yang sholeh, semoga..."

bahkan ketika mereka berdoa'a di atas kuburpun tidak ada masalah" Wal hasil, tawassul dalam Islam dibolehkan, dan dianjurkan.
Asalkan mereka yang bertawassul ini mengerti dan faham arti, serta cara-cara bertawassul.
Dan sadar benar bahwa Yang Maha Kuasa hanyalah Allah swt.

Bertawassullah dengan wasilah yang disenangi Allah, atau berdo'a dengan menyebut sesuatu yang disenangi Allah, tentu Allah akan menyenangi kita, dan meridloinya.

Maka apa yang disenangi Allah, seyogyanya disebut dalam do'a.
Dan tidak ada yang lebih disayangi di jagad raya ini kecuali Rasulullah saw.
Karena itu dalam setiap doa selalu ada sholawat dan salam kepadanya.
(oleh : Ngabdurrahman al-Jawi)

HAJAR ASWAD

 Hajar Aswad maknanya adalah batu hitam.
 Batu itu kini ada di salah satu sudut Ka`bah yang mulia yaitu di sebelah tenggara dan menjadi tempat start dan finish untuk melakukan ibadah tawaf di sekeliling Ka`bah.
 Dinamakan juga Hajar As`ad, diletakkan dalam bingkai dan pada posisi 1,5 meter dari atas permukaan tanah.
 Batu yang berbentuk telur dengan warna hitam kemerah-merahan.
 Di dalamnya ada titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah.
 Dibingkai dengan perak setebal 10 cm buatan Abdullah bin Zubair, seorang shahabat Rasulullah SAW. 
 
 Batu ini asalnya dari surga sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh sejumlah ulama hadis.
 Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam. 


HAJAR ASWAD

Hajar Aswad maknanya adalah batu hitam.
Batu itu kini ada di salah satu sudut Ka`bah yang mulia yaitu di sebelah tenggara dan menjadi tempat start dan finish untuk melakukan ibadah tawaf di sekeliling Ka`bah.
Dinamakan juga Hajar As`ad, diletakkan dalam bingkai dan pada posisi 1,5 meter dari atas permukaan tanah.
Batu yang berbentuk telur dengan warna hitam kemerah-merahan.
Di dalamnya ada titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah.
Dibingkai dengan perak setebal 10 cm buatan Abdullah bin Zubair, seorang shahabat Rasulullah SAW.

Batu ini asalnya dari surga sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh sejumlah ulama hadis.
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersada, Demi Allah, Allah akan membangkit hajar Aswad ini pada hari qiyamat dengan memiliki dua mata yang dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara.
Dia akan memberikan kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan hak.
At-Tirmizi mengatakan bahwa hadits ini hadits hasan.
Sedangkan Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dalam kitab Shahihul Jami` no. 2180, 5222dan 6975.

Dari Abdullah bin Amru berkata, Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini.
Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada.
Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya.
Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula.
. Bagaimanapun juga Hajarul Aswad adalah batu biasa, meskipun banyak kaum muslimin yang menciumnya atau menyentuhnya, hal tersebut hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Umar bin Al-Khattab berkata, Demi Allah, aku benar-benar mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberi madharat maupun manfaat.

Kalalulah aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu aku pun tidak akan melakukannya.

Wallahu a`lam bish-shawab.

Kamis, 03 Maret 2011

PERKAWINAN DAN HUKUM DALAM ISLAM

Islam adalah agama yang syumul (universal).
Agama yang mencakup semua sisi kehidupan.
Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak dijelaskan.
Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau masalah tersebut nampak kecil dan sepele.

Itulah Islam, agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam.
Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak.

Dari mulai bagaimana mencari kriteria calon calon pendamping hidup, hingga bagaimana memperlakukannya kala resmi menjadi sang penyejuk hati.
Islam menuntunnya.
Begitu pula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, begitu pula dengan pernikahan yang sederhana namun tetap penuh dengan pesona.

Melalui makalah yang singkat ini insyaallah kami akan membahas perkawinan menurut hukum islam.

Perkahwinan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul dan bercampur.

Menurut istilah syarak pula ialah ijab dan qabul ('aqad) yang menghalalkan persetubuhan antara lelaki dan perempuan yang diucapkan oleh kata-kata yang menunjukkan nikah, menurut peraturan yang ditentukan oleh Islam.

Perkataan zawaj digunakan di dalam al-Quran bermaksud pasangan dalam penggunaannya perkataan ini bermaksud perkahwinan Allah s.w.t. menjadikan manusia itu berpasang-pasangan, menghalalkan perkahwinan dan mengharamkan zina.

Persoalan perkawinan adalah persoalan yang selalu aktual dan selalu menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat dan hajat hidup manusia yang asasi saja tetapi juga menyentuh suatu lembaga yang luhur dan sentral yaitu rumah tangga.
Luhur, karena lembaga ini merupakan benteng bagi pertahanan martabat manusia dan nilai-nilai ahlaq yang luhur dan sentral.

Perkawinan bukanlah persoalan kecil dan sepele, tapi merupakan persoalan penting dan besar.

'Aqad nikah (perkawinan) adalah sebagai suatu perjanjian yang kokoh dan suci.

Perkawinan adalah Fitrah Kemanusiaan Agama Islam adalah agama fithrah, dan manusia diciptakan Allah Ta'ala cocok dengan fitrah ini, karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala menyuruh manusia menghadapkan diri ke agama fithrah agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan.

Sehingga manusia berjalan di atas fithrahnya.

Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan untuk nikah, karena nikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan).

A. Islam Menganjurkan Nikah
Islam telah menjadikan ikatan perkawinan yang sah berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana untuk membina keluarga yang Islami.
Penghargaan Islam terhadap ikatan perkawinan besar sekali,sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama.
Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata :
"Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya :
Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya.
Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi" .


B. Islam Tidak Menyukai Membujang
Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata :
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk nikah dan melarang kami membujang dengan larangan yang keras".
Dan beliau bersabda :
"Artinya :
Nikahilah perempuan yang banyak anak dan penyayang.
Karena aku akan berbangga dengan banyaknya umatku dihadapan para Nabi kelak di harikiamat."

Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya kepada istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang peribadatan beliau, kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan peribadatan mereka.

Salah seorang berkata :
Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus.
Dan yang lain berkata :
Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya …. Ketika hal itu didengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau keluar seraya bersabda :
"Artinya :
Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu, sungguh demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa di antara kalian.
Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga mengawini perempuan.
Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku" .


Kedudukan Perkawinan dalam Islam :

• Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga bisa menjerumuskannya ke lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang mampu.
Disini mampu bermaksud ia mampu membayar mahar(mas berkahwinan/dower) dan mampu nafkah kepada calon isterinya.

• Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.

• Harus kepada orang yang tidak ada padanya larangan untuk berkahwin dan ini merupakan hukum asal perkawinan

• Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir tetapi sekadar tidak memberi kemudaratan kepada isteri.

• Haram kepada orang yang tidak berkemampuan untuk memberi nafkah batin dan lahir dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan menikah serta akan menganiaya isteri jika dia menikah.


Tujuan Perkawinan dalam Islam :
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi Perkawinan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang perkawinan), bukan dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti cara-cara orang sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur Sasaran utama dari disyari'atkannya perkawinan dalam Islam di antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang luhur.

Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya :
Wahai para pemuda !
Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan).
Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya".

3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya Thalaq (perceraian), jika suami istri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah, sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut :
"Artinya :
Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya.
Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang dhalim.
" Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari'at Allah.
Dan dibenarkan rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan batas-batas Allah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah lanjutan ayat di atas :
"Artinya :
Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan suami yang lain.
Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.
Itulah hukum-hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mau)mengetahui " .

Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri melaksanakan syari'at Islam dalam rumah tangganya.
Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syari'at Islam adalah wajib.


4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnyauntuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah (sedekah).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya :
Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah !.

Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya :
"Wahai Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala ?"
Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab :
"Bagaimana menurut kalian jika mereka(para suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa .?
Jawab para shahabat :"Ya, benar".
Beliau bersabda lagi :
"Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala !" .

5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih
Tujuan perkawinan di antaranya ialah untuk melestarikan dan mengembangkan bani Adam, Allah berfirman :
"Artinya :
Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki yang baik-baik.
Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?".

Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah.

Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan Islam yang benar.


Hikmah Perkahwinan :
• cara yang halal untuk menyalurkanm nafsu seks.

• Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman

• Memelihara kesucian diri

• Melaksanakan tuntutan syariat

• Menjaga keturunan

• Sebagai media pendidikan :

• Mewujudkan kerjasama dan tanggung jawab

• Dapat mengeratkan silaturahim


Tata Cara Perkawinan Dalam Islam

Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah yang Shahih (sesuai dengan pemahaman para Salafus Shalih -peny), secara singkat di sebutkan dan jelaskan di bawah ini :

1. Khitbah (Peminangan) Seorang muslim yang akan menikahi seorang muslimah hendaknya ia meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain (Muttafaq 'alaihi).

2. Aqad Nikah Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi :
a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b. Adanya Ijab Qabul.
a) Syarat ijab
• Pernikahan nikah hendaklah tepat
• Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
• Diucapkan oleh wali atau wakilnya
• Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah.
• Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan) Contoh bacaan Ijab : Wali/wakil Wali berkata kepada calon suami :
"Aku nikahkan/kahwinkan engkau dengan Delia binti Munif dengan mas kahwinnya/bayaran perkahwinannya sebanyak Rp. 300.000 tunai".


b) Syarat qabul
• Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
• Tiada perkataan sindiran
• Dilafazkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
• Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
• Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan)
• Menyebut nama calon isteri
• Tidak diselangi dengan perkataan lain Contoh sebuatan qabul(akan dilafazkan oleh calon suami):
"Aku terima nikah/perkahwinanku dengan Delia binti Munif dengan mas kahwinnya/bayaran perkahwinannya sebanyak Rp. 300.000 tunai" ATAU "Aku terima Delia binti Munif sebagai isteriku".

c. Adanya Mahar .
Mahar (atau diistilahkan dengan mas kawin) adalah hak seorang wanita yang harus dibayar oleh laki-laki yang akan menikahinya.
Mahar merupakan milik seorang isteri dan tidak boleh seorang pun mengambilnya, baik ayah maupun yang lainnya, kecuali dengan keridhaannya.

Allah Berfirman: "Dan berikanlah mahar(maskawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan."
. Jenis mahar
• Mahar misil : mahar yang dinilai berdasarkan mahar saudara perempuan yang telah berkahwin sebelumnya
• Mahar muthamma : mahar yang dinilai berdasarkan keadaan, kedudukan, atau ditentukan oleh perempuan atau walinya.

d. Adanya Wali.
Yang dikatakan wali adalah orang yang paling dekat dengan si wanita.
Dan orang paling berhak untuk menikahkan wanita merdeka adalah ayahnya, lalu kakeknya, dan seterusnya ke atas.
Boleh juga anaknya dan cucunya, kemudian saudara seayah seibu, kemudian saudara seayah, kemudian paman.

Ibnu Baththal rahimahullaah berkata, "Mereka (para ulama) ikhtilaf tentang wali.
Jumhur ulama di antaranya adalah Imam Malik, ats-Tsauri, al-Laits, Imam asy-Syafi'i, dan selainnya berkata, "Wali dalam pernikahan adalah 'ashabah (dari pihak bapak), sedangkan paman dari saudara ibu, ayahnya ibu, dan saudara-saudara dari pihak ibu tidak memiliki hak wali."

Syarat wali
• Islam, bukan kafir dan murtad
• Lelaki dan bukannya perempuan
• Baligh
• Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
• Bukan dalam ihram haji atau umrah
• Tidak fasik
• Tidak cacat akal fikiran, terlalu tua dan sebagainya
• Merdeka
• Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya

Jenis-jenis wali
• Wali mujbir: Wali dari bapa sendiri atau datuk sebelah bapa (bapa kepada bapa) mempunyai kuasa mewalikan perkahwinan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan persetujuannya atau tidak(sebaiknya perlu mendapatkan kerelaan calon isteri yang hendak dikahwinkan)

• Wali aqrab: Wali terdekat mengikut susunan yang layak dan berhak menjadi wali

• Wali ab'ad: Wali yang jauh sedikit mengikut susunan yang layak menjadi wali, jika ketiadaan wali aqrab berkenaan.
Wali ab'ad ini akan berpindah kepada wali ab'ad lain seterusnya mengikut susunan tersebut jika tiada yang terdekat lagi.

• Wali raja/hakim: Wali yang diberi kuasa atau ditauliahkan oleh pemerintah atau pihak berkuasa negeri kepada orang yang telah dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu

e. Adanya Saksi-saksi.
Syarat-syarat saksi
• Sekurang-kurangya dua orang
• Islam
• Berakal
• Baligh
• Lelaki
• Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul
• Boleh mendengar, melihat dan bercakap
• Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa kecil)
• Merdeka


3. Walimah Walimatul 'urusy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalam walimah hendaknya diundang orang-orang miskin.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu sejelek-jelek makanan.
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya :
Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang.
Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya" .


Sebab Haram Nikah
• Perempuan yang diharamkan menikah dengan lelaki disebabkan keturunannya (haram selamanya) dan ia dijelaskan dalam Al-Qur'an:
"Diharamkan kepada kamu mengahwini ibu kamu, anak kamu, adik-beradik kamu, emak saudara sebelah bapa, emak saudara sebelah ibu, anak saudara perempuan bagi adik-beradik lelaki, dan anak saudara perempuan bagi adik-beradik perempuan." :
o Ibu
o Nenek sebelah ibu mahupun bapa
o Anak perempuan & keturunannya
o Adik-beradik perempuan seibu sebapa atau sebapa atau seibu
o Anak perempuan kepada adik-beradik lelaki mahupun perempuan, iaitu semua anak saudara perempuan
o Emak saudara sebelah bapa (adik-beradik bapa)
o Emak saudara sebelah ibu (adik-beradikibu)

• Perempuan yang diharamkan menikah dengan lelaki disebabkan oleh susuan ialah :
o Ibu susuan
o Nenek dari sebelah ibu susuan
o Adik-beradik perempuan susuan
o Anak perempuan kepada adik-beradik susuan lelaki atau perempuan
o Emak saudara sebelah ibu susuan atau bapa susuan

• Perempuan mahram bagi lelaki karena persemendaan ialah :
o Ibu mertua dan ke atas
o Ibu tiri
o Nenek tiri
o Menantu perempuan
o Anak tiri perempuan dan keturunannya
o Adik ipar perempuan dan keturunannya
o Emak saudara kepada isteri

• Anak saudara perempuan kepada isteri dan keturunannya

Rumah tangga yang ideal menurut ajaran Islam adalah rumah tangga yang diliputi :
Sakinah (ketentraman jiwa),
Mawaddah (rasa cinta) dan
Rahmah (kasih sayang),

Allah berfirman :
"Artinya :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya.
Dan Dia (juga) telah menjadikan diantaramu (suami, istri) rasa cinta dan kasih sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir".

Dalam rumah tangga yang Islami, seorang suami dan istri harus saling memahami kekurangan dan kelebihannya, serta harus tahu pula hak dan kewajibannya serta memahami tugas dan fungsinya masing-masing yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Sehingga upaya untuk mewujudkan perkawinan dan rumah tangga yang mendapat keridla'an Allah dapat terealisir, akan tetapi mengingat kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan, sementara ujian dan cobaan selalu mengiringi kehidupan manusia, maka tidak jarang pasangan yang sedianya hidup tenang, tentram dan bahagia mendadak dilanda "kemelut" perselisihan dan percekcokan.


Wallahu a'alam bish shawab.

Cara Mengalahkan Dorongan nafsu dan Dosa

 Manusia baru dapat terhindar dari penyakit dosa dan kejahatan-kejahatan tatkala ia meyakini bahwa dosa dan kejahatan itu lebih berbahaya dan lebih memudhoratkan dari seorang pencuri, ular atau binatang buas lainnya dsb.
 
 Dan tatkala keperkasaan, keagungan serta wibawa Allah setiap saat menjadi pertimbangannya.
 


Cara Mengalahkan Dorongan nafsu dan Dosa

Manusia baru dapat terhindar dari penyakit dosa dan kejahatan-kejahatan tatkala ia meyakini bahwa dosa dan kejahatan itu lebih berbahaya dan lebih memudhoratkan dari seorang pencuri, ular atau binatang buas lainnya dsb.

Dan tatkala keperkasaan, keagungan serta wibawa Allah setiap saat menjadi pertimbangannya.

Dalam keseharian kita, terlihat nyata bahwa manusia dapat meninggalkan keinginan, kemauan, dan kehendak-kehendak hatinya.

Misalnya seorang yang sakit diabetes, dokter benar-benar melarangnya dari memakan makanan yang manis.

Maka orang itu, demi nyawanya, menyentuh makanan-makanan manis pun dia tidak mau.

Jadi demikian pula halnya keinginan rohani dan dorongan nafsu.

Jika keagungan dan keperkasaan Allah ta'ala telah tertanam di dalam kalbunya dengan benar, maka sikap tidak mentaati Allah akan dia rasakan lebih buruk dari memakan api dan lebih buruk dari maut.

Sekian banyak manusia mengetahui kekuasaan dan wibawa Allah ta'ala, dan sekian banyak dia meyakini bahwa mengingkari-Nya merupakan suatu hukuman yang berat, maka sebanyak itu pulalah akan menjauhi dosa, kemungkaran dan menjauhi sikap melawan hukum Allah.

Lihat sebagian orang mengalami "kematian" sebelum maut datang.

Apa yang di alami oleh para akhyaar, abdaal, dan quthub, apa yang terdapat pada diri mereka..?
Jawabannya adalah keyakinan itu tadi.

Pengetahuan yang penuh yakin serta qath'i, secara pasti dan secara fitrah memaksa seseorang untuk suatu hal tertentu.

Persangkaan mengenai Allah ta'ala tidaklah dapat mencukupi.
Keraguan tidak tidak dapt memberi manfaat.
Pengaruh telah ditanamkan hanya di dalam keyakinan.
Pengetahuan yang penuh keyakinan mengenai sifat-sifat Allah ta'ala, justru lebih banyak memberikan pengaruh dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan oleh halilintar yang sangat menakutkan.
Akibat pengaruh itulah orang-orang menundukkan kepala dan membungkuk.
Jadi seberapa banyak keyakinan yang dimiliki seseorang, sebanyak itu pulalah dia akan menghindari dosa.

Niat Kerja, Amanah Dan Istiqamah Memperkukuh Ibadah 


Niat Kerja, Amanah Dan Istiqamah Memperkukuh Ibadah

Niat menjadi sahnya sesuatu amalan ibadah baik yang fardu maupun sunah.
Tanpa niat sesuatu amalan itu tidak mendatangkan pahala di sisi Allah.
Begitu juga dengan pekerjaan seharian yang kita lakukan.
Untuk menjadikannya satu ibadah yang berpahala mesti di mulai dengan niat yang ikhlas karena Allah.
Dengan niat yang tulus ikhlas itu akan memantapkan seseorang untuk menjalankan kerjanya dengan bersungguh-sungguh dan yakin akan berhasil.

Sabda Nabi SAW yang bermaksud :
"Setiap amalan itu dengan niat." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, sesuatu pekerjaan yang akan kita laksanakan hendaklah didahului dengan niat karena Allah untuk mendapat keberkahan.
Nabi SAW juga pernah mengatakan yang Allah tidak melihat pada rupa dan harta kita, tetapi Allah melihat pada hati dan amalan yang kita lakukan.
Selain itu , kita juga perlu senantiasa menjalankan pekerjaan dengan integriti yang mantap.

Ciri-ciri beramanah, jujur dan senantiasa mematuhi segala etikanya menjadi tanda atas diterima Allah kerja kita sebagai amal ibadah di sisi-Nya .

Orang yang berniat ikhlas karena Allah sangat takut melakukan sesuatu penyelewengan ketika menjalankan tugas.

Orang sebegini tidak akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip agama.

Dia tahu apa yang sedang dikerjakannya dan itu diperhatikan Allah dan sudah tentu dia akan menyempurnakannya dengan baik dan jujur yang semestinya.

Apabila dia hendak melakukan yang bertentangan dengan kehendak agama, maka dia akan teringat bahawa Allah Maha Melihat dan dia merasa malu kepada-Nya.

Inilah ciri-ciri orang yang takut kepada Allah yang akan menjadi benteng paling ampuh menjalankan sesuatu kerja dengan dedikasi dan mengharapkan ridha Allah.

Tentunya mukmin seumpama itu akan dibukakan pintu rahmat dan diberikan keberhasilan dalam apapun pekerjaannya.

Orang mukmin yang berhasil dalam kerja buatnya akan senantiasa mengingati janjinya kepada Allah tatkala dalam sholat ketika membaca Iftitah yang bermaksud :
"Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku untuk Allah, Tuhan sekalian Alam." (Surah Al-An' Ayat 162 )

Inilah ayat yang kita ulangi dalam sholat dan mukmin yang menghayati akan makna di sebalik ayat ini, tentu sekali akur dan akan melakukan amal ibadah dan apa saja pekerjaan duniawinya dengan ikhlas, berintegriti dan komitmen dengan mengharapkan ganjaran pahala dan diluaskan pintu rezeki oleh Allah.

Satu perkara lagi yang menjadi prasyarat kepada keberhasilan dalam sesuatu pekerjaan ialah nilai istiqamah dan dedikasi yang tinggi.

Niat yang baik tetapi tidak bersungguh-sungguh dalam pengamalan pada dirinya itu tidak akan meninggalkan kesan positif.

Rasulullah SAW pernah memberitahu umatnya :
"Bahwa Allah mencintai seseorang yang apabila ia mengerjakan sesuatu kerja, ia melaksanakan dengan bersungguh-sungguh." (Hadis riwayat Abu Ya'la)

Memang sudah menjadi sunnah dalam kehidupan di dunia ini, Allah menetapkan keberhasilan sesuatu perkara hanya terhasil melalui usaha yang gigih, dedikasi dan secara terancang.

Istiqamah dalam Islam merangkumi skop yang universal dan ini termasuk dalam aspek melakukan sesuatu pekerjaan atau pelayanan.

Istiqamah dalam melakukan kerja ibarat kehidupan semut.

Semut dijadikan Allah berbentuk kecil saja, jauh beda dengan diri manusia.
Namun di sebaliknya ada pengetahuan yang bisa kita perhatikan sebagai pedoman hidup.

Allah jadikan sesuatu itu tidak sia-sia karena semua dapat diperhatikan dan dikaji dapat selidiki buat peringatan manusia.

Begitulah dengan kehidupan semut.

Coba kita renungkan dengan mendalam bagaimana semut mencari rezekinya.

Gigih semangatnya,tekun kerja usahanya
Tidak ada istilah malas dan berputus asa dalam kamus semut itu.

Semut juga hidup dengan sikap optimistik yang tinggi.

kalau kita bagaimana..?

Tidak ada rasa dengki, iri hati dan berkeluh kesah dalam menyelesaikan sesuatu kerja.

Semuanya dilaksanakan mengikut muafakat mantap dan masing-masing bekerja kuat untuk kemanfaatan bersama.

Itulah spektrum sosial dalam kehidupan semut.

Tidakkah semua elemen ini patut dicontoh oleh manusia?

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam seharusnya memiliki sikap istiqamah yang berintikan nilai dedikasi tinggi, rajin serta berusaha terus menerus demi terselesaikannya suatu kerja.

Ciri inilah yang berhasil mengangkat umat Islam terdahulu menjulang kejayaan dalam berbagai lapangan hidup.

Jangan risau dengan titik peluh yang keluar karena kerja kuat, karena setiap titik peluh, karena mencari rezeki yang halal itu sudah pasti dianugerahi ganjaran pahala oleh Allah dan segala hasil perolehannya mendatangkan keberkahan.

Inilah yang dinamakan kerja sebagai ibadah.

Jadi, amat malang kita melihat ada mukmin yang bersikap acuh tak acuh dalam kerja, melaksanakan kerja sambil lewat dan seakan-akan menunggu hari gaji saja.

Ini bukan standard piawai ciri sebagai pekerja Muslim yang sebenarnya.

Melaksanakan sesuatu tugas di depan bos saja juga jauh menepati kehendak agama karena melambangkan kepura-puraan dan bersalah dengan etika agama.

Oleh karena yang demikian, mukmin yang inginkan berhasil sebenarnya di dalam kehidupan bekerja semestinya menerapkan niat yang betul dan ikhlas karena Allah, senantiasa menjaga amanah yang dipertanggung jawabkan dengan semaksimum yang bisa dan beristiqamah tanpa putus asa dalam mencapai keberhasilan atas kerjanya.

Larangan Mementingkan Diri Sendiri.


Larangan Mementingkan Diri Sendiri.

Dari Abu Hurairah ra katanya;
bersabda Rasulullah SAW :
"Tiga macam orang bukan saja tidak akan mendapat layanan dan ampunan pada hari kiamat kelak, bahkan akan mendapat siksa yang pedih, yaitu :

Seorang yang mempunyai kelebihan air di tengah padang pasir, sedangkan ia tidak mahu memberikannya kepada orang yang kehausan,

Seorang yang menjajakan barang dagangannya sesudah lewat waktu Asyar sambil bersumpah dusta bahawa pokoknya sekian-sekian dan dipercayai oleh si pembeli

dan seorang lagi yang membai'at (sumpah setia) pemimpin hanya untuk maksud manfaat keduniaan; apabila kelak maksudnya tercapai, ia patuh dan jika tidak, ia mungkir (berpaling tadah)". (Muslim)

Jujur dan tulus adalah sifat yang datang dari dalam jiwa insan yang beriman.

Orang-orang yang selalu mementingkan dirinya tidak akan memikirkan kepentingan orang lain, sebaliknya mereka juga akan sanggup berbuat apa saja asalkan hajatnya tercapai.

Dalam hal ini, kehidupan kita bukanlah bersandarkan kehendak hawa nafsu tetapi ia perlu kepada semangat kecintaan dan kasih sayang yang mengesampingkan segala unsur peribadi yang menjadikan seseorang itu lupa diri dan lupa saudara.

Seharusnya apa saja yang dilakukan hendaklah bermula dari niat yang betul dan ikhlas.

Kedua-dua sifat tersebut menentukan sejauh manakah kita berpegang pada prinsip walaupun diakhirnya kita terpaksa berkorban.

Marilah kita saling bekerja sama dalam hal kebaikam. Jauhi permusuhan eratkan gotong royong membangun insan yang berkualitas bahagia di dunia hingga selamat di akhirat nanti, amin..

Jauhi Perasaan Dengki Dan Khianat


Jauhi Perasaan Dengki Dan Khianat

Sudah menjadi lumrah, ada sesetengah manusia yang merasa kurang senang apabila melihat kelebihan nikmat dikurniakan Allah kepada orang lain.

Untuk menghapuskan perasaan negatif itu, kita seharusnya mengikuti panduan yang telah digariskan oleh Nabi SAW.

Diceritakan kepada sahabatnya, Abu Zarr Al-Ghifari, katanya Nabi SAW pernah suatu hari berpesan kepadanya: "Lihatlah kepada orang yang berada di bawah mu dan jangan melihat orang yang berada di atas mu karena yang demikian lebih patut supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadamu." (Hadis riwayat Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)

Ini satu panduan terbaik buat kita menelusuri kehidupan di dunia dengan tidak menyimpan perasaan hasad dengki dan iri hati terhadap orang lain.

Memang benar, ada manusia diberikan nikmat kurniaan dalam bentuk limpahan kekayaan kebendaan ataupun anak yang ramai.

Dalam hal pemilikan harta kekayaan dunia, seharusnya kita meneliti bagaimana orang itu mendapat hasilnya.

Mungkin karena kecekapan dan kegigihan usaha penuh dedikasi sehingga memperoleh nikmat Allah itu.

Kita fikir dan renunglah sebagai iktibar supaya turut sama bisa berusaha gigih.

Kita dilarang keras melakukan sebarang pengkhianatan ataupun perbuatan sabotase terhadap usaha dan perolehan mereka.

Cobalah kita membawa mata hati berfikir dan melihat kepayahan hidup orang lain yang lebih rendah dari pada kita.

Sudah tentu pada ketika itu kita berasa sangat bersyukur karena berada dalam keadaan lebih baik.

Ini sebenarnya inti pati hadis Nabi SAW yang mengajak seluruh umatnya bersyukur atas segala nikmat dimiliki dan tidak melihat kepada golongan yang sudah kaya dan mewah hidupnya sehingga terkocak dalam hati rasa dengki.

Rasulullah SAW meminta kita senantiasa bersikap syukur atas nikmat diberikan Allah dan bersifat qanaah, yaitu merasa cukup atas kurniaan Allah.

Sabda Nabi SAW yang bermaksud: "Sesungguhnya sangat beruntunglah orang yang memeluk Islam, diberikan rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya merasa puas terhadap apa yang Dia berikan kepadanya." (Hadis riwayat Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Namun, dalam aspek ibadah, kita harus melihat kepada orang yang lebih baik daripada kita.

Jika ada kalangan sahabat atau ahli masyarakat yang hebat amal ibadat wajib mahupun sunat, perlu dijadikan ikutan supaya kita juga tergolong dalam kategori mukmin soleh dan kuat beribadah.

Ingat pesanan Allah yang bermaksud: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak daripada sebahagian yang lain. Karena bagi orang lelaki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan dan bagi wanita pun ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan." (Surah An-Nisa' : Ayat 32)

Selain itu, perbuatan berdengki dengan nikmat dimiliki orang lain akan membawa kepada kemurkaan Allah dan menyebabkan si pelaku hilang pahala segala amalnya.

Oleh karena itu, kita sewajarnya mendidik hati supaya bersih daripada tompokan rasa dengki.